50 : sacrifice 🚨

2.2K 88 26
                                    

Kulit bertemu kulit, dapat mereka rasakan langsung kulit dingin sunoo. Tentu saja karena mereka memeluk sunoo dalam keadaan tanpa sehelai benangpun. Sunoo nyata, mereka sekarang dapat menyentuh langsung kulit selembut salju itu.

"Bisakah kita keluar dulu dari dalam air ini, jika seperti ini aku benaran akan tenggelam" sunoo mengatakan itu karena benaran marasa dirinya seperti tenggelam.

Mendengar suara sunoo, mereka melepaskan pelukan itu, menatap sekali lagi wajah cantik itu yg seolah bercahaya karena bias air dari telaga. Niki yg paling dekat dengan sunoo langsung mengangkat tubuh mungil itu, sunoo yg terkejut tubuhnya di angkat replek mengalungkan tangannya di leher niki berpegangan.

"Tunggu... Tunggu dulu.. aku tidak memakai apapun.." sunoo memberontak dan menepuk dada niki untuk di turunkan. Niki yg mendengar itu hanya tersenyum miring begitupun dengan yg lainnya.

"Niki... Biarkan aku naik dulu dan memasang bajuku.. kalian bisa berbalik sebentar" sunoo masih menepuk-nepuk bahu niki minta untuk di turunkan

"Diamlah sunoo, kita juga sudah melihat semuanya" jake bersuara

Sunoo yg mendengar itu benaran merasa malu, maka sunoo hanya menutup bibirnya rapat-rapat menyembunyikan wajahnya di ceruk leher niki. Sunoo merasa tubuhnya di turunkan di rerumputan, kulit nya bersentuhan langsung dengan rerumputan. Rumputnya tidak kotor sama sekali, bahkan rumputnya terasa lembut saat menyentuh kulit. Tempat ini ntah berada dimana. Rasanya seperti berada di dimensi lain. Sunoo menunduk mencoba menutupi tubuhnya dengan tangan. Sunoo sadar sekarang dirinya ditatap dengan begitu intens seolah seperti di telanjangi, dan sunoo memang sedang telanjang sekarang.

Mereka semua terdiam melihat keindahan ini, Sunoo selalu berhasil membuat waktu mereka seakan berhenti. Kulit basah itu nampak mengkilat bercahaya karena sinar bulan. Sinar bulan warna merah di atas sana membuat tubuh sunoo nampak begitu erotis. Angin berhembus menerbangkan aroma mawar-mawar yg tumbuh di sini. Aroma sunoo seperti bercampur dengan tempat ini. Tempat ini memang beraroma seperti sunoo. Memabukan sekali. Mata enam iblis itu seketika langsung berubah merah terbakar gairah. Sunoo yg nampak malu-malu benar-benar membangunkan sisi iblis mereka.

"Berhenti menatapku seperti itu.." sunoo mencicit semakin menunduk, sudah lama sekali sunoo tidak merasakan rasa malu yg seperti ini, gugup yg seperti ini.

"Mendongaklah sunoo, kami ingin melihat wajah cantikmu itu..."
Sunoo menggigit bibirnya mendengar itu. Meski ragu-ragu sunoo akhirnya mendongak. Pupil mata bak rubah itu kembali membesar beberapa detik, bagaimana tidak. mereka semua tidak mengenakan apapun. Sunoo melihat semuanya dengan begitu jelas. Sunoo dapat melihat enam iblis itu memandangnya dengan begitu damba, mata merah itu dikabuti nafsu dan sunoo juga tau alarm di kepalanya berbunyi nyaring bahwa sebentar lagi enam iblis itu akan membakarnya dengan begitu panas. Enam iblis itu akan membakar sunoo dengan api gairah yg begitu membara.

"Izinkan kami menyentuhmu sunoo, biarkan semua rindu itu melebur...".

"Iblis ini menginginkan sentuhan intim darimu sunoo...".

"Malam ini kami ingin mendengar suaramu meneriakkan nama kami sunoo, malam ini biarkan kita tenggelam dalam keabadian..".

"Iblis ini mendambakan surgamu sunoo. Kamu adalah surga itu sendiri... Kami sudah terlalu lama di neraka Izinkan iblis ini merasakan nikmatnya surgamu sunoo".

Kalimat-kalimat rayuan itu menyapa pendengaran sunoo, muslihat iblis. Hingga malaikat seperti sunoo pun akhirnya terbuai. Mendengar itu sunoo menunduk, semakin kuat menggigit bibir bawahnya.
"Tapi itu terlalu besar". Sunoo mengatakan itu pelan sekali. Sunoo sungguhan. Itu jauh lebih besar dari yg terakhir kali sunoo ingat. Meski mereka melakukannya beratus-ratus tahun yg lalu sunoo yakin milik mereka lebih besar dari dulu. Melihat ukurannya sunoo susah payah meneguk ludah jika dia bisa berkeringat mungkin sunoo sudah berkeringat dingin sekarang.

Nightmare | Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang