46 : tetangga baru

1K 95 47
                                    

Apa iblis tidak mengerti bahasa manusia?. Sepertinya memang tidak. Satu hari, sunoo hanya menjalani hari normalnya satu hari. Sunoo kira setelah waktu dini hari itu, setelah sunoo mengatakan bahwa semuanya sudah selesai. sunoo pikir dia tidak akan pernah lagi berhubungan dengan iblis-iblis itu. Satu hari itu sunoo seolah sudah bisa bernafas dengan lega. Mungkin karena sunoo memang tidak bernafas lagi makanya kata bernafas dengan lega tidak akan pernah sunoo rasakan.
Sunoo mengatakan mari jalani hidup masing-masing. Kurang jelas apa lagi kalimat itu. Namun apa yg sunoo temukan pagi ini, membuat sunoo yakin memang benar iblis tidak mengerti bahasa manusia.

Pagi tadi sunoo menyapu dihalaman rumahnya ketika sunoo dikejutkan dengan kehadiran enam iblis itu, mereka memperhatikan sunoo yg sedang menyapu dari teras rumah sebelah. Rumah sebelah?. Benar. Rumah sebelah.
Sunoo bahkan tidak sempat membuka mulutnya, ketika mereka dengan ringannya menyapa sunoo dengan kalimat.

"Mohon bantuannya sebagai tetangga baru"
Mereka melambaikan tangan dan tersenyum persis seperti tetangga baru yg ramah.

Sunoo kehilangan kata-kata melihat rumah sebelahnya yg memang dari awal sudah kosong kini sudah ada yg menempati. Dan yg menempatinya adalah enam iblis itu. Di kompleks ini dua rumah berdempetan, jadi yaa sekarang rumah sunoo dan rumah iblis itu benar-benar berdekatan saking dekatnya seperti yg sunoo bilang tadi, saat sunoo menyapu bahkan iblis-iblis itu dengan leluasa melihat sunoo menyapu dari teras rumahnya. Begitupun halaman belakang.
Jadi sekarang sunoo akan bertemu mereka setiap hari lagi? Sebagai tetangga?...
Sunoo ingin berteriak dengan kencang sekarang. Bisa-bisanya.



Sunoo menyiapkan sarapan di meja makan, seperti biasa daging mentah, darah. Hidangan serba merah dan mengkilap. Harua dan jo juga sudah siap karena sepertinya mereka ada kelas pagi.

"Rua melihat rumah sebelah sudah ada yg menempati" harua masih fokus dengan mengiris daging mentahnya

Sunoo yg mendengar itu hanya berdehem saja, bingung juga mau menjawab apa.

"Tapi tadi saat harua pagi-pagi merenggangkan badan di balkon, harua melihat tetangga baru itu mirip iblis jelek" harua tertawa saat mengatakannya

Sunoo menghentikan kunyahan ntah kenapa daging ini rasanya tiba-tiba terasa keras, sunoo yakin harua pasti juga tidak akan menyangka bahkan tidak pernah terpikirkan olehnya bahwa tetangga baru itu memang enam iblis itu. Iblis jelekk, harua memanggil mereka iblis jelekk dan sunoo sebenarnya ingin tertawa saat mendengar itu. Mungkin hanya harua satu-satunya makhluk yg menganggap enak iblis itu jelek. Kalau bagi sunoo bagaimana? Mereka itu jelek atau tampan? Sudah pasti tam... Sunoo menggeleng. Lupakan!!!.

"Mother harua salah lihat kan?" Harua menaikkan alisnya melihat mothernya

Sunoo yg melihat itu hanya bisa memandang dengan tatapan meringis

"Tidak mungkin..." Harua tertawa tidak enak

Sunoo lagi-lagi hanya menutup rapat mulutnya, jo juga diam saja tetap makan makanannya tanpa ikut campur.

"Iblis-iblis jelek itu jadi tetangga kita sekarang?" Harua menatap dengan horor

"Sepertinya begitu" setelah mengatakan itu sunoo meneguk darah dalam gelasnya

Jo menghembuskan nafasnya, rumah mereka kan sudah jo bakar, sudah jelas mereka akan mencari rumah baru tapi tidak harus di sebelah rumahnya juga. Jo memandang mothernya, sepertinya mulai sekarang dia harus siaga 24 jam menjaga mothernya agar iblis-iblis jelek itu tidak mencari kesempatan dalam kesempitan dengan mothernya. Tentu jo setuju dengan harua kalau iblis-iblis itu memang jelek.

Setelah mendengar mothernya mengatakan sepertinya begitu. Harua sukses tersedak darah yg dia minum.

Sunoo yg melihat itu mengelus punggung belakang anaknya.
"Rua pelan-pelan"

Nightmare || Kim.SunooTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang