Bab13

254 12 0
                                    

"Makasih Al udah anterin pulang,dan Makasih juga Lo udah ajak gue jalan jalan hari ini"ucap Aruna berterimakasih

"sama-sama gue pulang dulu"ujar Al sembari meninggalkan wanita tersebut di depan rumahnya.

Aruna yang melihat Al sudah mulai menjauh dari pandangan mata nya tersebut, memutuskan untuk langsung masuk ke halaman rumahnya tersebut,ia yakin mama nya akan marah besar karna Aruna keluar rumah tanpa sepengetahuan mamahnya.

Langkah kali Aruna terhenti saat ia merasakan dadanya begitu sesak.

Tes,tes,tes

Satu tetes,dua tetes hingga beberapa kali tetes Daras berhasil mengalir deras keluar dari lubang hidungnya.Darah nya terus mengalir deras dari kedua lubang hidung nya,dengan cepat Aruna langsung meyumpal hidungnya dengan tisu yang ada di tasnya.setelah Aruna rasa sudah cukup membaik ia melanjutkan langkahnya lagi menuju dalam rumah.

Plak!

"Hebat yah kamu keluar rumah tanpa seijin saya!" sentak Megan

"kenapa kamu itu bisa nya hanya kelayapan saja !"

"Maaf mah,tadi Aruna lupa ngabarin"ucap Aruna sembari menunduk

"sini kamu anak kurang ajar!"

Aruna hanya bisa diam ketika sang mama terus  menyeretnya dan menghempaskan tubuhnya di atas dinginnya lantai.Aruna menatap kamar tersebut,kamar sang ayah yang sudah lama tak di pakai.kamar ini juga menjadi saksi bisu jika ia juga pernah di siksa mamahnya dan di kurung berhari-hari lamanya.

Aruna tersenyum getir saat kenangan itu akan kembali lagi terulang sekarang ,bahkan ia juga tidak tahu sudah berapa banyak luka yang tercipta di setiap bagian inci tubuhnya selama ini.

"kamu itu bisa tidak sih kamu sehari saja tidak melanggar aturan yang saya buat !"Megan berteriak murka sembari jari telunjuknya mengarah kepada Aruna.

"Mah! aku juga butuh kebebasan kaya kak alna!apa salah aku mah!"

Megan meludah kesamping, tatapannya semakin tajam ia tunjukkan kepada Aruna,lalu kedua kaki nya kembali berjalan dan menghampiri Aruna yang terduduk di atas lantai.

Megan mendekatkan wajahnya kepada Aruna,meraih rahang anak tersebut lalu mencengkramnya erat.

Megan makin terus mencengkram rahang anaknya Tersebut " SALAH KAMU KARNA SUDAH MEMBUNUH SUAMI SAYA!KAMU MEMBUAT SUAMI SAYA PERGI UNTUK SELAMA-LAMANYA !ITU SEMUA KARNA KAMU ANAK SIALAN!"

Alasan tersebut keluar dari mulut Megan,dan seharusnya Aruna tidak menanyakan hal tersebut jika dirinya tidak ingin sakit hati.

Tanpa takut Aruna balik menatap sang mama"itu semua bukan salah Aruna mah!! Aruna juga gak mau ayah pergi!! kalaupun waktu bisa diputar kembali,lebih baik Aruna yang kecelakaan daripada ayah!"

Megan malah di buat tertawa olehnya,tangan wanita itu sontak tak lagi mencengkram rahang Aruna,ia menghempaskan wajah anak nya begitu saja, sehingga membuat kepala Aruna menoleh kesamping.

"Kamu mau gantiin posisi ayah kamu?itu yang kamu mau? "tanya Megan menatap.

"baik kalau begitu "

Aruna mundur kebelakang,saat melihat Megan meraih sapu panjang dari sudut ruangan.Aruna menelan ludahnya dalam, mamahnya emang tidak pernah main main atas ucapannya.

Dan Aruna tahu jika ia akan kembali terjatuh kedalam lubang yang begitu dalam,lubang yang suatu saat bisa melenyapkannya.

"kali ini mama gak main main Aruna ! kamu sudah buat mama murka !"

Sebelum itu Aruna menatap mamahnya.Megan lekas mengangkat sapu panjang itu tinggi-tinggi,Aruna mulai memejamkan matanya.

'yah, apakah kali ini Aruna bisa selamat dari mama?'

'yah,maafin Aruna.jika saja dulu Aruna tidak maksa ayah untuk menjemput Aruna , mungkin ayah masih ada disini '

BUGH!

Aruna berjengkit saat sebuah sapu panjang itu mengenai kakinya, rasanya begitu sakit.

"KAMU HARUS DIKASIH PELAJARAN!KARNA KAMU SAYA HARUS KEHILANGAN SUAMI SAYA !"

BUGH!

BUGH!

Aruna berjengkit lagi saat sapu panjang tersebut bergantian mengenai paha dan Lengannya,rasanya bener bener sakit.

"KENAPA BUKAN KAMU SAJA YANG MATI!SAYA MUAK DENGAN KAMU!"

BUGH!

BUGH!

"AHK!"

pukulan bertubi-tubi pada tubuhnya membuat Aruna memekik keras,rasanya sungguh sakit, Sampai tubuhnya kini meringkuk di atas dinginnya lantai.

"k-kenapa ma? k-kenapa mama Setega ini meyiksa Aruna,Aruna juga kehidupan nya i-ingin seperti kak alna"ucap Aruna meskipun terputus-putus.

"kamu tanya kenapa?"Megan mendekati wajah Aruna kehadapannya."KARNA KAMU PEMBAWA SIAL!KAMU TIDAK PANTAS DI PERLAKUKAN SEPERTI ALNA!KARNA KAMU PEMBUNUH SUAMI SAYA ! MATI SAJA KAMU !!"

BUGH!

"akh"

BUGH!

BUGH!

"mah, sakit u-udah mah" ucap Aruna lemas.Namun Megan mengabaikan ucapan tersebut

BUGH!

BUGH!

BUGH!

seperti seseorang kesetanan,Megan terus menerus meluapkan emosinya, melayangkan sapu panjang tersebut hingga patah,ia terus memukul Aruna di segala inci tubuhnya ,memukul Aruna tanpa henti dan ampun.hati nurani sebagai seorang ibu entah kemana.

Aruna,anak itu terus memekik kesakitan saat mamahnya tanpa henti memukul nya, semuanya terasa begitu sakit,sakit sekali sampai-sampai ia tak mampu lagi untuk bergerak selain hanya meringkuk.

Brak!

Megan melempar sapu tersebut ke sembarang arah, napasnya terengah-engah, keringat nya bercucuran penampilannya juga terlihat berantakan.

Megan beralih menghampiri kembali Aruna yang sudah bergetar dan meringkuk tak jauh darinya, tangannya yang bebas kembali bergerak,dan kali ini menyelipkan jarinya di antara helaian rambut hitam milik Aruna- lalu menarik paksa.

Wajah Aruna yang penuh keringat,serta pucat terlihat jelas di mata Megan,akan tetapi hal itu sama sekali tak membuat Megan merasa iba atau sekedar memeluk Aruna lalu meminta maaf,ia malah menampilkan senyuman sinis kepada Aruna.

"ini akibat kamu tidak mengikuti peraturan saja!"tungkasnya lalu lekas menghempaskan kepala Aruna begitu saja.

Megan mulai berdiri,matanya masih menatap Aruna yang meringkuk dibawah sana,"mama akan kurung kamu disini tapi karena kamu Hari Senin sekolah mama akan buka kan kunci kamar ini besok,dan ingat kamu tidak boleh bicara apapun soal ini !"

itulah perkataan Megan yang mampu Aruna tangkap,sebelum ia mendengar langkah kaki yang menjauh lalu disusul oleh suara pintu yang tertutup dan terkunci diluar.

Disana Aruna bergerak menyeret tubuhnya dan meringkuk di pojok ruangan Aruna memeluk tubuh nya sendiri.

Hari ini adalah hari dimana ia terluka kembali, terluka karna mamanya sendiri, padahal tadi siang gadis tersebut masih bisa tertawa dan mereka bahagia kenapa bahagia itu hanya sesaat saja ?.

Tubuh Aruna bergetar hebat dan rasa sakit di setiap inci tubuhnya mulai menjalar.

"ayah,tubuh Aruna sakit,hati Aruna juga sakit"

Entah sampai kapan Aruna berada di dalam takdir yang meyakitkan ini, mungkin Sampai ia mati .



ALRUNA & TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang