Bab 16

233 12 0
                                    

"Aden?"

Al menatap pintu kamarnya, terlihat wanita paruh baya datang dengan nampan di tangan nya lalu meletakkannya di nakas,

ia mencoba bangkit dari tidurnya hendak senderan di kepala ranjang,tapi badannya masih terasa sangat sakit untuk bergerak.Dengan cekatan bi Marni membantu dari anak majikannya tersebut.

"eh,Aden mau duduk senderan? pelan pelan atuh den"ucap Bi Marni

"Argh,sst" desis Al saat bi Marni tak sengaja menekan punggung.

bi Marni kaget"Eh,aduh maaf den,bibi gak sengaja'' bi Marni mengangkat jari telunjuk dan jadi Tengahnya,tanda peace

Bukan nya marah,Al malah menertawakan tingkah laku art nya tersebut.

"santai aja bi,tadi cuman agak sakit sedikit"Al terkekeh dengan ucapannya.

"iya,maaf yah den,bibi beneran deh nggak sengaja " ucap Bi Marni ketakutan , takut anak majikannya tersebut marah.

Al yang melihat itupun malah semangkin tertawa dengan raut wajah bi Marni,"udah nggak apa apa bi,bibi bawa makanan yah? pas banget Al lagi laper bi"

bi Marni dengan cekatan mengambil piring yang berisikan nasi,sayur dan lauk pauk lalu duduk di pinggir kasur milik Al.

"aaa den"

Al menggelengkan kepalanya karna ia melihat disendok yang bi Marni sodorkan padanya ada sayurannya, entah sayur apa itu Al tidak tahu.

"Al nggak mau bi ,ada sayurannya"

"aduh gimana sih den,sayur itu bagus buat kesehatan badan"

"tapi pahit bi"

"enggak den, makanya coba dulu,kalau bibi yang masak di jamin 💯 nggak bakal pahit" ucap Bi Marni meyakinkan Al agar ia mau makan sayur

Dengan keraguan di dalam hati Al, akhirnya ia memberanikan diri untuk membuat mulutnya,dan mulai mengunyah dengan sangat sangat ragu.

"Enak bi,ini sayur apa?"

Bi Marni yang mendengar itupun tersenyum "tumis kangkung,den"

Al mengangguk-ngangguk dan menyuruh Bu Marni untuk menyuapi nya lagi," besok bikinin lagi yah bi"

"siap den"

"yaudah den bibi beres beres rumah dulu,Aden istirahat aja dulu siapa tau  besok bisa sekolah" ucap Bi Marni pergi meninggalkan Al di kamarnya

"iya bi"

***
Sementara di lain tempat terlihat seorang gadis yang seperti nya baru pulang sekolah berjalan sendirian.

Entah kemana kaki Aruna melangkah,entah Siapa yang mau meminjam bahu  untuknya bersandar, Entah siapa dapat dengan tulus mendengar sesak yang terlalu lama terendap,ia berjalan ke arah sebuah makam sosok yang lama ia rindukan.

Aruna menjatuhkan tubuh nya di atas makam sang ayah,menunduk dalam, dengan tangan yang mencengkram erat batu nisan.Dan untuk kesekian kalinya bahu itu kembali bergetar,Tak ada rasa tahu apa yang kini Aruna rasakan.

"ayah"  gumamnya lirih hampir tak terdengar, rasanya begitu sesak ketika bibir itu memanggil sosok pria yang kini benar-benar tak ada wujudnya.

"ayah... ini Aruna,udah lama Aruna gak kesini, maafin aruna yah"

"Aruna butuh ayah,Aruna butuh pelukan ayah"

Aruna merancau,seakan mengeluarkan rasa rindunya kepada sang ayah yang sudah lama tertidur di dalam sana, bertahun-tahun hidup tanpa kasih sayang dari seorang ayah, bertahun-tahun pula hidup nya di ambang kebencian sang mama dan Kaka.

jiwa Aruna terombang -ambing ,seakan semesta terlalu asyik mengajaknya bercanda.

Tanpa tahu ia juga manusia, dimana ia akan lelah dengan semuanya.

"kenapa hidup Aruna kaya gini yah?kenapa rasanya sesusah itu untuk sekedar bahagia?kenapa yah? kenapa hidup itu nggak adil sama Aruna ?"

"ayah,Aruna Disini capek, pasti ayah sedihkan liat keadaan Aruna begini yang di penuhi banyak luka,mamar dan rapuh,tapi lebih sakit hati Aruna yah,Aruna selalu menerima kata-kata pembunuh ,karna Aruna yang udah buat ayah gak ada"

"Aruna disini sakit yah, sangat sakit, hingga Aruna lupa bagaimana caranya buat bahagia,"

Deraian air mata,tangis pilu yang terus-menerus mengoyak kan hati dan jiwa,rasa sakit yang selama ini menghujam tanpa setitikpun memberi asa untuknya merasa apa itu bahagia.

benarkah jika semesta begitu jahat kepadanya?
benarkah tak akan pernah ada akhir bahagia nantinya?

Kepala Aruna terjatuh di atas  tanah makam, menumpahkan air matanya bersama dengan rintihan hujan yang semakin lama semakin lebat seakan ikut menemaninya dalam keterpurukan yang tak pernah ada ujungnya.

Aruna membiarkan baju sekolah nya basah, membiarkan tubuhnya di guyur oleh hujan dan di terpa oleh jahat nya angin.disini Aruna melawan trauma nya dengan hujan.

Penyebab Aruna trauma adalah saat itu hujan sangat lebat dan di sertai petir, seperti sekarang ini.kalau saja saat itu ia  tidak meminta untuk ayah nya menjemput nya kesekolah mungkin saat ini ayah nya tersebut masih ada,ayah Aruna kecelakaan di dapan mata Aruna yang saat itu hendak menaiki mobil tapi tiba-tiba dari arah berlawanan terlihat truk dengan kecepatan tinggi dan menabrak mobil tersebut,ayah Aruna yang sudah melihat itu dari kejauhan sontak mendorong Aruna jauh agar ia tidak jadi masuk kedalam mobil.itulah sebab mengapa mama dan Kaka nya membenci dirinya karena ulah dia membuat ayah nya pergi untuk selamanya.Aruna yang hidup sekarang ini selalu dikatakan sebagai pembunuh dan beban bagi orang lain.

"yah,bawa Aruna pergi sama ayah,bawa Aruna pada kebahagiaan yang kekal"

"apa tuhan marah kalau Aruna menyerah?"

"dunia ini jahat yah untuk Aruna"

"sakit yah"

***

Al menatap kamarnya yang sudah seperti kapal pecah dan sudah di pastikan pelakunya adalah temen temennya

"Ah sial badan gue sakit sakit semua"keluhnya saat Al tak sengaja menggerakkan badan nya

"jadi Lo beneran cuman gak sengaja nabrak kang siomay terus dia minta ganti rugi?tapi ko memar memar Lo nambah si Al "ujar Kenzie

Baskara mengangguk"iya anjirr aneh banget , padahal waktu lo ribut sama Alister nggak lama deh abis itu datang polisi kan?"

"atau jangan -jangan Lo di gebukin bokap Lo lagi yah Al ?" tanya Kenzie yang Sendari tadi curiga dengan Al karna ia hanya diam.

Kenzie menatap Al tanpa arti lalu menghela nafas "diem berarti iya"

" Lo di gebukin om Cakra?"tanya baskara karna Al tak kunjung menjadi

Al menatap baskara dan Kenzie "dah lah kejadiannya juga udah lewat"ujarnya

"cepet ceritain kronologi nya Al,kalau Lo nggak mau cerita gue bakal nanya langsung ke om Cakra pilih mana " ujar baskara mengancam

Al memutar bola matanya melas pada baskara,lalu berdehem " jadi begini..."

Kenzie dan baskara pun serius mendengar cerita dari Al.

"Anj- maaf om Cakra"baskara ingin mengumpat tapi tidak jadi karena beliau orang tua

"tapi tulang punggung Lo aman kan?nggak patah atau apa gitu ?" tanya Kenzie bertubi tubi

Al menggelang kan kepala"nggak,gue gak kenapa -kenapa cuman sedikit sakit nih."

" besok Lo bakal sekolah kaga" tanya Kenzie

"enggak lah gila,ya kali gue sekolah ,buat jalan aja masih sakit" tungkasnya

"Heh ege Lo lupa yah besok tu libur " ucap baskara menoyor kepala kenzie, seperti nya Teman satu pelupa.

"Ngapain besok libur kan bukan tanggal merah " tanya Al

"Tadi sih kata Bu Desi besok itu guru guru nya Rapat,buat ngmongin olimpiade apa gitu gue kaga tau " jawab baskara

"Ouh yaudah Sana Kalian pulang udah sore ini," usirnya

"Yaudah gue sama baskara balik dulu cepet sumbuh Lo " ucap Kenzie sembari meninggalkan Al

ALRUNA & TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang