Bab 80

91 8 0
                                    

Perjalanan dihentikan ketika langit membentuk gumpalan hitam yang mengarah kemanapun mereka pergi. kabut tebal turun perlahan dari berbagai arah, semakin lama semakin mengisi jarak pandang sehingga tidak terjadi dari dua meter.Asap berwarna putih itu mengepung mereka di posisi duduknya, persamaan dengan udara dingin yang menusuk sampai tulang.

Hampir 15 menit para kumpulan pemuda itu berdiskusi terkait akan Berapa lama mereka beristirahat, mengingat hari yang semakin gelap dan tubuh yang semakin letih. tenggorokan kering bagikan padang pasir, perut ramai bagaikan kehidupan pasar. beruntungnya mereka masih bisa sabar, tidak melemparkan diri ke jurang yang ada di dekat mereka.

Mufakat ditentukan, mereka memutuskan akan dapat istirahat di sini sampai hujan sedikit reda, Tanah datar yang mereka tapaki saat ini terdiri memang sempit dan penuh batu, jadi harus naik lagi ke atas.Disana ada dua tanah membentuk tangga, Baskara bilang tanah atas untuk tenda laki-laki dan tanah bawah untuk perempuan.

Kenzie menganggukkan kepalanya sebelum berkata,"Oke kalau gitu,sebelum hujan makin deras.Kita bikin tenda dulu.Buat Lo sama Al tunggu disini aja"Sebab Kenzie tahu,berat beban yang Al dan baskara bawa tidak sebanding dengan berat carier Meraka, tenaga dan keringat yang mereka keluarkan sudah pasti lebih banyak.

di sana mereka bergerak naik ke tempat untuk menyampaikan tugas, Al telah mensoluncurkan kakinya di posisi, melirik sekilas ke arah Arion yang dia sandarkan ke pohon.Al sudah menganggap jika aryon hanyalah dengan bersembunyi di balik pohon Karena kelelahan dengan perjalanan ini, Al ikut menyederhanakan punggungnya, lagi itu pun turut memejamkan mata . Curi-curi waktu untuk istirahat sampai tenda selesai didirikan.

"mau hujan gede deh, gelap banget padahal masih siang"Celetuk Bianca di tengah-tengah membangun tenda, sepasang netra itu mendongak was-was dengan setengah pandangannya yang tertutup daun pepohonan yang lebat.

"Baguslah, biar kita punya stok lebih buat air minum"sahut Dinda

Natasya ikut menimbrum "tapi jangan terlalu besar, takut"

Namun sepertinya ,semesta tidak mau mendengar keinginan gadis itu, maka dalam satu hentakan hujan jatuh mengeroyok tanpa aba-aba seperti dihidupkan oleh tombol otomatis, tangisan alam itu berpacu deras menyalip suara mereka yang riuh tak jelas kedengaran.

Ctar!

Sambaran petir mulai menampakkan wujudnya yang mengerikan, membuat Natasha berjongkok sambil menutup telinganya kuat-kuat.Gadis itu menderita astraphobia dan tidak ada yang tahu jika suhu tubuhnya sudah bergetar dan dingin bukan main. beruntungnya air matanya bercampur dengan air hujan jadi tidak ada yang menyadari ketakutannya.

"Woy! bantuin cewek-cewek!"Titah Al kepada Alister dan Kenzie

Baru saja mereka berdiri, ledakan Guntur kembali berhasil menggetarkan tanah yang mereka injak.Rasa-rasanya Guntur itu seperti di atas ubun-ubun Meraka.Di Langit sana seperti sedang berperang, Guntur dan petir saling bersahutan untuk mendapatkan posisi yang paling hebat Membawa getar ketakutan manusiawi untuk mereka yang berada di kolong langit.

Rupanya, ketakutan mereka tidak berarti apa-apa, angin kencang justru datang menyerang mereka tiba-tiba.Tenda-tenda bergoyang nyaris terbang jika tidak dipegang kuat-kuat, serpihan rintik hujan menusuk mata sampai terasa perih.Beberapa orang sudah berdzikir mengingat tuhan, tapi yang dirasa pada itu malah semakin beraksi ganas, mengembangkan beberapa pohon yang ada di sekitar mereka.

Keadaan kini sudah sangat-sangat kacau menakutkan.

Al langsung berdiri, meski berkali-kali dia hampir terbawa angin,"Yang dibawah aman!"

sama sekali tidak ada yang menyahut, suara terbawa angin dan kalah oleh ke gemercik hujan yang sangat dahsyat.

"Kita samperin Al" pekik baskara kepada Al

ALRUNA & TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang