Bab 54

109 9 0
                                    

Malam ini memang sedikit berbeda dengan malam malam sebelumnya,malam ini Aruna merasa sangat gelisah,dan pikiran nya sedang tidak baik baik saja ditambah lagi kejadian tadi siang dan tadi sore yang membuat Aruna semangkin bingung harus berbuat apa.Aruna kini hanya bolak-balik kamar saja sambil menggigit kuku jarinya.

Aruna pun berjalan menuju kasur tempat beristirahat nya,ada sesuatu benda tajam yang selalu ia sembunyikan di balik kasur yang selalu ia tiduri.Sebuah cater yang selalu menjadi andalan Aruna ketika dirinya merasa sedang tidak baik-baik saja.

Aruna memandang cater di tangannya tersebut, perlahan ia menggoreskan pada pergelangan tangannya sendiri, hingga kini darah segar mulai mengalir begitu saja di pergelangan tangannya.Namun sosok Aruna tak sedikitpun merasa sakit ketika benda tajam itu menggores tangannya sendiri.

Disaat bersaman darah segar mengalir dari hidung Aruna.aruna yang menyadari itu pun segera mendongakan kepala keatas,dengan cepat Aruna segera mencari tisu di kamar nya.saat Aruna menemukan tisu tersebut buru buru ia meyumpal hidungnya agar darah berhenti mengalir.

'yah apakah Aruna bisa bertahan?,Aruna capek dengan sikap mama yang semangkin hari semangkin kasar sama runa.hari ini udah lebih dari 3 kali mama siksa runa hanya Karna membela Clara yah.padahal Clara bukan anak kandung mama kenapa mama membela Clara hingga segitunya,' tanya Aruna dalam hati nya,ia rasa,ia tidak akan kuat jika ia terus terusan seperti ini.Ia tak tahan dengan sikap mama yang selalu melukai dirinya baik fisik ataupun fisikis,kenapa mama nya terus membela Clara yang notebeg nya bukan anak kandung.

Saat Aruna ingin menggoreskan cater itu kembali ke tangannya,tiba tiba ponsel milik gadis itu berbunyi.

Al-Gifari Rajendra is calling...

Aruna yang melihat nama siapa yang menelpon nya malam-malam seperti ini, langsung menghapus air mata nya dengan tisu.

"halo,Runa sayang gemes nya Al"

Aruna terkekeh kecil"halo Al yang galak dan ngeselin" ucap Aruna dengan suara serak nya.

"kapan aku galak sama kamu run?"

Aruna memikirkan sebentar, pikirannya mulai jahil"kamu itu galak kalau lagi pukulin orang orang, apalagi kalau kamu pukulin Alister,aku yang ngeliatnya jadi takut"ucap Aruna

Tidak ada sahutan sama sekali dari seberang sana,Aruna melihat handphone nya dan masih tersambung,tapi mengapa lelaki itu tidak menyahuti ucapannya.

"Al? kamu marah yah,aku bahas Alister"

"aku cemburu runa"

Aruna sedikit terkekeh mendengar jawaban lelaki itu"kan aku cuman sebut nama Alister doang Al"

"tetep aja aku nggak suka"

"iya-iya nggak lagi deh "

"runa sayang,kamu udah minum obat?"tanya Al dari sebrang sana

"belum Al,aku baru aja mau minum tapi kamu telepon aku.Aku sekarang udah nggak pernah lupa lagi buat minum obat,soal nya kamu selalu ingetin aku untuk minum obat terus.padahal pahit tau tiap hari aku harus minum obat kan bosen mana obatnya banyak lagi,aku jadi pengen nyerah aja capek minum obat ujung ujung aku nggak bisa sembuh kan"oceh Aruna tanpa sadar.

"runa?"ucap Al terdengar berat sepertinya lelaki itu tidak suka mendengar ocehan Aruna yang berbicara seperti itu.

Aruna meringis pelan"hehe, Enggak lagi aku ngomong kaya gitu"

"runa kamu kan udah janji sama aku untuk berjuang buat kita bisa terus bareng barang masa mau ingkar " ujar Al

"iya,Al aku minta maaf janji nggak ngomong itu lagi"

ALRUNA & TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang