Bab 60

110 9 0
                                    

Jam terus berdenting menunjukkan pukul sebelas malam dimana sebagian rumah sakit sudah berhenti ber-oprasi.Tak banyak juga orang yang masih terjaga disana,hanya segelintir saja.

Mungkin hanya sebagian perawat yang mengecak pasien atau dokter yang menata beberapa berkas.

Magan dengan mantap melangkahkan kakinya keluar setelah mengunjungi kamar alna, meyakinkan anak itu sudah terlelap sebelum dirinya menuju ke lantai atas di temenin oleh Clara untuk mengunjungi kamar rawat inap Aruna .yang kebutuhan ia dirawat dirumah sakit yang sama.

tidak,bahkan jauh dari itu Megan tak ada niat sedikitpun untuk mengunjungi anak itu.jika bukan karna alna yang membuat pendonor ginjal secepatnya,Megan tak Sudi melangkahkan kakinya ke sana.

Dari balik pintu yang berlapis setengah kayu dan setengah kaca,Megan dapat melihat di dalam sana jika aruna masih terjaga,Megan terseyum lalu tangannya lekas memegang gagang pintu dan lekas membukanya.

"kenapa kamu tidak langsung mati saja sih Aruna!,kalau gini kamu lebih baik mati saja, daripada hidup menyusahkan banyak orang seperti ini"

Megan mulai berbicara sembari melihat-lihat isi ruang inap milik Aruna,gadis itu masih dibantu selang pernapasan.

"apa mama benar-benar berharap Aruna mati?" tanya Aruna

"ya,buat apa kamu hidup?lagian mau sampai kapanpun hati saya nggak akan terbuka untuk kamu" ucapan Megan begitu enteng tanpa sedikitpun memikirkan perasaan Aruna.

"Meskipun ajal Aruna sudah dekat?" tanya Aruna lagi

"apa dengan itu saya peduli?tidak akan " cicitnya

"saya sangat tidak peduli,yang terpenting bagi saya adalah pendonoran ginjal kamu itu untuk alna"

"mau kamu bagaimana pun saya nggak peduli,karna di mata saya kamu adalah pembunuh yang sudah merenggut nyawa suami saya!" lanjutnya tanpa rasa bersalah

"nyawa harus diganti nyawa "tekannya

Aruna menarik nafas dalam,rasanya begitu sesak sampai-sampai ia tak kuat untuk menahannya,akan tetapi ia tak boleh terlihat lemah di hadapan sang mama.

"Kamu tau? karna ulah kamu yang mencelakakan kakak kamu sendiri?kamu tau apa yang terjadi?" tanya Megan kepada Aruna dengan tatapan benci.

"alna harus segera mendapatkan pendonor ginjalnya,jadi saya mau tanda permintaan maaf kamu ke alna dengan cara mendonorkan ginjal kamu,mau kamu tidak setuju juga saya tidak peduli!" tekan Megan sekian kalinya

"saya akan segera percepat urus suratnya,jadi tolong jaga kesehatan kamu.tidak,bukanya saya peduli,tapi saya tidak mau menunda lama lagi,saya tidak tega melihat alna harus merasakan kesakitan setiap saat"

"jadi, sampai operasi itu tiba... kamu harus baik baik saja"

"Apa mama sesayang itu sama kakak? sampai lupa kalau Disini bukan hanya kakak yang sakit tapi Aruna juga..." tanya Aruna

"apa mama nggak peduli dengan kondisi Aruna saat mama siksa Aruna habis habisan,apa sebegitu bencinya mama kepada aruna?"Tanya nya lagi.

"kamu mau jawaban?"tanya Megan berbalik

"saya sangat benci kamu sampai kata kata pun tidak bisa di ungkapkan saya benar benar membenci kamu Aruna! karna kamu suami saya meninggal,suami yang sangat sayangin dan cinta itu mati hanya karna anak sialan seperti kamu!" tutur Megan

"kamu juga sangat pantas mendapatkan siksaan dari saya, jikalau saya diberi pertanyaan apa penyesalan terbesar di hidup saya?saya akan menjawab saya menyesal karna sudah melahirkan anak pembunuhan seperti mu!"ucapan Megan begitu enteng tanpa sedikitpun memikirkan perasaan Aruna.

ALRUNA & TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang