Bab 18

227 11 0
                                    

Tribun penonton lapangan basket menjadi pilihan utama tempat yang Aruna duduki sekarang,hari ini ia mulai masuk sekolah lagi karna belajar dirumah hanya sehari saja,gadis itu sedang sendiri, kinara sedang ke ruang musik sedangkan Natasya sedang membelikan makanan untuk mereka berdua.Hanya ada dirinya sendiri di atas tribun,yang lainnya mungkin sedang berbondong-bondong pergi ke kantin karna sekarang ini sudah memasuki waktu istirahat.

Sambil melihat ke arah lapang yang disana terdapat beberapa murid yang sedang bermain basket,Aruna di kejutkan oleh Alex yang datang ke arah nya.lelaki itu terlihat membawa sebuah kertas yang Aruna sendiri tidak tahu untuk apa.

"Lo Alex kamu sekolah disini juga?" tanya Aruna

"Iya kak" jawabnya

"sendirian aja kak ?"tanya alex seraya duduk di samping Aruna.

Aruna mengangguk " iya"mata Aruna tetep memperhatikan sebuah kertas yang dibawa oleh Al.

Alex berdehem ,mata nya sekarang menghadap ke arah Aruna"aku disini mau ngajakin kakak untuk ikut olimpiade bareng aku" ucap Alex sembari tangannya memberikan sebuah kertas tadi kepada Aruna agar Aruna bisa membaca isi kertas tersebut " kakak bisa pikir-pikir dulu , nanti aku tungguin keputusan dari kakak"

Aruna membaca sebuah kertas itu sambil mengangguk pelan,"kenapa kamu milih kakak?"

"menurut aku kakak itu orang nya rajin,bisa di ajak kerjasama,dan pasti sudah berpengalaman di olimpiade-olimpiade kaya gini"tutur Alex"dan kakak juga rekomendasi dari guru guru supaya bisa jadi pasangan aku pas lomba nanti "lanjutnya

"kakak pikir -pikir dulu yah "jawab Aruna sambil tersenyum.

Alex mengangguk membalas senyuman Aruna.

Alex berdiri "nanti hubungi aku aja yah kak kalau kakak setuju''

Aruna mengangguk " iyaa"

setelah itu Aruna berpamitan kepadanya,setelah Alex pergi menuruni tribun .kurang dari lima menit kemudian Aruna kembali di kagetkan oleh kedatangan seseorang yang duduk di sampingnya, pergerakan itu terbilang kasar sehingga Aruna di buat terkejut dibuatnya.

Alister tanpa merasa bersalah mengambil selembar kertas yang sedang di pegang oleh Aruna.Aruna memprotes tetapi Alister malah mengangkat ketas itu tinggi -tinggi agar Aruna tidak dapat menggapainya.

"pendaftaran olimpiade" baca Alister setelah melihat judul yang tertera di kertas tersebut.

"Alister! balikin gak! nanti sobek"geram Aruna kepada Alister.

Alister memberikannya,Aruna pun dengan cepat mengamankan kertas tersebut takut-takut Alister mengambil kembali kertas tersebut.

"Lo mau ikut begituan?" Alister tertawa mengejek "bikin capek doang,kaga ada manfaatnya lagian kalau Lo menang piala nya pasti buat sekolah,sia sia run ikut begituan"ucap Alister

Aruna yang mendengar itu pun cemberut"ngapain sih? terserah gue lah ,Lo nggak usah ikut campur!"ketus Aruna.

"bener'kan yang gue omongin?cewek kaya Lo itu bagus nya dirumah,buat apa pinter pinter kalau ujung ujung nya jadi ibu rumah tangga "ucap Alister lagi.

Aruna dengan kesal berdiri, berdampingan dengan orang yang bernama Alister membuat nya emosi terus, semakin ia melawan semakin pula Alister membalasnya dengan kata-kata sindiran yang kadang menyakiti hatinya.

"Ck.baperan amat si lo,udah muka di tekuk tambah jelek aja muka Lo gue liat"

"iya gue jelek!kenapa ?gak suka? nggak usah deket-deket sama gue kalau Lo nggak suka "balas Aruna akhirnya, percayalah Aruna merasa sedikit insecure mendengar ucapan Alister tersebut.apalagi tadi Alister bilang kalau dirinya jelek,bukan maksud baperan tapi perasaan perempuan itu lebih sensitif menyangkut dengan kecantikan.

ALRUNA & TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang