BAb 19

220 12 0
                                    

Mata coklat terang milik Aruna terbuka dengan pelan,matanya menyesuaikan dengan keadaan sekitar, barulah gadis itu tau dimana ia sekarang berada,menghela nafas.Aruna mencoba menegakan tubuhnya di kepala tepat tidak,ini kamarnya dan hari sudah mulai gelap.Dalam pikirannya sekarang memikirkan kejadian tadi siang, apakah semuanya tahu?dan bagaimana bisa ia sekarang dalam kamarnya?.

Matanya melirik ke arah nakes putih tempatnya di samping tempat tidurnya,Disana terdapat sebuah amplop.Aruna pun mengambilnya dengan dahi yang mengerut.

SURAT KESEHATAN AN,ARUNA AURELIA.

Sudah membaca tulisan depan amplop tersebut Aruna tidak jadi membukanya.Di tatapannya terus menerus amplop putih itu sambil menerawang nya,mata nya memendam kosong amplop putih tersebut.

Suara pintu yang dibuka mengagetkan lamunan nya,bi siti datang sambil tersenyum hangat.bi siti duduk di pinggiran kasur milik Aruna seraya meletakkan sebuah nampan yang berisi makanan dan air putih, mungkin itu semua untuk nya.

"Sekarang masih ngrasain sakit lagi gak non?" tanya mbok Siti hati-hati.

Aruna yang mendengar itupun mendongak menatap Art nya tersebut lalu menggelengkan kepala dua kali."Enggak bi,Aruna udah mendingan" jawabnya.

"tadi bibi panik Lo non,liat non pingsan di bawa pulang sama temen nya" ujar bi siti

"tadi bibi panggilkan dokter kerumah karna takut kalau non kenapa-napa, Dokter bilang kalau non terlalu kecapean.jantung non jadi lemah"tutur bi Siti lagi.

"dokter selalu bilang kaya gitu terus kan bi"ucap Aruna,mata gadis tersebut berkaca-kaca menandakan dirinya sudah terlalu capek dengan semua yang di alaminya,Dadanya terasa terhimpit yang membuatnya sesak jika berkata seperti itu.

"non jangan sedih,bibi yakin non bakal sembuh"ujar bi Siti kemudian menarik anak dari majikan nya tersebut untuk ia peluk.Tanganya mengusap bahu Aruna ketika ia mendengar suara Isak tangis yang sangat lirih.

"bibi jangan bilang ke mama yah kalau Aruna pingsan di sekolah,Aruna takut mama khawatir meskipun itu sangat mustahil kalau mama mengkhawatirkan Aruna " ucapnya lirih

Aruna mengatur nafasnya yang mulai sesak,Gadis itu mencoba tersenyum seraya memeluk bi Siti yang sudah  ia anggap sebagai ibu nya,karna bi Siti juga yang sudah merawat Aruna hingga saat ini, disaat mamahnya yang tidak peduli dengannya.Karna sekuat apapun ia menangis,itu tidak akan bisa mengembalikan apa yang ia mau.

***
Aruna berulang kali memeriksa isi tasnya,isi tas yang tadi rapih kembali ia keluarkan kembali.Gadis tersebut mencari sebuah kertas yang Alex berikan kepadanya tadi siang.

"kok nggak ada sih?"gumam Aruna frustasi.

"Gue inget banget kertas pendaftaran olimpiade ada di tasnya, buktinya di saku rok gue nggak ada"Aruna mencibikkan bibirnya kesal.Gadis itu berusaha menyerah berulang kali mencari kesana-kemari tetapi hasilnya nihil.

Ting...

Ting

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
ALRUNA & TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang