Bab 52

115 10 0
                                    

Aruna memeluk lutut nya, membenamkan kepalanya air mata nya menetes dan itu karna sang semesta yang tidak pernah mengijinkan untuk bahagia.

"ARRGGGGG"pekik Aruna menyalurkan rasa sakitnya lalu ia melempar barang-barang yang ada di sekitarnya.

"hikss...satu kali aja tuhan,satu kali aja ijini runa bahagia"lirih Aruna melempar semua barang yang ada di kamarnya .Hingga satu buah buku terlempar kepada gelas kaca diatas meja samping tempat tidur Aruna hingga menjadikan bunyi yang nyaring.

prangg

Aruna memicingkan matanya saat satu Poto terselip keluar dari buku yang baru saja ia lempar.

Aruna mengusap Poto tersebut dirinya kembali memincingkan matanya menatap Poto yang sudah usang tersebut.poto tersebut adalah Poto dirinya dengan alm sang ayah,Aruna yang melihat Poto tersebut lantas memeluk nya.

"ayahh runa kangen,runa nggak kuat disini tolong jemput runa yahh"lirihnya

"aya--"

Tok! tok! tok!

"Non"panggil bi Siti dari luar kamarnya.

Aruna dengan cepat membukanya Pintu kamar nya,sebelum ia keluar ia  sempat menghapus air matanya,Aruna dengan mata sembab dan pipi yang merah langsung menoleh ke arah bi Siti."kenapa bi" tanya Aruna bi Siti pun mendekatinya

"tadi bibi dengar suara pecahan kaca jadi bibi kesini takut ada apa apa sama non" ujar bi Siti

"Astaghfirullah,ini pipi non kenapa pada merah merah?" tanya bi Siti kemudian menyentuh permukaan pipi Aruna

"o-ouh ngga bi,ini kena itu tadi apa namanya runa.tadi Al telepon runa,terus gombalin runa jadi deh runa salting"ucap Aruna berbohong

"ouh, bibi kirain ibu berbuat kasar lagi sama non"kekeh bi Siti

"enggak ko bi" balas Aruna

"non bibi ijin masuk ke dalam kamar non yah,bibi mau ambil pakaian kotor untuk di cuci"ucap Bi Siti

"e-eh n-nggak usah bi biar runa aja"ucap Aruna gelagapan

"Lo kenapa non,kan ini sudah tugas bibi "ujar bi Siti makin mendekat ke arah Aruna

"astaghfirullah non, Kenapa kamar non runa banyak sekali pecahan kaca? dan kenapa kaki non runa berdarah?" ucap Bi Siti kaget

"jawab jujur sama bibi non,ini pekerjaan ibu kan? ibu udah kasarin non lagi?" tanya bi Siti khawatir

"e-enggak bi" ucap Aruna

"non tunggu disini dulu,bibi mau ambil kotak p3k untuk obatin non, non runa jangan kemana mana,biar nanti bibi yang beresin kamar non"ucap Bi Siti khawatir lalu ia pergi ke lantai dasar untuk mengambil kotak p3k.

"yah...bahkan disaat runa terluka bibi lebih khawatir di bandingkan mama"lirih nya tersenyum.

***
Malam ini lelaki tampan yang berpakaian celana jeans dan baju kaos berwarna putih di balut dengan jaket hitam kesayangannya.ini sedang menatap dirinya dari pantulan cermin besar yang ada di kamarnya.

"Genteng juga gue "ujar nya tersenyum sambil mengacak-acak rambut nya yang tak pernah rapih,Lalu diapun bergegas mengambil kunci motor nya yang terletak di atas nekas di samping tempat tidurnya, Kemudian dia pun berlalu dari kamar itu.

"pah,mah, Al pergi dulu ya"ujar nya kepada Cakra dan sontak Elena yang sedang menonton televisi.

"mau kemana kamu?" tanya Cakra kepada anak nya.

"Mau kepasar malam sama Aruna"jawabnya singkat

"Al,bisa tidak kamu jaga jarak dengan gadis itu,papah tidak suka kamu dekat dengan gadis itu"ujar Cakra

ALRUNA & TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang