Tiiitt Tiiitt Tiitt
Degh
Al menatap horor mesin Elektrokardiogram yang menunjukkan garis lurus,garis yang sangat ia hindari untuk orang yang ia cinta.
'semoga ini mimpi,iya ini mimpi,kalau beneran mimpi tolong siapapun bangunin gue'batin Al sembari menampar nampar pipi nya berharap ini semua hanya mimpi.
Plak
plak
Semua orang yang menunggu Aruna menangis,semuanya kehilangan,semuanya kehilangan gadis baik itu.
"Jangan tinggalin bibi non"ucap Bi Siti menangis sambil memeluk tubuh gadis itu.
"runa,jangan tinggalin aku"mata lembut yang diisi dengan aliran air mata itu menutup Aruna yang telah memejamkan matanya untuk selamanya.
Al berlari keluar memanggil dokter,sekarang hanya ada dua harapan.Aruna masih hidup atau dirinya secepat mungkin ingin bangun dari mimpi buruknya.
"DOKTER!"teriak Al disepanjang lorong rumah sakit.
"DOKTER TOLONG PERIKSA PACAR SAYA!KATAKAN KEPADA SAYA BAHWA DIA BAIK-BAIK SAJA"pekiknya, Matanya tertuju kepada seorang dokter berpakaian putih yang berlari ke arah nya.
"saya tidak bisa memastikan,saya akan periksa dulu" ucap dokter tersebut
"TUNGGU APA LAGI ANJING! PERIKSA PACAR SAYA SEKARANG.SAYA NGGAK MAU TAU PACAR SAYA HARUS SELAMAT "Teriak Al
"semuanya saya minta untuk keluar dulu "pinta dokter tersebut menyuruh semua nya untuk keluar.
"T-TAPI DOK"
"Anda ingin beliau selamat kan?"tanya dokter tersebut,lalu Al pun menganggukkan kepalanya cepat."maka saya hanya minta untuk kalian keluar dulu"pinta dokter tersebut sekali lagi.Dengan cepat Al pun keluar dari ruangan tersebut.
***
Disisi lain..."Gimana keadaan anak saya dok?"tanya Megan kepada dokter yang baru saja menangani anak nya.
Dokter itu menundukkan kepalanya "maaf Bu,kami sudah berusaha semaksimal mungkin tetapi takdir berkata lain.Dan-"Megan menatap tajam dokter itu,jangan sampai dokter itu mengatakan hal yang ia takutkan .
"Dan apa dok?"sentak Megan memegang tangan dokter tersebut
"JAWAN DOK!"
"ANAK SAYA BAIK-BAIK SAJA KAN?"bentak Megan saat sama sekali tidak melihat pergerakan dari dokter tersebut.
"JAWAB DOK! ANAK SAYA BAIK BAIK SAJA KAN? SEBENTAR LAGI ARUNA AKAN DATANG KESINI LALU MENDONORKAN GINJAL NYA UNTUK ANAK SAYA DOK,ANAK SAYA MASIH BAIK-BAIK SAJA KAN DOK?" tanya Megan sekali lagi
Dokter itu menghela nafas nya.
"sudah sia-sia Bu,sudah telat"jeda dokter itu menatap Megan."Maaf Bu dengan berat hati saya mengucapkan, bahwa anak ibu tidak bisa diselamatkan.Anak ibu dinyatakan meninggal "
Degg
Megan mendongak kan kepalanya"JAGA OMONGAN KAMU YA!SAYA YAKIN ANAK SAYA SELAMAT"sentak Megan
"maaf Bu,kami sudah berusaha semaksimal mungkin "
"MAAF LO BILANG? DOKTER KAYA LO NGGAK PANTAS DI SEBUT DOKTER, NYELAMATIN ANAK SAYA SAJA TIDAK BISA NGGAK BECUS KAMU JADI DOKTER!"teriak Megan,membuat semua orang menatap nya.Dengan cepat Megan menerobos masuk kedalam ruangan yang di tempati istrinya tersebut.
Kakinya lemas kala melihat lain putih yang sudah menutupi seluruh tubuh anaknya.
Megan meneteskan air matanya, memaksakan tangannya membuka kain putih yang menutupi permukaan wajahnya.
"sayang anak mama,kamu pasti bohong kan?"Isak Megan
"Alna bangun"teriak Megan terus mengguncangkan tubuh anak nya tersebut.
"Ini semua salah anak sialan itu,kenapa anak itu tidak datang kesini!"kini kosa kata Megan berubah.
***
Semua pasang mata hanya tertuju pada pintu ruangan UGD yang didalamnya ada beberapa dokter dan rekan medisnya yang lain.Yang tengah berjuang untuk menyelamatkan hidup dan mati nya aruna.Semuanya menatap pintu itu dengan penuh harap,dan doa yang henti-hentinya mereka panjatkan,hanya itu yang dapat mereka lakukan.Al terus berjalan mondar mandir di sepanjang lorong di depan UGD.Dalam hatinya lidah nya tidak sanggup lagi untuk mengatakan apapun saat ini.Air matanya sudah habis, tubuhnya sudah lemas,mentalnya kembali di uji oleh semesta, apakah ia harus kehilangan orang terkasih nya yang kedua kali nya?.
Waktu terus berlalu sehingga 1 jam berlalu dan ruangan itu pun belum terbuka ,sehingga membuat orang -orang yang berada diruang tunggu itu pikirannya sudah di ganggu oleh perasaan yang gelisah.
kurang dari 10 menit lagi sudah menjadi tanggal 29 Febuari dan artinya ulang tahun Aruna akan terlewat.
Bi Siti menatap sekitar, situasi mulai sama seperti tadi ada beberapa orang temen Aruna yang masih disini,yang diyakini itu adalah sahabat dari pacar anak majikannya tersebut.
'non Runa beruntung dalam hal percintaan tetapi non runa nggak beruntung dalam hal keluarga,non runa semoga non baik baik saja,banyak orang yang sayang sama non Runa disini.'batin bi Siti melihat beberapa remaja-remaja yang ikut bersedih karna kabar yang menimpa Aruna.Orang tersayang Aruna hadir tetapi kenapa Megan mama dari gadis itu tidak ada, mereka sudah Bener-bener dibutakan oleh rasa benci yang besar.
Semua yang berada di ruang tunggu itu dibuat khawatir kembali karna tidak ada mendapatkan kondisi Aruna terkini.
"jangan pergi Run,aku nggak mau kehilangan kamu"lirih Al sangat pelan.
"Kamu udah janji bakal berjuang buat sembuh biar kita bisa sama sama terus,tapi Kenapa saat aku udah mendapatkan pendonor kamu nolak run.." lirih nya semangkin pilu.
Dan 20 menit berlalu, hingga pintu yang Mereka tunggu-tunggu terbuka. Membuat semua orang-orang yang berada di ruangan tunggu tersebut itu langsung berdiri secara serentak , mereka mengerumuni dokter yang keluar dari ruangan tersebut.
Wajah bersalah dan mata yang berkaca-kaca Al lihat dari sorot wajah dokter tersebut.Membuat Al menggelengkan kepalanya ingin membuang jauh-jauh pikiran negatif nya,ia harap itu tidak akan pernah terjadi.
"Bagaimana dok, keadaan sahabat saya"tanya Natasya membuat suara, membuat semua orang yang berada di situ berkeringat dingin.
Tidak ada jawaban sama sekali dari dokter tersebut.
"Gimana dok,baik baik aja kan?" tanya Natasya sekali lagi.
Dokter tersebut pun menatap orang-orang yang mengerumuninya.
"Maaf saya sudah berr-"
BGUH
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRUNA & TAKDIR
Teen Fiction"gue enggak suka diliatin!"ucap Al dengan nada kasar ini dia, Al-Gifari Rajendra si biang kerok SMA ALEXANDER,biang masalah,suka membuat Onar,dan siswa yang paling banyak dikagumi oleh kaum hawa Karna parasnya yang tampan,laki laki yang akrab di pan...