Sementara itu...
Megan yang berpakaian itu sudah berantakan ia terus menerobos jalanan besar ibu kota itu, membuat pengendara lain mengumpati nya. wanita itu terus menyalip kendaraan lainnya, dengan kecepatan di atas rata-rata, wanita itu menancapkan gasnya menuju sebuah tempat.
tidak peduli dengan umpatan panas orang-orang, dan suara klakson yang beradu adu sehingga menyebabkan kebisingan. pandangan wanita itu terus menatap lurus jalan besar dengan mata sembab yang tidak memiliki kehidupan di sepanjang jalannya.
Mobil itu berhenti di pekarangan rumah sakit ibu kota, dengan gerakan cepat wanita itu berlari menuju ruangan yang menjadi tempat tujuannya. air mata yang mengalir deras dan mata yang sembab dan seluruh anggota tubuh yang tak mampu lagi menopang tubuhnya tetapi lelaki itu memaksakan dirinya untuk terus berlari menuju lorong yang tengah duduk gadis muda di dapan ruangan itu sambil menangis.
Clara yang mengetahui kedatangan wanita tersebut, langsung berhamburan memeluk wanita tersebut"mah,kakak mah"histeris Clara.
"kamu Tenang dulu,alna pasti akan baik baik aja"
Megan memejamkan matanya, menghapus air mata yang mengalir deras tetapi tidak mengeluarkan suara.
Megan mendongak kan kepalanya, wanita itu langsung berdiri kala pintu itu terbuka.
"dengan keluarga pasien"tanya sang dokter,sesaat setelah keluar dari ruangan yang sudah ia pastikan itu tempat dimana alna diperiksa keadaan nya.
"saya mamanya , dok"tungkas Megan sedikit terengah-engah dengan raut wajah yang memerah.
"Apa apa dengan anak saya dok?dia baik baik saja,kan?"
"Dok, gimana keadaan anak saya?" tanya Megan
"anak saya baik baik saja kan dok?"
"dok tolong jawab dok!"Megan mengguncang tubuh dokter itu dengan kesal Karna dokter tersebut tidak menjawab satu pun pertanyaan nya dengan sepatah kata.
"ibu jika ingin tau lebih dalam kondisi alna bisa ikut saya keruangan dulu"ucap dokter tersebut,lalu pergi menuju ruangannya, Megan pun mengikuti dokter tersebut.Sesampainya disana.
"Apa yang ingin dokter bicara?"
Megan lekas mengambil duduk dihadapan meja sang dokter,yang mana dokter itu adalah salah satu dokter yang menangani alna,ia tak tahu apa maksud dari dokter itu menyuruh nya kesini.
"ini soal kesehatan alna,Bu"jelasnya
"Ada apa sama anak saya?"Tanya Megan
"dia baik-baik aja kan?"
"enggak ada luka yang serius?" tanya Megan terus menerus karna khawatir dengan keadaan anaknya.
"syukur tidak ada luka yang berat dan serius akibat kejadian tersebut hanya beberapa luka ringan saja t-tapi" ujar dokter tersebut sembari menghela napas nya.
"tapi apa dok?anak saya baik baik kan?" tanya Megan semangkin khawatir
" tetapi saat saya cek lebih jelas sepenuhnya ada sedikit masalah dengan ginjal pasien dan ibu pasti sudah tau itu"tukas sang dokter .
"alna harus segera mendapatkan pendonor ginjal Bu" ucap dokter tersebut pada akhirnya
"Alna bisa saja melakukan cuci darah rutin,tapi setelah saya cek sepertinya sudah tidak memungkinkan untuk Cuci darah saja,alna harus segera mendapatkan pendonor ginjal " ucap dokter nya lagi
"Apakah ibu sudah menemukan pendonor ginjal nya?" tanya dokter tersebut
Megan terdiam sejenak"sudah dok" ucapnya
"kalau sudah itu lebih baik kita percepat urus pendonoran itu Bu " saran dokter
"saya minta waktu beberapa hari soalnya pendonor nya sedang sakit tunggu dia sembuh sebentar dok,apa tidak apa-apa?" tanya Megan, memikirkan siapa yang akan menjadi pendonor ginjal itu namun pikirannya langsung tertujuh kepada 'aruna'
"bisa saja tapi jangan terlalu lama Bu.itu bisa memperburuk keadaan alna" ujar dokter itu
"saya usahakan dok, ujar megan lalu meninggalkan ruangan itu.
Megan hanya menatap dokter tersebut lewat lirikan mata,dan kemudian begitu saja tanpa sepatah kata permisi.
Saat Megan keluar dari ruangan dokter pun langsung disambut oleh Clara.
"mah? gimna keadaan kakak?" tanya nya
"kondisi nya gpp,cuman kakak kamu butuh pendonor ginjal lebih cepat"jawabnya singkat
"gampang mah tinggal suruh Aruna aja donorin,dia pasti mau " ucap Clara enteng
"iya Aruna,tapi dari saya sudah Siksa dia habis habisan sampai anak itu ngga berdaya,saya takut anak itu mati dan tidak bisa mendonorkan ginjal nya " ucap Megan, bukannya wanita itu memikirkan keadaan Aruna ia malah memikirkan supaya Aruna mau mendonorkan ginjal nya.
"Tenang aja mah,aku yakin Aruna tahan banting, nggak mungkin dia langsung mati.Gimana kalau nanti kita jenguk dia tapi jangan sekarang tunggu beberapa hari lalu nanti kita suruh dia untuk donorkan ginjalnya "ucap Clara dengan kekehan
"bener juga kamu,pinter anak mama"ucap megan terseyum lalu memeluk anak angkat nya tersebut.
***
Banyak pasang mata tertuju kepada pintu ruangan UGD yang didalamnya ada beberapa dokter dan suster yang tengah menentukan hidup dan matinya Aruna. Semuanya menatap pintu itu dengan penuh harap,dan doa yang tidak ada henti hentinya,hanya itu yang bisa mereka lakukan sekarang."Al Lo balik aja biar Aruna gue tungguin,kalau dia udah sadar gue kabarin Lo" ujar kenzie, lelaki itu datang ke rumah sakit bersama Baskara, lelaki itu di hubungi oleh Al Bahwa Aruna masuk ke rumah sakit.
"gue nggak mau balik,gue mau tunggu in dia" ucap Al,lelaki itu sedang berdiri di dapan ruangan UGD lelaki itu disuguhkan dengan pemandangan yang membuat hatinya tergetar,gadis yang sangat ia cintai sekarang terbaring lemah diatas brankar,gadis itu memakai selang oksigen yang bertengger antara mulut dan hidungnya ,muka gadis itu sangat pucat.Al yang melihat itu pun tidak tega.
"Balik Al nanti bokap nyari Lo,kita gantian aja tunggu in runa, sekarang Lo balik kalau runa udah sadar gue pasti hubungan Lo"ucap Kenzie tak tega melihat sahabatnya itu pucat,karna melihat keadaan kekasihnya.Ucapan Kenzie di balas anggukan kepala oleh Baskara
"iya Al Lo balik aja Besok kita sekolah,kita gantian aja jagain nya"
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRUNA & TAKDIR
Teen Fiction"gue enggak suka diliatin!"ucap Al dengan nada kasar ini dia, Al-Gifari Rajendra si biang kerok SMA ALEXANDER,biang masalah,suka membuat Onar,dan siswa yang paling banyak dikagumi oleh kaum hawa Karna parasnya yang tampan,laki laki yang akrab di pan...