Bab 41

133 9 0
                                    

"Al sama kamu"tanya Aruna tiba tiba

Al mengangguk dengan senyuman manis,lelaki itu duduk di samping brankar Aruna dengan tangan yang setia mengusap usap tangan putih milik Aruna.

"kamu tau nggak aku punya ayah,dia orang nya baik banget.Tapi sayang delapan tahun yang lalu ayah aku pergi,jauh banget perginya .Aku sedih banget karna di saat itu juga aku kehilangan sosok ayah yang pengertian,ayah aku ini adalah sosok yang bikin aku  semangat untuk sembuh,tapi setelah kepergian ayah semangat aku untuk sembuh mulai hilang.Aku selalu di anggap pembunuh oleh mama sama kakak bahkan aku mendapatkan perlakuan yang jauh beda dari kak alna.kamu mau tau kenapa aku di anggap pembunuh?''

Al yang Tengah mendengar pembicaraan itu langsung menatap dingin Aruna.Gadis itu tidak menatapnya ia setia menunduk sambil memainkan jarinya saat ingin melanjutkan kata-katanya.

"run,udah..."

Aruna mendelik "aku belum selesai cerita,Al.kamu denger dulu yah."

"Aku nggak mau denger,kamu sekarang makan aja.kamu mau makan nasi atau bubur?"

Aruna tertawa sumbang,Gadis itu sangat keras kepala dan ia melanjutkannya kembali perkataan yang sempat tertunda itu."ayah aku meninggal karna aku keras kepala minta di jemput sewaktu pulang sekolah padahal saat itu sedang hujan badai,saat itu ayah sudah berada di depan sekolah aku,dan aku sudah bersiap masuk kedalam mobil tapi tiba tiba dari arah berlawanan ada truk yang kehilangan kendali dan siap siap akan menabrak mobil yang dimana ada ayah nya,ayah yang melihat truk menuju mobil kita ayah langsung sigap mendorong aku keluar dan runa melihat dengan mata kepala runa mobil ayah tertabrak jauh hingga ayah terpental jauh dari tempat runa berada.Disitu lah kenapa mama selalu bilang aku itu pembunuhan, dan ada yang runa baru tau ternyata waktu dulu ayah juga punya penyakit,kamu mau tau? ayah aku sakit apa?" ucap Aruna sambil menghela nafas yang panjang.

"kelainan jantung,sama kaya aku"Aruna tertawa sekolah itu lucu,gadis itu tak ingin menatap Al, air mata nya bisa saja keluar.

"aku punya kelainan jantung itu keturunannya Al, kepergian ayah aku-"

"aku nggak mau denger,kamu nggak usah cerita yang buat kamu sakit,aku nggak mau kamu sedih karna mengingat kejadian itu.sekarang kamu harus makan!"ucap Al tak ingin di bantah.

"kenapa?kamu harus tahu,kalau kelainan jantung itu-"

"Aruna!!''

sontak Aruna tidak berani melanjutkan kata-katanya lagi.tangan Aruna Sendari tadi terkepal kuat ia berusaha menahan mati-matian agar air matanya tidak keluar.ya,selama ini Aruna selalu di hantui kata kepercayaan,dirinya selalu dibuat percaya oleh kata kata bahwa kondisi dirinya membaik, tetapi? mengapa justru sebaliknya.

Al menghela nafas, tangannya meraih sebuah mangkuk"runa mau apa?nanti Al ambilin,Mau makan?"

Aruna menggeleng "aku udah makan"

"buah? atau  Mochi? tadi,aku beliin banyak mochi buat kamu"

Al menaruh kembali mangkuk itu diatas nakas,tangannya mengambil kotak mochi dari toko kesukaan Aruna.

Aruna mengambilnya dalam diam,Al memperhatika nya,dan kemudian tersenyum kecil.lelaki itu merasa senang ketika donat pemberian nya mulai dimakan oleh Aruna.

Terhitung sudah 3 buah mochi yang Aruna habisan,Aruna menutup kembali kotak mochi tersebut.Serasa mengerti Al berdiri dan menarik Aruna kedalam dekapannya ,awal awal terlihat biasa saja.tetapi tak lama dari itu terdengar suara Isak tangis yang membuat hati Al terasa sakit.

"aku kemarin udah baca diogonis aku, jantung aku udah parah yah Al?hidup aku nggak lama lagi ya?"tanya Aruna dengan suara serak karna gadis itu sesekali menangis.

Al diam tak berani menyahutinya.

"Aku setiap check up, dokter Bilqis selalu bilang kalau aku baik baik aja,aku selalu di beri obat yang jumlahnya tambah banyak,aku benci minum' obat itu Al,aku capek minum obat itu dari kecil" pertama kalinya Aruna mengeluarkan suaranya tentang jantungnya kepada Al. Sebelumnya yang biasa lakukan adalah berkata baik-baik  saja seolah tidak perlu yang harus di khawatirkan.

"nyatanya,obat yang dokter Bilqis kasih itu untuk memperlama umur aku doang kan Al?aku minum obat ataupun ngga itu sama aja, ujung-ujungnya aku bakalan tetap mati jadi sia-"

Al melepaskan pelukan Aruna.mata coklat itu menatap tajam Aruna.mata mereka berdua saling bertemu,tangan Al tanpa sadar sedang mencengkram bahu Aruna.

"Kinara, Clara dan Jihan ngomong apa saja sama kamu?"

"nggak ada hubungannya sama mereka "

"Ada,run! kamu putus asa kaya gini karna mereka , sebelumnya apa pernah aku liat kamu putus asa kaya gini? kamu selalu ingin berjuang untuk sembuh "Al mengusap wajahnya kasar, tangannya tak lagi mencengkram bahu Aruna, katakanlah dirinya kasar,tetapi gejolak di hatinya panas mendengar ucapan aruna yang sudah putus asa.

"kamu bakal segera mendapatkan transplaransi  jantung,run.denger in aku , secepatnya kamu nggak akan ngrasain sakit lagi.semua obat yang ada di kamar kamu nggak akan kamu minum lagi,kamu nggak akan ngrasain sakit lagi saat hirup debu,aku janji!" kemudian Al menarik lembut Aruna kedalam pelukannya lagi.

"tapi dari siapa Al,nemuin orang yang mau transplantasi jantung itu susah nggak semudah itu!"

"Aku kemarin udah bilang sama papa,dan papa bakal bantuin aku run" ucap Al

"aku udah baikan sama papa,aku udah mulai memaafkannya kesalahan papa,ini berkat kamu run." lanjutnya.

***
CLARA, KINARAA DAN JIHAN DI KELUARKAN DARI SMA ALEXANDER.

Aruna terkejut membacanya .gadis itu,tak sengaja melihat akun Twitter sekolah nya.Aruna pikir hanya Al mengetahuinya,tetapi sekarang satu sekolah udah mengetahuinya.sebenatnya ia masih tidak menyangka dengan perilaku Kinara kepadanya.

"Al" panggil Aruna kepada Al yang sedang duduk di kursi.

"kenapa ? kamu mau minum atau mau makan biar aku pesen nin?" jawab Al

Aruna menggeleng "Al ,runa bosen pengen pulang" ucap Aruna

"kamu belum boleh pulang kondisi kamu belum membaik, gimana biar kamu nggak bosen kita ke taman" ajak Al agar kekasih nya tersebut tidak bosen di ruangan nya trus

"ayo" ucap Aruna dengan semangat, kemudian ia turun dari brankar nya lalu mengambil cairan infus nya dan berjalan menuju taman tanpa menunggu Al yang masih di belakang nya.

Al yang melihat itu pun menghela nafas ringan,kakinya Melangkah menuju tempat kekasih nya duduk sembari mengayunkan kedua kaki nya.

Al memilih duduk di samping Aruna.

"Al  kamu kan waktu itu udah janji sama aku bakal jawab pertanyaan aku,sekarang aku mau nanya" ucap Aruna menatap Al

"tunggu kamu sembuh nanti aku jawab semua pertanyaan kamu " kata Al

Aruna cemberut lalu bersedekap dada.

Al yang melihat itu pun tak tega melihat kekasih nya cemburu.

''yaudah kamu boleh nanya,tapi kamu harus janji apapun jawaban aku,itu semua ngga boleh kamu pikirin"

"janji"

Aruna tersenyum lebar mendengarnya.tubuhnya ia miringkan sehingga ia sepenuhnya menghadap Al.

"siapa itu Alisa? aku mau tau semua tentang Alisa"

ALRUNA & TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang