AL-GIFARI RAJENDRA: runa kamu kenapa diem in aku terus?
AL-GIFARI RAJENDRA: aku kirim Mochi ke alamat rumah kamu,jangan lupa dimakan yah...
Al menghela nafas nya lelah melihat ponselnya yang hanya menampilkan centang biru,Al banyak mengirim banyak pesan kepada Aruna dari 3 hari yang lalu tetapi tetap tidak ada satu pun yang di balas,hanya di baca saja.
Al mengambil bingkai foto di laci meja belajarnya,disana ada dirinya yang terseyum lebar,tangan lelaki itu mulai membuka pengait belakangnya dengan hati -hati dan mengeluarkan foto di dalam bingkai itu.
Di dalam Poto itu dirinya tidak sendiri melainkan ada Alisa,dua tahun yang lalu Al sengaja memindahkan seluruh barang dari mantan pacar nya.Tetapi,hanya ada foto ini yang tersisa didalam kamarnya,Al sengaja melipat nya sehingga hanya ada Poto nya didalam bingkai tersebut.
"Dua tahun yang lalu Lo ninggalin gue,Lo pergi selamanya.Kenapa gue harus merasa kehilangan lagi? gue harap lo jangan pernah bawa Aruna ke alam lo ya? gue takut Aruna nekat untuk mendonorkan ginjal nya buat kakak nya, gue pengen dia tetap ada di dunia ini,biarin dia bahagia meskipun nantinya bukan sama gue, gue harus terpaksa menjauh dari dia" lirih al
Sudah 3 hari semenjak kepulangan Aruna saat itu sampai hari ini gadis itu enggan menemuinya.Hanya ada balasan singkat dan tatapan singkat yang ia dapatkan setalah itu semuanya hilang?pernah dirinya sengaja menunggu Aruna di pagi hari bermaksud untuk membicarakan hal tentang kesalahan pahaman Aruna.Gadis itu tetap mendiaminya,bukan menghindar tetapi ini dalam konteks diam seperti ada sesuatu yang terhalang sehingga mereka menjadi jarak seperti ini.
Al mencoba menelepon Aruna,dan akhirnya gadis itu mengangkatnya.
"Halo cantik"
Dan lagi lagi di seberang sana tidak ada sahutan sama sekali.Al sedikit terkekeh kecil sambil menajamkan pendengarannya,ini jauh lebih baik dari pada sebelumnya.Kali ini Aruna mengangkat panggilan darinya tetapi gadis itu tidak bersuara sama sekali.Hanya Al yang berbicara panjang lebar, ingatkan Al tidak suka berbicara terlalu panjang dan bertele-tele.Tetapi, ketika ada Aruna semua hal yang tidak ada di dalam diri Al menjadi ada.
"tadi aku kirimin kamu Mochi?udah kamu makan belum?"tanya Al,tapi tetap tidak ada sahutan dari seberang sana.
"runa? kamu Kenapa? kamu udah jauhi aku dari 3 hari yang lalu ibarat planet ,aku ada di Merkurius dan kamu ada di Neptunus.Jauh banget rasanya, padahal kita baru jauh 3 hari" ucap Al lagi
"run,aku masih nunggu kamu, nunggu kamu kembali sama aku dan manja sama aku lagi"ucapnya terakhir
Ada suara tarikan nafas sangat pelan dari seberang sana, keduanya seperti sedang dimainkan oleh keadaan,kecewa,marah,rindu, semuanya bercampur menjadi satu di dalam hati masing-masing.
"Al?"
Hati Al menghangat ketika mendengarkan, perasaan senang melingkupi hatinya sekarang.
"iya,run?"
'hari ini Langit nggak menampilkan bintang,aku tebak pasti sebentar lagi bakal turun hujan,sama seperti keadaan aku sekarang' hanya itu yang bisa Aruna ucapkan dalam hati, tangannya menggenggam ujung besi balkon dengan tangan yang sedikit Tremor.
"Al Aku mau minta maaf untuk semuanya, tentang ke egois aku selama 3 hari belakangan ini,dan tentang semuanya aku minta maaf"ujar Aruna,Al menampilkan senyuman ketika mendengar itu.
Al menggelengkan kepalanya pelan"runa ngga salah sama sekali,aku yang salah karna aku main mengambil keputusan sendiri"balas Al
Aruna menggeleng kepalanya pelan,matanya berkaca-kaca,ada rasa sesak di dadanya sekarang, kepalanya penuh memikirkan semua ini dalam beberapa hari belakangan ini.
"Al" panggil Aruna sekalian lagi.
"iya run?"
Aruna tak bicara lagi,hening beberapa detik kemudian sampai Al mengerutkan keningnya bingung,di seberang sana wajah Aruna terlihat pucat dan tubuh nya lebih kurus dari bisanya bahkan hingga pipi nya yang tak berisi seperti dulu lagi.
"runa?" panggil Al,karna tidak ada sahutan sama sekali di sebrang sana
"Aku minta maaf yah atas segala keegoisan aku selama ini,maaf kalau aku selama hidup selalu menyusahkan kamu terus ya,kamu jangan lupa belajar yang giat buat dapat nilai yang bagus" ucap Aruna.
"kamu ngmong nya ko kata gitu? kaya mau pergi aja" ucap Al
"nggak apa apa ko" jawab Aruna
"aku juga minta maaf ya kemarin omongan aku asal ceplos"
"iya nggak apa apa,kita harus bisa saling introspeksi diri Al" ucap Aruna
"makasih untuk semua nya Al, makasih kamu udah peduli sama aku" ucap Aruna lagi sebelum mematikan sambungannya secara sepihak,gadis itu langsung pergi ke kamarnya.
Di sebuah kamar dengan pencahayaan hanya dari bulan dan bintang,Aruna terbaring terlentang dengan wajah yang menghadap atap kamar dengan nuansa awan. tangannya terlipat menopang kepala.
Sejauh ini ia hanya terdiam dengan pikirannya yang bercabang kemana-mana,Mengingat kejadian-kejadian tak terduga yang tiba-tiba di kehidupan nya.
Satu helaan nafas keluar, rasanya begitu berat dan sedikit menyesakan.Ingin mengeluh,tapi ia sadar bahwa hidup di dunia ini bukanlah prihal mengeluh atau bahkan menyerah.
Ia di didik kuat,ia di didik untuk tidak lemah,ia di didik sedemikian rupa untuk menjadi sosok wanita yang hebat.
Namun terkadang,alur hidup yang tak sesuai dengan rencana membuat Aruna menerka-nerka , apakah akan seperti ini terus hidupnya nanti?
Helaan nafas lagi-lagi terdengar,Aruna mencoba merilekskan tubuhnya dengan satu tangan yang bergerak menuju laci di dekat kasur nya lalu mengambil sebuah bingkai di sana terdapat pria dan seorang gadis kecil yang sedang tersenyum lebar.
Aruna memandangi nya dalam,lalu ia bergumam,"yah,apa kabar ?" kira-kira begitulah ungkapan rasa rindu Aruna pada lelaki itu sekarang.
tatapan itu semakin sendu" ayah.. runa lagi Bingung "
Aruna menggantung perkataannya, diusapnya lembut foto berukuran sedang itu, tatapannya pun semakin menyiratkan jika banyak hal yang mengganggu pikirannya.
" runa bingung ya...runa harus ikutin kemauan mama apa jangan?"
"runa masih pengen hidup di dunia, runa belum jadi penulis ya,tapi kalau runa nggak ikutin kemauan mama nanti mama marah sama runa yah''
"apakah runa boleh egois untuk kali ini..."
Bunyi ponsel Aruna bergetar sebuah notifikasi masuk kedalam ponselnya, mengalikan kegiatan Aruna yang masih memeluk Poto sang ayah.Aruna menghiraukan pesan tersebut, dirinya terlalu lelah untuk membaca notif yang masuk.Tenaganya seperti habis karna terus terusan menangis dari beberapa hari yang lalu.
Tak!
Tiba tiba ada sebuah pesawat kertas yang masuk kedalam pintu balkon nya yang terbuka. Aruna kira itu hanyalah sebuah pesawat kertas biasa tetapi ada sebuah kertas berwarna Lilac yang terselip di sayap pesawat itu.Aruna mengambilnya mengambil kertas Lilac tersebut pelan pelan.
~28 February di taman~
:ayo kita liat bintang jatuh,for the last:Aruna membacanya setelah mengerutkan keningnya' for the last?' maksud lelaki itu apa?
Aruna pun dengan cepat membuka ponsel nya dan...
AL-GIFARI RAJENDRA: ayok kita ketaman...
KAMU SEDANG MEMBACA
ALRUNA & TAKDIR
Teen Fiction"gue enggak suka diliatin!"ucap Al dengan nada kasar ini dia, Al-Gifari Rajendra si biang kerok SMA ALEXANDER,biang masalah,suka membuat Onar,dan siswa yang paling banyak dikagumi oleh kaum hawa Karna parasnya yang tampan,laki laki yang akrab di pan...