Bab 73

102 7 0
                                    

"Di depan ada pos empat,malam ini kita nge camp disana dulu ya, gimana?"Baskara yang bertindak sebagai pemandu arah memberi pilihan pada Kenzie dan temen-temennya yang berjalan di belakangnya.

Sebelum menjawab,Kenzie menghadap dulu ke arah belakang.Di bawah sinar rembulan yang di pandukan dengan sinar headlamp yang terpasang di setiap kepala teman-temannya.Kenzie menangkap raut wajah lelah mereka setelah menempuh perjalanan kurang lebih tiga jam lamanya.

"Bentar lagi kita nyampe"ucap Kenzie sedikit memberi pencerahan agar temen temen nya semangkin bersemangat.Kenzie dan baskara memang sudah pernah mendaki gunung ini jadi mereka sedikit tahu.

Kepala Natasya terangka"sampai puncak?"

"pos empat" koreksi Kenzie."ke puncak kita lanjut besok aja, perjalanan malam terlalu beresiko"

Ayunan 9 Pasang kaki itu terus berlanjut, selangkah demi selangkah menghapus jarak di atas tanah yang di warnai dengan tanjakan berbatu.Suasana malam membuat perjalanan sedikit senyap, padahal waktu tidak terlalu larut, sekitar pukul setengah 7 tapi energi untuk menciptakan kebisingan seolah sudah berada di tahap terakhir.Arion dan Liam padahal awalnya bernyanyi riang gembira, sekarang Meraka malah terlihat lebih Fokus memperhatikan langkahnya .

Begitu pula Natasya,ia Sendari tadi memperhatikan langkahnya, sesekali dia  melemparkan pandangan ke sekitar .Hanya ada hiruk pikuk tumbuhan yang ia liat,tapi lain daripada perasaan, Natasya seakan tidak nyaman.Semenjak dari pos satu, langkahnya seperti di ikuti oleh cctv yang mengintainya.

Lahir dari keluarga yang mempunyai kemampuan turun temurun membuat dirinya sedikit kecipratan perbedaan yang tidak dimiliki oleh sebagian manusia lainnya,Gadis itu mencoba fokus memperhatikan ke depan.Batinya bergumam untuk menghitung jumlah kepala.

'Enam'

Lantas dia menghadap ke arah berlawanan menghitung dari angka satu lagi

'Tiga'

Tambah satu dengan nya, Berarti empat.

'Enam tambah empat? Sepuluh berarti lebih satu'Batin Natasya.

'Kemuncualan nya' memang tidak menjadi hal yang di takuti oleh gadis itu.Apalagi di alam bebas seperti ini,bahkan sepanjang jalan Natasya dibuat senam jantung oleh mereka.'mereka' menampakan diri tanpa aba-aba.Bentuk nya berpariasi, sampai-sampai sudah ada di sisi nya atau bahkan di atas kepalanya.

Tapi semoga saja'dia' yang kini berada di barisan paling belakang,tidak ada niatan untuk menggangu perjalanan ini .Atau sekedar usil kepada teman-temannya .

"Ini pos empat guys"sampai instruksi baskara di depan sana berhasil memberhentikan semua langkah.

Helaan nafas panjang yang melepas semua penat terdengar saling bersautan,para pemuda itu duduk di dekat papan yang bertuliskan angka empat. Menjulurkan kali yang pegal di lahan persegi yang cukup luas untuk menampung beberapa tenda.Meraka menyandarkan punggung nya di ceriel masing-masing.

"jangan ngelamun , udah malam"Baskara menoel lengan Bianca yang tiba-tiba menatap kosong ke arah depan."minum dulu nih"

"Aku juga bawa ko "Tolak gadis itu yang wajahnya tampak pucat.Dengan peka lelaki bertopi hitam itu mengambil botol minum milik Bianca  yang tersimpan di samping cariel " kalau takut minum punya gue,nih minum punya lo sendiri"

"Makasih kak" gadis itu membalasnya dengan senyum.

"Jangan ngelamun denger kata gue"  ucap baskara lagi .Percayalah, melamun  di alam bebas seperti ini tidak baik,jiwa yang kosong membuat energi negatif mudah mendekati.

"Gue sama Arion nyari kayu bakar dulu"Liam tiba-tiba menyalip obrolan kedua insan tersebut,Arion yang mendengar itupun mengernyit keheranan . Tatapannya seperti berkata"Bapa jadi gue dah"

ALRUNA & TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang