Bab 59

96 9 0
                                    

Lelaki berpakaian SMA berantakan itu terus menerobos jalanan besar ibu kota itu, membuat pengendara lain mengumpati nya. lelaki tampan itu terus menyalip kendaraan motor lainnya, dengan kecepatan di atas rata-rata laki-laki itu menancapkan gasnya menuju sebuah tempat.

tidak peduli dengan umpatan panas orang-orang, dan suara klakson yang beradu adu sehingga menyebabkan kebisingan. pandangan lelaki itu terus menatap lurus jalan besar dengan mata yang terlihat bahagia ia tidak sabar untuk bertemu dengan Aruna yang sudah melewati masa kritisnya.

motor itu berhenti di pekarangan rumah sakit ibu kota, dengan gerakan cepat lelaki itu berjalan menuju ruangan yang menjadi tempat tujuannya. saat ia berjalan  menuju lorong tempat dimana Aruna dirawat inap ia berpapasan dengan wanita paruh baya.

Bi Siti yang mengetahui kedatangan lelaki tersebut, langsung berjalan mendekat ke arah lelaki tersebut "eh den Al,mau jenguk non runa ya?"tanya bi Siti

Al yang melihat bi Siti mendekat pun meyalimi tangan wanita tersebut"iya bi,runa nya lagi apa?" tanya balik Al

"tadi baru selesai makan den,terus tadi bibi suruh dia buat istirahat" ujar bi siti

"ouh, gitu terus sekarang bibi mau kemana?" tanya Al kepada bi Siti

"bibi supermarket di depan sebentar den,"ucap Bi Siti

"bagus deh den,Aden datang tepat waktu bibi sekalian nitip non runa di ruangannya,dari tadi non runa nyariin den Al Lo"tutur bi Siti lagi

"siap bi,kalau gitu Al mau ke kamar ruang inap Aruna dulu ya"ucap Al

"silahkan den" jawab Bi Siti

"yaudah permisi ya Bi" ujar Al lalu pergi meninggalkan bi Siti dan melanjutkan lagi perjalanan menuju kamar ruang inap Aruna sambil menenteng keranjang berisi beberapa makanan.

Tak lama kemudian Al pun Sampai di depan ruang rawat inap Aruna.

Tok,tok,tok

"masuk"ucap dari dalam sana,Al pun membuka pintu nya

Baru saja ia membuka pintu, lelaki itu sudah disuguhkan dengan pandangan yang membuat hatinya tergetar,Masih sama senyuman itu tidak pernah, luntur dari wajah cantiknya hanya saja keadaan yang tak pantas untuk gadis baik seperti Aruna

"Al,sini"panggil gadis itu yang memakai selang oksigen di hidung nya.

"r-runa"lirih Al kemudian mendekati gadis yang masih terbaring lemah di atas brankar,masih sama dengan senyum yang tidak pernah luntur meskipun gadis itu sedang sakit.

Al pun mendudukkan dirinya disamping kursi disebelah  brankar Aruna,Al mengusap pipi Aruna yang terdapat luka .

"kamu Kenapa bisa kaya gini?"tanya Al, mengusap pelan pipi Aruna yang terdapat luka tersebut,jujur saja ia belum tahu pasti kenapa Aruna bisa seperti ini.

Aruna tersenyum menggelengkan kepalanya"jangan bahas itu Al"

Lelaki itu hanya menganggukkan kepalanya mencoba mencari topik lain.

Kepala Aruna tiba tiba terasa pusing dan nafasnya sedikit tersendat,tangannya naik kepelipis memijatnya pelan.

"sayang... Apa ada yang sakit?bilang sama aku" suara Al terdengar di telinga nya,Aruna mengedarkan pandangannya,di samping tempat tidur nya terdapat Al.

Aruna menggelengkan kepalanya pelan,tangan gadis itu berusaha membuka alat bantu oksigen di hidung nya.Al yang melihat itu pun menggelengkan kepalanya pelan dan tangannya menahan tangan gadis itu.

"jangan dulu,kata dokter kamu belum boleh lepas selang oksigen nya"ucap Al,kemudian Al membantu Aruna untuk menegakkan sedikit senderan yang ada di brankar Aruna.

ALRUNA & TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang