Bab 74

94 7 0
                                    

Matahari tak lagi merona saat awan hitam datang lagi tanpa permisi, padahal mereka baru melanjutkan mendaki beberapa menit.Menurut liputan berita yang beredar,di bulan ini adalah bulan yang akan menjadi puncaknya musim kemarau.Tapi lain pada hari ini,transisi dari cerah ke kelabu begitu sangat lembut,cuaca seperti nya sangat senang mengerjai manusia.Padahal prediksi Meraka harusnya dari semalam mereka sudah sampai ke puncak tapi karna kendala hujan hingga siang ini Meraka masih belum menyampai puncak.

Gerimis kembali jatuh menuruni sela-sela lebatnya hujan.Meskipun kecil tetapi membawa getar hawa yang berbeda,berada di ketinggian membuat udara semangkin terasa dingin.

Langkah kaki semangkin berat , seolah-olah ada rantai yang mengikat sampai ke dalam tanah.Tidak ada lagi kalimat-kalimat indah yang saling menyemangati,semua nya sibuk menyenangati diri Meraka sendiri ,menanam kepercayaan diri bahwa semua Medan terjal bisa Meraka lalui.

Jika beberapa menit yang lalu Mereka penuh canda tawa,Maka saat ini penuh keterdiaman.Membiarkan angin berbisik lirih lewat daun-daun,Meraka bisa melihat bagaimana kabut putih itu menutupi Jalur pendakian yang akan mereka tempuh,jarak pandang menjadi tidak lebih dari lima meter.

Bulu kuduk sontak meremang saat memasuki,Meraka tidak bisa berhenti berdzikir dalam hati,meminta ke selamat agar bisa mencapai puncak dan pulang dengan selamat.Awan semangkin kini gelap dan hujan pun semangkin deras.

"Headlampnya keluarin,kita pake dulu jas hujan"tukas Baskara sambil berlindung di bawah pohon yang daunnya rindang, rombongan itu pun langsung mengikuti kata kata baskara.

"jam berapa sih?"

"Jam 12,Din" Bianca menjawab pertanyaan Dinda

"ko awan nya kaya magrib yah,bisanya jam segini panas banget dah"ucap Natasya

"bas ada berapa pos lagi sih?"Tanya Al kepada Baskara,Al yang merasa sudah jauh berjalan tetapi belum juga ketemu pos selanjutnya.Al merasa Meraka hanya berjalan jalan di tempat yang sama.

"15 menit lagi sampai" balas Alister so tahu,padahal lelaki itu belum pernah sama sekali mendaki gunung.

"Serius?"Arion yang mendengar itu pun mata nya berbinar.

"bego Lo percaya aja sama gue,gue aja kaga tau"

"Anjing Lo!"

"Heh!!"Al, Baskara,Kenzie,Liam, Natasya,Bianca dan Dinda pun memperingatinya dengan kompak seperti paduan suara.

Al menatap tajam Arion"jaga mulut Lo,jangan sembarang ngomong,inget kita dimana"

"Y sorry,lagian si Alister ngeselin banget dah" ucap Arion meminta maaf.

***
Faktanya,puncak yang mereka harapkan bisa  dicapai dalam waktu 2 jam kini hanya angan belaka,gelapnya kabut yang menyulitkan pandangan di sertai rintik hujan yang membuat Medan semangkin licin,
meyusutkan semangat mereka hingga tidak bisa mengejar waktu yang sudah  di targetkan.Hingga tepat pukul set 1 siang rombongan itu sepakat untuk menginap di perjalanan lagi.Meskipun dilanjutkan itu akan memakan waktu yang lama karna Medan nya yang semangkin licin dan itu semua bisa bahaya bagi mereka semua.

"ini tempat kaya nya cocok deh buat tenda" kata Al yang bagus selesai mencermati area tanah kosong.

"Atasan dikit deh,Deket semak-semak biar nggak langsung kena angin gunung"usul Baskara

"Berarti naik dikit lagi guys,jangan ada yang dulu duduk!"kenzie berseru
saat melihat Natasya terlanjur duduk

Laki-laki itu mengeluarkan tangannya lagi membantu Natasya berdiri lagi.

"Besok berangkat harus lebih subuh banget biar kita bisa liat sunrise "kata Natasya saat langkah kakinya kembali meranjak untuk ke tempat menginap.

Di belakangnya,Kenzie langsung membalasnya "sebelum subuh kita berangkat"

ALRUNA & TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang