Bab 28

177 12 0
                                    

"Apa yang ingin dokter bicara?"

Megan lekas mengambil duduk dihadapan meja sang dokter,yang mana dokter itu adalah salah satu dokter yang menangani alna,ia tak tahu apa maksud dari dokter itu memanggil nya kesini.

"ini soal kesalahan alna,Bu"jelasnya

Kedua alis Megan mengernyit.Memang, kemarin alna sudah melakukan keseluruhan yang di sarankan oleh dokter tersebut.

Megan pikir anaknya akan baik-baik saja,bahkan selama ini alna selalu makan-makanan yang sehat,bahkan ia merasa kalau Alna baik-baik saja.

Di tatapnya mata sang dokter "Hasilnya sudah keluar,dok?"

Benar saja,Kepala dokter itu mengangguk lalu beberapa detik kemudian tangannya meyerahkan lebaran kertas putih ke hadapan Megan.Awalnya Megan tampak biasa saja,karna ia yakin kalau anaknya baik-baik saja.

Diambil alih lembaran kertas tersebut ,dan kedua matanya secara teliti membaca sedetail-detailnya tulisan di atas kertas putih tersebut,Sontak Megan kaget menatap hasil itu tak percaya,ia pikir ini salah.

"Dokter pasti salah"Megan sedikit melempar kertas tersebut kearah sang  dokter kembali,"saya selalu menjamin kesehatan anak saya,dari segi apapun itu...jadi,mana mungkin ini bisa terjadi "

Tangan dokter itu mengambil kembali lembaran kertas yang dilempar oleh Megan.

"tapi ini hasil leb aslinya ,bu..jika ginjal alna bermasalah "

"kenapa bisa begitu!"bukannya iba,Megan malah tersalut emosi.

Dan dengan penuh kesabaran yang dimiliki sang dokter,lelaki itu mulai menjelaskan secara perlahan-lahan kepada Megan.

"apa ibu yakin kalau selama ini ibu memperhatikan kondisi dan aktifitas anak ibu? apa ibu yakin jika selama ini ibu selalu ada disamping anak ibu"

"dokter jangan asal bicara! saya mamanya, jelas saya yakin keadaan anak saya!'' sentak Megan, setelahnya ia menggebrak meja sehingga menghasilkan bunyi dentuman yang keras.

Dokter itu hanya menghela nafas dalam"jika ini dibiarkan,ini akan membahayakan nyawa alna,Bu Megan!"

Tak terima atas apa yang dokter itu ucapkan,Megan lekas berdiri dan menarik kerah sang dokter tersebut erat dan menatap nya tajam.

"Dokter jangan asal bicara ya!! "

"saya tidak asal bicara Bu Megan,saya juga memperhatikan kesehatan serta kondisi setiap Pasien saya"imbun sang dokter.

Dihempaskannya tubuh sang dokter,sebelum akhirnya ia memilih pergi dari sana.

Namun, sebelum kedua kakinya berhasil keluar dari ruangan tersebut.tepat diambang pintu,suara sang dokter kembali mengintrupsi Megan,membuat ia sedikit mematung disana.

"meskipun ginjal alna tidak terlalu parah,tapi alna harus segara mendapatkan pendonor ginjal, pak " katanya lirih,"itu salah satunya supaya alna bisa sembuh "

Megan hanya menatap dokter tersebut lewat lirikan mata,dan kemudian begitu saja tanpa sepatah kata.ia memikirkan siapa yang bisa mendonorkan ginjalnya kepada anaknya tersebut.

***
Ting

suara handphone milik Aruna berbunyi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

suara handphone milik Aruna berbunyi.ia lekas membuka pesan tersebut dan menemui sang no wa mama disana.

Alisnya saling bertaut,tak biasanya atau bahkan bisa dikatakan jarang sang mama menghubunginya, jangankan menghubunginya peduli saja tidak.

"kira-kira apa ya,yang mau dibicarain mama?"ucapnya kepada diri nya sendiri

"semoga ada hal yang baik." Aruna tersenyum tipis,ia lekas berdiri dari tempat kursi nya lalu dengan cepat memasukan buku-buku yang masih berantakan di mejanya ke dalam tas,setelah itu langsung pergi menuju parkiran,karna ia tak mau mamanya menunggu nya lama.

Aruna pergi ketempat tersebut menggunakan ojek online,setelah usai membayar ojek online tersebut,Aruna lekas mengedarkan pandangannya
pada taman di dapannya,mencoba mencari -cari mamanya.

Dan ya,ia menemukan mamanya sudah duduk di kursi taman sambil meneguk sebuah minuman disana,di taman dekat perumahan gadis tersebut.Dengan langkah pasti,Aruna menghampiri wanita tersebut.

"Aruna lama ya,ma?maaf tadi Aruna --"

"saya tidak peduli itu" Megan memotong langsung perkataan Aruna yang belum usai.membuat gadis itu mengangguk dan tersenyum getir.

"mama mau ngomong apa sama Aruna?" tanya nya kembali

Tanpa mau basa-basi,Megan lekas menyerahkan sebuah kertas ke arah Aruna,Dan tentunya Aruna mengernyit heran,ia menatap sang mama seolah meminta jawaban,Tetapi wanita itu hanya terdiam tanpa ngeluarin sepatah kata pun.Membuat Aruna menarik kertas tersebut lalu membacanya dengan penuh ketelitian.

Dan dugaannya benar jika kakaknya tersebut sakit, seperti ada rasa sakit Disana melihat kenyataan yang ada, bahwa nyatanya kakanya tersebut sedang tidak baik-baik saja.

"mama bohong kan?" tanya Aruna dengan mata yang gemetar.

"buat apa saya bohong? itu diagnosis dari dokter,bahwa alna hrus cepat cepat mempunyai pendonor ginjal"

"tapi bukannya selama ini kakak baik baik aja? mungkin dokter salah"elak Aruna tak percaya

Di sana aruna masih melihat mamahnya menghela nafas panjang,dan wanita itu menatap gadis di depannya tersebut.

"saya mau kamu mendonor ginjal kamu kepada kakak kamu"

deg

perkataan Megan membuat diri Aruna mematung ditempat,ia menatap mamanya tanpa berkedip,apa ia tak salah dengar?

Lama tak mendapatkan jawabanan dari Aruna,Megan kembali bersuara "kenapa?kamu nggak mau mendonorkan ginjal kamu ke Kakak kamu sendiri?mana kepedulian kamu sama kakak kamu? jangan egois deh kamu! saya mau anak saya tetap hidup "ucapnya

"lagian bentar lagi kamu juga mati ko,jadi sebagai tanda balas Budi kamu kepada saya,yang sudah melahirkan kamu,yah kamu mendonor ginjal kamu itu"

"biar hidup kamu sedikit berguna "

"ma-"

Megan menghempaskan nafasnya kasar,dan lagi lagi ucapnya dipotong oleh mamanya.

"kalau kamu mau mendonorkan ginjal kamu kepada alna,apapun yang kamu mau akan saya berikan " ungkap Megan setelahnya.

Mata Aruna mengatap mata sang mama dengan sendu.

"Termasuk  semua kasih  sayang mama ?" tanya Aruna

"apa termasuk semua cinta dan kasih sayang yang pernah mama berikan kepada Kaka?" tanyanya sekali lagi.

"baik kalau itu mau kamu!" jawabnya enteng "kalau kamu setuju nanti kamu bisa hubungi saya di wa"

Dan detik berikutnya Megan pergi melangkahkan kakinya pergi dari hadapan Aruna.

Aruna menunduk,memggepal tangannya erat

'aruna juga sakit,ma'

'aruna ingin seperti Kaka, apapun untuk kesembuhan akan dilakukan oleh mama'






ALRUNA & TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang