Bab 65

100 7 0
                                    

Lelaki berpakaian kaos putih yang dibalut oleh jas hitam kini sudah berantakan itu terus menerobos jalanan besar ibu kota itu, membuat pengendara lain mengumpati nya. lelaki tampan itu terus menyalip kendaraan motor lainnya, dengan kecepatan di atas rata-rata laki-laki itu menancapkan gasnya menuju sebuah tempat.

tidak peduli dengan umpatan panas orang-orang, dan suara klakson yang beradu adu sehingga menyebabkan kebisingan. pandangan lelaki itu terus menatap lurus jalan besar dengan mata sembab yang tidak memiliki kehidupan di sepanjang jalannya.

Motornya berhenti di pelataran rumah sakit ibu kota,dengan gerakan cepat lelaki itu berlari menuju sebuah ruangan yang menjadi tujuannya.Air mata yang mengalir deras dan mata yang sembab serta seluruh anggota tubuh yang tak sanggup menopang tubuhnya lagi tetapi lelaki itu terus memaksakan untuk berlari  ke sebuah lorong,yang terlihat disana ada seorang wanita paruh baya yang sedang duduk di depan ruangan tersebut sembari menangis.

Gadisnya pasti baik-baik saja,iya gadis itu harus baik-baik saja.Itu lah hal yang terus berputar di pikirannya, saat ini gadis yang sudah hampir 4 bulan bersamanya.Gadis yang selalu berada di sampingnya di saat dunia tidak mendukung kebahagiaannya, gadis cantik yang selalu mengisi hari-harinya dengan senyuman manisnya, gadis cantik yang tak mengenal lelah,cinta sejatinya.Dia yakin gadis itu pasti baik-baik saja.

Bi Siti yang melihat kedatangan Al langsung berhamburan memeluk lelaki itu "Den,non Runa den..."histeris bi Siti

Al memejamkan matanya, menghapus air mata yang mengalir deras tetapi tidak mengeluarkan suara.

Al mendongakkan kepalanya,lelaki itu langsung berdiri kala pintu ruangan terbuka.

"Dok, gimana keadaan pacar saya?" tanya Al

"Dok tolong jawab "Al mengguncangkan tubuh dokter itu karna tidak ada yang menjawab pertanyaan nya satu patah kata pun.

"Ini bukan saatnya untuk bertanya-tanya ,pasien terus memanggil nama anda, pasien ingin bertemu dengan mu nak"ujar dokter

Mendengar ucapan itu pun,Al langsung masuk kedalam ruangan yang di tempati oleh gadisnya.

Deg!

Baru di dapan pintu lelaki itu sudah di suguhkan dengan pemandangan yang membuat hatinya tergetar.Masih sama senyuman itu tidak pernah luntur dari wajah cantiknya hanya saja keadaan yang tak pantas untuk gadis baik seperti Aruna.

"A-al s-sini" panggil gadis itu memakai masker selang oksigen yang bertengger di antara mulut dan hidungnya.

"r-run"lirih Al lalu mulai mendekati gadis nya yang terbaring lemah di atas brankar.Masih sama senyuman nya tidak pernah luntur.

Al menundukkan dirinya disamping kursi di sebelah brankar Aruna ,Al mengusap pipi Aruna  yang terdapat luka.

"Kamu kenapa bisa kaya gini?" Tanya Al mengusap pelan luka yang ada di pipi Aruna.

Aruna tersenyum lalu menggelengkan kepalanya "j-jangan b-bahas i-itu Al"

Laki laki itu menganggukkan kepalanya lalu mencoba mencari topik lain.

"A-al"

"r-runa"

"iya ada apa Al, kenapa?"

Al menggenggam lembut tangan Aruna"Runa maafin Al yah karena gagal jaga kamu, harusnya ini nggak terjadi, harusnya Al jemput kamu bukan malah kamu datang sendirian "

"I-ini b-bukan sa-lah k-amu kok A-al,i-ini u-udah t-takdir"ucap Aruna terpatah patah.

Al meneteskan air matanya"Runa Al udah menemukan pendonor jantung untuk kamu,kamu mau yah operasi sekarang? biar kamu sembuh"

ALRUNA & TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang