Bab 20

220 12 0
                                    

Setelah kejadian kemarin berlalu kini Aruna kembali lagi beraktivitas seperti biasa,ia tidak peduli dengan perkataan Al yang menyuruh nya untuk istirahat saja dirumah, lagian mana mungkin Al berani menyeret Aruna untuk kembali pulang.bisa-bisa kalau ia ketahui tidak sekolah oleh mama nya pasti ia akan di siksa abis-abisan karna megan tidak peduli kalau Aruna sakit atau tidak anak itu harus tetaplah sekolah.karna hal ini membuat Aruna memutuskan untuk tetap bersekolah,ia tidak mau disiksa terus menerus oleh mama nya ia juga cape.

***
Aruna mengayunkan kedua kakinya di kursi besi di depan ruang guru,gadis itu menunggu Alex keluar dari ruangan tersebut.Aruna sengaja tidak ingin di temani oleh siapapun, Alasannya adalah ia belum mengatakan kepada kedua temennya tersebut bahwa ia akan ikut lomba olimpiade yang di tawarkan oleh Alex.

Ada satu hal lagi yang ada di pikiran Aruna,sifat Kinara yang berbeda dari biasanya saat tadi ia masuk ke kelas Kinara tidak sama sekali menoleh kearahnya bahkan sapaan manis dari nya di abaikan,tapi Aruna berusaha untuk tidak berpikir negatif mungkin saja Kinara mood nya sedang jelek.

Menghela nafas Aruna menyender punggungnya ke kursi belakang nya, istirahat sebentar lagi akan berakhir tapi Alex belum sama sekali keluar dari ruangan guru tersebut. Alex sempat berpesan pada nya untuk menunggu nya sebentar tapi sampai detik ini pun Alex belum sama sekali keluar dari ruangan itu.

Namun saat dirinya tengah asyik merenung,tiba tiba terdengar suara pintu terbuka tepat disamping saat Aruna menegakan tubuhnya.Sesakali ia tersenyum melihat beberapa guru yang  keluar dari ruangan tersebut.

"sorry kak,kakak jadi nunggu lama"ucap Alex yang baru keluar dari ruangan tersebut.

"ouh iya kakak ada keperluan apa sama Alex" tanya Alex

Aruna mengangguk tidak masalah ,Gadis itu menatap Alex "lex, sorry,kertas yang kemarin kamu kasih ilang.kakak Benar-benar lupa naroh kertas itu dimana "ungkap Aruna."kakak boleh minta kertasnya lagi nggak?kakak tertarik buat ikut olimpiade itu Lex"ucapnya lagi.

Alex hanya berdiam mendengar itu semua."Lex?"panggil Aruna ketika melihat Alex yang hanya diam saja.

Alex berpikir sebentar, pikirannya melayang kepada ucapan Kaka nya semalam.Al mengancam akan menghabisi nya bila ia memberikan kertas pendaftaran olimpiade kepada Aruna.

"kamu kenapa Lex?apa nggak boleh kakak minta kertasnya lagi?" tanya Aruna

"tapi, kak al-"

Dahi Aruna mengkerut .Gadis itu bingung "Al ? kenapa?Al nggak ada urusannya sama hal ini.ini hanya urusan kita berdua,hanya kamu dan kakak bukan Al "

Kepala Al mengangguk pelan"kakak tunggu sebentar dulu disini,aku mau minta kertasnya ke Bu Desi dulu"

"iya, makasih yah Lex ,maaf kakak jadi ngrepotin "ucap Aruna sembari di beri anggukan oleh Alex.

Alex tidak tau ucapan kakak nya yang begitu serius pada malam tadi.sebaliknya, Alex pun berpikir kembali dan pada akhirnya yang membuat keputusan itu hanya Aruna.gadis itu yang berhak memutuskan pilihan nya.

***
Tempat favorit selain kelas,kantin ,rooftop, perpustakaan.perpustakaan? yaa, alasannya simpel karna Disini banyak sekali pendingin ruangan,dan karna Disini ia bisa bolos tanpa dicurigai oleh guru-guru selain itu ia bisa tidur sesuka hati dia.

Duduk dipojokkan, dekat AC.Ah,berapa nikmatnya Al saat ini. Al sedang menahan rasa ngantuk nya pada dirinya karena ia semalam tidak tidur sama sekali dan ini adalah alasan ia pergi ke perpus adalah untuk tidur. Al tidak sadar bahwa  ada seseorang gadis yang Sendari tadi memperhatikannya.

"Ekhm,boleh gue duduk di sini?"tanya gadis tersebut.

Al mengerjap kaget"astaga!" ia mengusap dadanya,menatap gadis di depannya

"sst,jangan berisik Lo,ini perpustakaan!"ucap gadis tersebut seraya membuka buku paket kimia nya.

"yang bilang ini pasar malam siapa ye" cibir Al

"Eh,ko Lo sekolah sih kan gue udah bilang ke Lo buat istirahat dirumah!'' tambah Al

"serah gue kali,mau sekolah mau kaga Lo kaga berhak ngatur hidup gue" ucap Aruna.

setalah mengucapakan itu gadis tersebut fokus dengan bacaannya sendiri, mengeluarkan binder dan pulpen lalu menuliskan sesuatu yang Al tidak tahu.

Al mengernyitkan alisnya bingung "Lo belajar?"mencoba mengintip apa yang gadis itu tulis.

Gadis itu tak memindahkan pandangannya dari bukunya" Lo pikir ke perpus ngapain kalau nggak belajar ?"

Al tersenyum kaku" gue ke perpus nggak belajar,gue cuman numpang tidur "

"Gunain waktulo sebaik mungkin,Lo sekarang udah kelas 12 itungan bulan lagi kita bakal lulus,Lo boleh nikmatin masa muda Lo tapi jangan lupa ,kalau orang tua Lo pasti mau anak nga pinter" ucap Aruna

Al tertegun mendengar ucapan Aruna itu,

"run?"panggil Al

"hmm"

"gue pengen pinter kaya adik gue, tapi nggak ada yang bisa bantuin gue untuk mahamin materi ? Lo mau bantu gue gak?"

"bantu apa ?''

"bantuin gue buat jadi pinter kaya Lo "

"Bantuin gue biar orang tua gue bangga"

"Bantuin gue supaya nggak di banding-bandingin sama adik gue"


ALRUNA & TAKDIRTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang