[17]

234 49 3
                                    

Kau tahu apa itu cinta pertama?

Itu adalah perasaan yang dirasakan oleh Ilya pada Alice.

Sebuah coretan murahan itu—pada akhirnya—Ilya bingkai dengan indah dengan bingkai glamor belapis emas. Ilya kemudian menempatkannya di hadapan ranjangnya; supaya dia bisa memandangi parasnya sendiri ketika dia hendak terlelap di malam hari.

Sebagai seorang anak dari keluarga kaya raya, Ilya Zachary selalu dimanja. Dia selalu mendapatkan apa yang dia inginkan dan keras kepala—walau begitu, sebenarnya dia adalah anak yang baik dan berhati lembut. Dia menginginkan Alice. Jadi, dia ingin mendapatkan Alice.

Hanya saja, apakah Alice mau menerima cintanya?

Tidak akan ada yang tahu jawabannya jika Ilya tidak bertanya kepadanya.

"Alice, jika aku mencintaimu, apakah kau juga mencintaiku?" tanya Ilya pada sebuah kesempatan ketika dia melihat Alice di perpustakaan mansion.

Alice berhenti menggores kertasnya dengan pensil. Dia tidak menjawab. Tetapi, itu malah membuat Ilya senang. Dia tahu bahwa Alice malu untuk menjawab. Jadi artinya, jawabannya adalah "ya". Dia juga mencintai Ilya—walau Ilya tidak mencintainya sekali pun. Tetapi beruntungnya, keduanya saling mencintai.

"Jika kita saling mencintai, bukankah kita bisa menjadi kekasih?" tanya Ilya. Dia pun duduk di samping Alice yang masih mengalihkan pandangannya. "Kau juga mencintaiku."

"Walau begitu, aku tidak bisa menjadi kekasihmu," balas Alice pada akhirnya.

"Mengapa begitu?" tanya Ilya.

Alice hanya tersenyum. Dia merapikan buku-buku gambarnya dan pensil-pensilnya, lantas memasukkannya ke dalam tas. Dia hendak pergi dari sana.

"Katakan padaku, Alice?" Ilya kembali menegaskan pertanyaannya.

"Karena... kita tidak setara," balas Alice.

Alice pun pergi dari sana.

Tidak setara? Ilya tahu apa maksud Alice. Gadis itu merasa rendah diri. Ilya adalah anak konglomerat, cucu ketua partai besar, pewaris dari pengusaha kaya raya. Walau ayah Alice adalah petinggi di partai, tetap saja kedudukan mereka masih jauh jomplang.

Hanya saja, Ilya tidak pernah peduli tentang status atau pun derajat seseorang. Dia mencintai Alice apa adanya. Dan bahkan ketika Alice bukanlah gadis yang cantik, Ilya akan tetap mencintainya. Dia menyukai pribadi Alice yang berbeda dengan gadis-gadis lain. Alice menggambarkan seorang gadis lembut yang sempurna. Dia menggambar, membaca, memasak dan lembut dalam tutur-kata serta baik hati—walau agak cengeng. Dia adalah sosok idaman Ilya dan Ilya tidak pernah mendapati yang seperti Alice di dalam hidupnya.

Jadi, Ilya tidak pernah menyerah untuk mendapatkan cinta dari seorang Alice yang sederhana.

Pernah suatu masa, Alice memenangkan lomba lukis tingkat nasional. Ketika dia membawa pialanya ke Mark, Mark tidak terlalu menggubrisnya karena putrinya yang lain sedang menangis. Putra-putri Mark yang lain juga sedang sibuk. Jadi, Alice menyimpan piagamnya. Tidak ada siapa pun yang memberi selamat atas pencapaian yang luar-biasa itu. Bahkan, teman-temannya di sekolah tidak bertanya akan hal itu dan Alice tidak mengungkapkannya.

Hanya saja, ada seseorang yang kemudian membuat hidupnya menjadi berarti.

"Selamat atas kemenanganmu, kau keren sekali! Untuk merayakan kemenanganmu, bagaimana jika aku mentraktirmu makan di restoran bintang lima? Kau tahu, di sana ada steak tenderloin dan jus. Tempatnya sangat mewah dan diiringi oleh suasana musik klasik. Kau pasti akan menyukainya."

The Killer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang