Hal yang dilakukan oleh Dokter Alferd kepada Sofiya adalah hal yang mengerikan. Tetapi, yang dilakukan Danya ini mengerikan pula-serta konyol. Bagaimana Sofiya diculik hanya karena tidak mau menjawab pertanyaan Danya?
Sofiya mengutuk takdirnya yang konyol sembari berjalan ditodong pistol oleh Danya. Dia dibawa ke sebuah hunian tua yang cukup besar. Mungkin, itu adalah rumah Danya. Entahlah, Sofiya tidak peduli. Yang dia pikirkan adalah bagaimana caranya lari dari sana.
Setelah masuk ke dalam rumah itu, Danya langsung mengunci pintunya. Sofiya diam saja. Danya malah menatapnya dengan mata yang menyipit. Sofiya juga ikut-ikutan menatapnya meskipun ragu.
"Aku... memiliki kenalan psikiater yang bagus. Mungkin kau harus ke sana," kata Sofiya.
"Kenapa aku harus ke psikiater. Harusnya kau," balas Danya. Dia menurunkan senjatanya. "Nah, sekarang, katakan padaku mengapa kau begitu anti kepadaku."
"Sudah kubilang tidak kepadamu, tetapi pada... lelaki yang asing. Kenapa kau tidak memahaminya, astaga. Apalagi yang harus kukatakan padamu."
"Memangnya kenapa? Kenapa kau menyamakanku dengan lelaki lainnya?"
Sofiya memijati pelipisnya. Mau bagaimana pun, dia harus lari dari sana. Dia masih terbayang-bayang bagaimana Dokter Alferd mengurungnya di vilanya pada saat malam tahun baru. Kenangan menjijikkan itu kembali merasuk ke benak Sofiya. Dia harus lari dari Danya. Dilihat dari sisi mana pun, Danya ini adalah orang jahat. Sofiya tidak tahu sejauh apa kejahatannya.
Karena melihat Danya sudah menurunkan pistolnya, Nada secara refleks lari dari sana. Dia pergi ke pintu di belakang Danya, tetapi pintu itu terkunci. Sementara Danya menggelandang tangannya. Sofiya berinisiatif untuk menggigitnya tangan Danya. Hal itu membuat Danya refleks melepaskannya. Perempuan itu pun kemudian berlari secara acak. Dia menyusuri tempat-tempat di hunian itu. Dia ingin pergi ke mana saja asalkan tidak bertemu dengan wajah jahat Danya. Dia pun menemukan sebuah ruangan. Danya terdengar sudah mendekat. Jadi, Sofiya masuk ke ruangan itu. Dia menutup pintunya. Beruntungnya, kunci pintu ruangan itu masih menggantung di kenop. Dia segera menguncinya.
Pintu digedor-gedor oleh Danya. "Hey, hey, apa yang kaulakukan di sana?! Itu kamarku! Jika kau ingin kamar, akan kuberi yang lain!"
Kenop pintu tampak diputar-putar. Tetapi, Sofiya tidak peduli. Dia menyusuri ruangan-yang katanya adalah kamar Danya itu. Dia mendekat ke arah jendela. Sayangnya, jendela itu dikunci oleh terali. Sofiya menendangnya. Tetapi percuma. Walau kacanya pecah, dia tidak akan bisa membuka teralinya.
Suara gedoran pintu berhenti terdengar. Sofiya tidak tahu apakah Danya memiliki kunci duplikat atau tidak. Tetapi, untuk berjaga-jaga, dia pun berusaha menggeser-geser meja dan lemari untuk menghalangi pintu terbuka-walau dengan begitu dia tambah tidak bisa keluar.
"Baiklah jika begitu. Kau akan mati di sana. Dan jangan salahkan aku jika hal itu terjadi. Aku tidak ingin membunuhmu. Kau sendiri yang bunuh diri di sana." Danya bergumam pada akhirnya. Lantas, suara langkah kaki menjauh. Sofiya merasa bahwa Danya sudah enyah dari sana. Dia bisa bernapas lega. Tetapi, ketegangan belum surut. Pemuda itu pasti memiliki ribuan cara untuk membuka pintunya.
Lantas sekarang nasib konyol apa lagi yang menimpa Sofiya? Dia terperangkap di kamar seorang sosiopat aneh.
Di kamar itu, ada meja, lemari, ranjang, rak buku dan tampak seperti kamar pada umumnya. Lantas, ada pula bingkai-bingkai foto yang terpanjang. Sofiya penasaran asal muasal orang aneh itu. Jadi, dia memperhatikan foto-foto itu. Di sana, dia melihat foto Danya yang masih sedikit lebih muda bersama seorang wanita-yang dia yakini adalah ibunya Danya. Serta ada foto Danya dan Alexander. Setelah itu, ada foto seorang pria bertubuh tegap dengan tulisan di bawahnya; Joseph Ferdinand. Lantas ada wajah-wajah lain yang tidak Sofiya kenali. Semuanya tampak biasa. Tidak ada gejala yang menunjukkan bahwa pemilik kamar itu adalah sosiopat aneh yang hobi menculik.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Killer [END]
Mystery / Thriller[SANG PEMBUNUH] 18+ PLAGIAT DILARANG MENDEKAT ❗ *** Blurb : Dokter Alferd merupakan dokter yang tampan dan berkarisma. Tetapi, itu semua pudar ketika dia ditemukan tewas secara mengenaskan di huniannya. Dirnada "Nada" Atlicia Hayes merupakan putri d...