[18]

226 42 6
                                    

"Jadi, kesimpulannya adalah; Sang Pelaku menulis sebuah kisah dan itu adalah kisah Ilya dan Alice. Sang Pelaku menggunakan kisah itu untuk alasan balas dendam. Tuan Ramon mengartikan bahwa kemungkinan besar pelakunya berada dekat di antara Ilya dan Alice atau orang yang tahu kisah antara mereka. Tuan Yuzak dan Tuan Ramon juga menyebut tentang anak-anak Mark yang tahu akan kisah itu."

Danya dan Nada hanya ternganga mendengar penjelasan dari Arman. Intinya, Arman mengatakan bahwa Tuan Yuzak mendapat surat dari pelaku—yang membunuh Dokter Alferd dan Julian serta menculik Liliya. Di surat itu, dia menyebutkan kisah antara Ilya dan Alice. Sang Pembunuh menggunakan kisah Ilya dan Alice untuk alasan balas dendam—yakni melakukan pembunuhan terhadap Dokter Alferd dan Julian. Dan kisah itu juga diketahui oleh anak-anak Mark.

Danya mengigiti bibirnya. "Kira-kira, kisah apa itu? Kenapa Sang Pembunuh—atau Sang Pelaku ini—menggunakan kisah itu untuk membalas dendam? Jika dendam yang dimaksudkan adalah membunuh Dokter Alferd dan Julian, maka dendam yang terjadi karena Dokter Alferd melukai Ilya atau Alice ini. Oh, Arman, kenapa kau tidak bisa mencuri surat itu saja?"

"Di dalam ruangan sudah dipasangi CCTV. Jangan gegabah." Arman mengembuskan napas kasar.

"Dan menurutmu, siapakah Alice ini?" tanya Nada.

"Dari percakapan yang dibicarakan Tuan Yuzak dan Tuan Ramon, anak-anak Mark tahu tentang kisah Ilya dan Alice. Jadi, bisa dipastikan bahwa anak-anak Mark dekat dengan Ilya atau Alice—atau mungkin keduanya. Jadi, bisa dipastikan kalau Alice ini berada di sekitar anak-anak Mark pula." kata Arman.

"Menurut kalian, apa hubungan antara Ilya dan Alice?" tanya Danya.

"Sepasang kekasih," balas Arman dan Nada secara serempak. Sebab, itulah yang paling masuk akal.

Danya ternganga mendengarnya. Dia agak tertawa kecil setelahnya. "Aku benar-benar memikirkan kisah yang gila di dalam otakku."

"Katakan!" tandas Arman dan Nada secara serempak lagi.

"Itu tidak pantas kukatakan," kata Danya.

"Katakan saja. Bisa jadi itu teori!" kata Arman.

Danya pun menghela napas panjang. Awalnya, dia tidak ingin mengatakan teorinya. Tetapi dia perlu karena mungkin bisa menjadi petunjuk. "Sama seperti yang telah kita simpulkan, Dokter Alferd melecehkan seseorang, bukan? Aku berfikir kalau itu adalah Alice. Dan Alice sesungguhnya adalah kekasih Ilya. Oleh karena itu, dari pernyataan Nyonya Clarissa tempo hari, Ilya tampak sangat membenci Dokter Alferd."

Arman dan Nada saling memandang.

"Ini mengerikan. Jika begitu, dia adalah monster," kata Arman. "Pantas saja ini benar-benar ditutup-tutupi oleh Keluarga Mitchell dan ayahnya Nada. Sebab, jika Alice adalah kekasih Ilya, kemungkinan besar dia seusia Ilya—atau mungkin, anak laki-laki biasanya mencari yang satu atau dua tahun lebih muda darinya. Kau tahu berapa selisih antara Dokter Alferd dan Ilya?"

"Diamlah, Arman. Itu menjijikan untuk dibayangkan." Nada menelan salivanya.

"Jika masalahnya memang benar begitu, tentu saja Sang Pembunuh sangat marah." Danya juga menelan salivanya.

"Jadi, orang yang membunuh itu pasti ada di sekitar Alice dan dia tahu apa yang dialami Alice. Dan... kemarin itu, Tuan Yuzak dan Tuan Ramon juga menyebut tentang anak-anak Mark yang lain. Apakah kau berfikir kalau Alice ini jugalah anaknya Mark?" Arman mengemukakan pendapatnya.

"Leslie?" tanya Nada.

"Dia juga memiliki adik perempuan yang satu tahun lebih muda," balas Arman. "Dan dia menghilang."

"Apa pun itu, sekarang kita tahu alasan mengapa Leslie sangat membenci Dokter Alferd pula. Dan apabila memang benar Alice adalah Leslie atau adiknya, kita juga perlu mencurigai Alexander Faulkner. Karena dia adalah kekasih Leslie saat ini. Dia pasti mencintai Leslie. Dan dia pasti tidak terima atas hal-hal buruk yang terjadi pada Leslie atau siapa pun yang berharga baginya—dan ini mungkin juga mencakup adiknya Leslie," kata Danya.

The Killer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang