[25]

149 27 19
                                    

Nada tidak menyangka bahwa skorsnya sudah selesai. Dia kembali ke sekolah—dan tentunya Olivia pasti juga sama. Untung saja, mereka tidak sekelas. Jika hal itu terjadi, maka sekolah akan meledak karena pertengkaran mereka yang dapat dipastikan akan semakin menjadi-jadi.

Ujian sekolah sebentar lagi akan dilaksanakan. Begitu pula dengan ujian masuk universitas. Nada tidak yakin dia bisa memasuki jurusan kriminologi di universitas bergengsi impiannya. Jika benar dia tidak dapat melakukannya, maka dia akan memutuskan untuk pergi ke universitas swasta yang biasa saja dan mungkin lintas jurusan ke ilmu hukum.

Nada berusaha tenang ketika semua orang memandangnya dengan aneh. Kasus perkelahiannya dengan Olivia serta hubungan spesial dengan Danya Ruth pastinya sudah diketahui oleh semua orang; termasuk seluruh pekerja bahkan kepala sekolah. Dia tahu, citranya semakin buruk di sana. Tetapi, tidak ada yang melarang hubungan dengan seorang staf, bukan? Lagipula, selisih usianya dan Danya hanya sekitar empat tahun dan dia sendiri sudah legal untuk memiliki hubungan spesial dengan seseorang—asalkan orang itu belum beristri.

Nada mendapatkan informasi yang sangat mengejutkan dari Arman. Selama ini, mereka menduga bahwa kemungkinan Alice adalah Kitty. Tetapi ternyata itu adalah salah besar. Alice adalah seorang perempuan yang kerap disapa dengan "Sofiya". Dia merupakan orang yang menolong Nada saat ditendang oleh Leslie. Dia disebut sebagai satu-satunya teman Leslie walau Leslie bukan satu-satunya temannya. Dia mahasiswi di universitas yang sama dengan Leslie, tetapi berbeda jurusan dan fakultas. Dia memasuki jurusan seni rupa murni. Selain itu, dia juga menjadi pelatih violin di salah satu ensambel di kota itu. Nada juga memiliki beberapa kenalan yang menjadi pelatih di ensambel itu. Jadi, mungkin Nada bisa bertanya-tanya soal Sofiya dari mereka.

Nada segera menemui Danya di laboratorium komputer ketika istirahat. Sama seperti biasanya, Danya hanya sibuk berkutat dengan salah satu komputer di sana.

Nada masuk tanpa permisi. Membuat Danya mengembuskan napas kasar dan menutup apa yang dikerjakannya di komputer tersebut.

"Kau sudah mendengarnya dari Arman?" Nada berterus terang. Dia duduk di kursi di samping Danya. "Tentang Alice, Alexander dan apa yang terjadi di malam itu."

"Ya. Arman sudah mengirim informasinya padaku juga," kata Danya. "Lihat ini." Dia membuka berkas soft file data tentang Sofiya. Nada pun melihat ke layar monitor.

"Sofiya Eshaal. 22 tahun. Putri dari Rudy Eshaal dan Mia Denesty." Nada membaca kembali apa yang ada di berkas itu.

"Kedua orang-tuanya sudah bercerai saat usianya dua tahun. Saat usianya lima tahun, Rudy Eshaal meninggal dunia karena kecelakaan. Ibunya tidak merawatnya karena tuntutan dari suami barunya. Jadi, dia diasuh oleh Mark dan istrinya yang saat itu masih hidup. Saat usianya tujuh tahun, istri Mark meninggal dunia. Tetapi, dia tetap tinggal bersama dengan Mark dan anak-anaknya. Segala warisan dari Rudy akan jatuh ke tangannya. Tetapi, karena dia masih di bawah umur, segalanya diatas-namakan Mark. Dan ketika Mark meninggal, diatas-namakan Miguel. Entah kapan akan diganti menjadi nama Sofiya." Danya menjelaskan kembali apa yang disampaikan Arman tentang Sofiya. "Dan satu hal lagi."

"Apa itu?" tanya Nada.

"Rudy juga merupakan salah satu petinggi di partai Tuan Yuzak. Dia meninggal karena kecelakaan. Persis seperti Mark. Dan aku mencari-tahu bahwa banyak dari anggota partai itu yang tewas karena kecelakaan. Sebuah keanehan yang menurutku janggal," kata Danya.

Nada kembali mengamati wajah Sofiya. Memang benar, wajah itu rupawan. Dia memiliki kulit kuning langsat serta rambut pendek yang bergelombang. Penampilannya memang terkesan acak-acakan, tetapi dia terkesan alami. Dalam senyumannya di foto itu, tidak menunjukkan bahwa dia menderita banyak hal mengerikan dari masa-lalunya; pelecehan seksual.

The Killer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang