[7]

313 54 4
                                    

Nada tahu bahwa cepat atau lambat, ayahnya akan dapat mengendus keberadaannya. Cepat atau lambat pula, dia harus mempertanggung-jawabkan hal yang dia lakukan pada Olivia. Bahkan, ketika Nada dalam posisi benar sekali pun, dia tidak dapat mengelak karena Olivia yang terluka. Orang-orang akan menganggap Nada bersalah. Olivia juga akan menyerukan pada semua orang bahwa Nada adalah penjahat. Walau ayahnya akan membebaskannya, tetap saja namanya akan buruk karena mulut Olivia.

Sudah dua hari Nada ada di rumah Danya. Dia sendiri tidak tahu kenapa Danya mengizinkannya tinggal di sana—walau dia tidak tahu apakah itu adakah sebuah perizinan yang tulus atau terpaksa. Tetapi, Danya tidak di sana saat malam. Danya pergi. Dia hanya datang di pagi hari dan kembali setelah selesai bekerja atau selesai dari kampusnya. Dia tidak tidur di rumah. Maka dari itu, hanya Nada yang tinggal di sana. Tetapi, dia tidak peduli-peduli amat. Selama Danya belum mengusirnya, dia akan tetap tinggal. Danya juga meminjaminya pakaian; seperti hoodie dan celana tebal. Dan Nada menerimanya tanpa sungkan.

Selama Danya tidak di rumah, kegiatan Nada hanya mengotak-antik ponselnya. Dia melihat bahwa khalayak sedang membicarakan kematian Dokter Alferd dan keponakannya, Julian. Mereka mulai berspekulasi bahwa kematian mengenaskan itu dikarenakan masalah partai politik Tuan Yuzak—ayah Dokter Alferd sekaligus kakek Julian. Tetapi, Nada tidak menganggap demikian. Danya berasumsi dengan masuk akal bahwa keduanya tewas karena dendam pribadi pelaku—dilihat dari bagaimana cara mereka dihabisi.

Semua orang bersimpati atas hal itu. Kecuali @leslie_elise. Dia seolah senang karena kematian keduanya.

@leslie_elise
Aku senang orang ini mati. Kau tidak tahu betapa berbahayanya.

@xcvbenny_20
Jangan berkata begitu. Hormatilah orang yang sudah meninggal.

@leslie_elise
Aku tidak akan pernah menghormati orang yang tidak menghormati orang lain 😂

@dracoo_1100
Memangnya, apa kesalahan mereka padamu? Kau seolah sangat membenci mereka.

@leslie_elise
Aku akan memberi-tahumu nanti 🫢

@dracoo_1100
Kenapa tidak sekarang saja? Dasar gila!

"Siapa sebenarnya Leslie ini? Semua komentarnya seolah menghujat kematian Dokter Alferd dan Julian. Terutama pada Dokter Alferd. Padahal, Dokter Alferd sendiri memiliki citra yang sangat baik di masyarakat." Nada bergumam sendiri.

Nada mengembuskan napas panjang. Dia beranjak dari sofa depan tempatnya duduk. Rumah Danya cukup minimalis—walau memiliki dua lantai. Tempat di mana Nada berpijak adalah ruang tengah—atau mungkin ruang keluarga. Yang hanya diisi oleh sofa, karpet, meja kecil serta televisi.

Karena sedikit bosan, Nada berniat menyalakan televisi. Dia pun mengambil remote dari atas meja. Dan pada akhirnya, perhatiannya tertuju pada sebuah benda mengkilap di bawah meja. Nada pun meraih benda itu.

Itu adalah sebuah kalung. Kalung berwarna putih yang mengkilap. Bandul kalung itu merupakan sebuah inisial huruf "M". Kalung itu indah. Sayangnya putus. Kalung itu memiliki tali berwarna perak. Nada tidak tahu apakah itu hanya perak biasa atau emas putih. Begitu juga dengan bandulnya. Tetapi, kenapa Danya memilikinya? Yang sering Nada lihat di leher pemuda itu hanyalah sebuah kalung bertali hitam saja.

"Nada."

Suara itu membangunkan Nada dari lamunannya. Nada sangat mengenalinya. Itu adalah suara Danya. Dengan segera, Nada menggenggam erat kalung itu dengan tujuan menyembunyikannya. Nada tidak tahu apakah Danya melihat dia membawa kalung itu atau tidak, yang pasti dia sudah berusaha.

"Aku membawa sesuatu untukmu," sambung Danya.

Tiba-tiba, ayah Nada—Tuan Ramon—muncul di belakang Danya. Dia memasang ekspresi datar kepada putrinya. Nada langsung menelan salivanya.

The Killer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang