[43]

174 19 3
                                    

Aku kembali lagi, Tuan Mitchell.

Padahal, baru saja kemarin suratnya sampai, bukan? Seharusnya kau memberikannya kepada polisi lain. Tetapi, mengapa tidak? Oh, bukan. Kau memang memberikannya kepada Tuan Ramon tetapi beliau tidak memberikannya kepada polisi lain, bukan? Ah, aku sudah tahu itu. Dia ingin aman.

Mengapa? Yah, mungkin perlu kuingatkan lagi.

Mark merasa sangat bersalah. Dia sepanjang hari menunggu Alice di lorong rumah-sakit. Sementara Leslie menunggu gadis itu di dalam ruang perawatan.

Rudy Eshaal adalah sahabat Mark. Dia tewas karena kecelakaan beberapa saat setelah mengundurkan diri dari bagian partai milik Tuan Yuzak. Dia tidak pernah mengatakan pada Mark apa alasannya selain bosan dijadikan budak. Lantas, dia mati. Sejak saat itu, Alice-ku ditolak oleh ibunya sendiri dan dia tidak memiliki siapa pun. Mendiang istri Mark pun merawatnya. Saat itu, usianya lima tahun. Selama tiga-belas tahun, Mark yang membuatnya hidup. Tidak mungkin tidak ada ikatan di antara keduanya—atau dengan anak-anak Mark yang lain.

Mark mengutuk dirinya sendiri. Dia harusnya lebih memperhatikan anak-anaknya. Harusnya dia memperhatikan Alice yang sejak awal pendiam dan selalu menyembunyikan segala permasalahannya. Semua yang terjadi kepada gadis itu—bagi Mark—adalah akibat dari kelalaiannya. Jadi, dia benar-benar merasa bersalah.

Selain itu, Hardin juga ada di rumah-sakit atas perintah Ilya. Sebab permasalahannya sudah sampai di pihak keluarga. Ilya dikurung di mansion dan tidak boleh keluar untuk berjaga-jaga supaya dia tidak bisa menemui Alice atau Siadhail-Siadhail itu. Sementara bagi Tuan Yuzak tidak memiliki hak untuk ikut-ikutan mengurung Hardin—walau pun Hardin adalah kerabatnya pula.

"Aku akan menempuh jalur hukum." Mark berdiri di lorong.

"Apa kau tidak tahu bagaimana Si Bajingan Yuzak itu? Itu tidak akan semudah yang kaukira, Paman Mark," jawab Hardin.

"Lalu, apakah aku akan diam saja? Apakah aku akan kembali ke sana dan berpura-pura tidak tahu apa pun? Ini gila. Kau tahu, ini pemerkosaan dan Alice juga hampir mati karena hal ini!" Mark menjelaskan dengan nada tinggi.

"Laporanmu mungkin tidak akan ditanggapi. Dan yang lebih parah, mungkin akan dilenyapkan karena Yuzak memiliki banyak uang untuk membeli hukum," kata Hardin. "Walau aku bersedia untuk bersaksi."

"Mungkin, aku harus langsung melaporkannya ke seseorang dengan posisi yang tinggi di kepolisian. Ramon Hayes. Dia kepala kepolisian. Dia sudah kaya. Tidak mungkin dia mau menerima suap."

"Kau ada benarnya."

"Aku akan mencobanya. Kuharap ini bisa diselesaikan secara adil."

Hardin juga menyetujui keputusan Mark. Dia hendak melaporkan secara langsung ke Tuan Ramon sebagai kepala kepolisian. Jika polisi-polisi berpangkat rendah masihlah miskin dan kekurangan gaji, maka Tuan Ramon tidak. Dia sudah kaya. Untuk apa dia menerima uang dari Tuan Yuzak dan bungkam atas kasusnya? Dia adalah struktur hukum. Jadi, dia harus berjalan di atas keadilan.

Kami tidak tahu secara detail bagaimana kisahnya. Tidak ada yang menceritakannya kepada kami. Intinya, Mark menghadap langsung ke kantor Tuan Ramon dan menjelaskan segalanya. Dia memberikan bukti hasil medis Alice dan dia bersedia menghadirkan Hardin serta supirnya sebagai saksi.

Kurasa, saat itu Tuan Ramon mengembuskan napas panjang. Dia tahu bahwa orang yang akan dia tangani adalah orang berada. Ini akan sulit. Tetapi, dia tidak bisa mengabaikan laporannya. Jadi, dia menerima laporan tersebut. Dia pun mengarahkan beberapa anak buahnya yang berpangkat tinggi untuk menyelesaikan kasusnya. Mereka akan membawa Si Bajingan Alferd untuk dimintai keterangan.

The Killer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang