[13]

236 40 6
                                    

Kini, Nada terperangkap dengan sosok Ilya Zachary. Dia mengajak Nada untuk duduk di kafe kecil yang tidak jauh dari taman kanak-kanak itu. Ilya mentraktirnya sepotong roti strawberry dengan cherry di atasnya dan segelas teh earl grey. Ilya juga memesan hal yang sama. Dia duduk di hadapan Nada yang membeku.

Nada tidak bisa bergerak. Julian mengatakan bahwa pamannya mati karena kakaknya—yang bisa jadi adalah Ilya. Ada kemungkinan kalau maksud Julian adalah; kakaknya adalah pembunuhnya. Dan jika itu benar, maka kini Nada sedang duduk bersama dengan pembunuh. Pembunuh gila yang mengoyak perut korban dan merusak alat kelaminnya dengan sadis.

"Kenapa kau seolah takut denganku?" Ilya menaruh gelas tehnya kembali di atas meja.

Nada menggeleng. "Hanya... hanya merasa aneh ditraktir oleh orang yang baru kenal."

"Baru kenal?" Ilya menaikkan sebelah alisnya. "Yakin kau baru mengenalku?"

"Tidak begitu. Aku sudah tahu kamu adalah cucu dari Tuan Yuzak. Tetapi, ini pertama kali bagi kita berbicara," kata Nada tanpa menatap Ilya.

Ilya tertawa kecil. "Kalau diriku sendiri sudah tahu bahwa kau adalah putri dari Ramon. Semua orang tahu itu."

Nada manggut-manggut. Terkenal juga diriku ini.

"Jadi, kau ditugaskan oleh ayahmu untuk menelaahku?" tanya Ilya.

Nada menggeleng.

"Sudah kuduga. Para polisi tidak menanyaiku secara intens. Bahkan, ketika mereka tahu bahwa aku di negara ini saat Paman Alferd dan Julian terbunuh."

"Kenapa... katanya kau pergi ke luar negeri?" tanya Nada.

"Awalnya. Tetapi ada beberapa masalah. Masalah kesehatan."

"Bukankah fasilitas di luar negeri lebih baik?"

"Sama saja. Negara kita merupakan negara yang maju. Apa bedanya? Kau menganggap luar negeri lebih baik karena kau tidak pernah ke sana secara langsung. Tetapi, kujamin pandangan itu akan berubah ketika kau memijakkan kaki di sana."

Nada mengembuskan napas kasar. Ilya bukanlah seseorang yang seperti dia kira. Ilya banyak bicara—bahkan tampak ramah. Apakah sosok seperti ini bisa membunuh? Boleh jadi iya, boleh jadi tidak. Danya benar. Ted Bundy tidak tampak seperti pembunuh. Apalagi sosok Ilya Zachary.

"Bagaimana penyelidikannya?" Pada akhirnya, Ilya menanyakan hal ini karena tahu bahwa Nada memiliki keterkaitan dengan pihak penyidik. "Kalian menemukan sesuatu?"

Nada menggeleng. "Kalau tim penyidik menemukan sesuatu, pasti mereka akan melapor ke keluargamu dan pasti kau akan tahu tanpa bertanya padaku."

Ilya tertawa kecil lagi. "Kau benar. Aku hanya berbasa-basi."

Nada ingin menelaah sudut pandang Ilya secara mendalam. Kata Arman dan Danya, pendekatan pribadi adalah cara yang tepat dan efektif. Dan yang Nada lakukan saat ini termasuk pendekatan pribadi. Ini adalah kesempatan emas. Jadi, dia ingin memancing Ilya mengatakan apa pun yang dia ketahui—karena dia yakin bahwa pemuda ini ada sangkutannya dengan kasus pembunuhannya.

"Menurutmu, siapakah pembunuhnya?" tanya Nada pada akhirnya.

Ilya tidak menjawab. Dia hanya menatap Nada.

Nada pun mengalihkan pandangannya dari netra sayu Ilya. "Maksudku, apa kau merasa ada yang sangat membenci Dokter Alferd sehingga orang itu perlu membunuhnya?"

"Aku," kata Ilya.

"Maksudnya?" tanya Nada.

"Aku sangat membenci Alferd sampai aku ingin membunuhnya. Kenapa?"

The Killer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang