[42]

183 18 2
                                    

Nada mengatakan pada Arman bahwa melodi yang dia temukan di atas bak sampah merupakan melodi yang dia dengar dari ensembel. Dan itu dimainkan oleh Sofiya. Sejauh apa pun para penyidik menelaah melodi itu, tidak ada yang pernah memainkannya selain Sofiya. Jadi, permainan violin itu hanya pernah dimainkan oleh Sofiya.

Arman dan tim penyidik dapat menggunakan alasan itu untuk menginterogasi Sofiya. Dia diketahui menetap bersama Leslie di rumah lama Mark—bukan di rumah warisan Sofiya di atas bukit Jalan Dahlia.

Mereka pun mencari Sofiya di kediaman Leslie itu. Tetapi, kediaman itu sudah kosong sejak kemarin—menurut kesaksian tetangga. Rumah atas bukit juga kosong dan pagar teralinya tertutup rapi. Di universitas, Sofiya dan Leslie tidak menampakkan batang hidungnya sejak kemarin pula. Jadi, satu-satunya tempat di mana Arman dapat mencari Sofiya lagi adalah di ensembel.

Sayangnya, pencarian itu nihil. Sofiya tidak ada di sana.

Arman memperdengarkan alunan melodi violin itu kepada orang-orang di ensembel—kususnya mereka yang memegang orkestra. Mereka menyetujui bahwa permainan itu diciptakan oleh Sofiya. Mereka juga memperdengarkan beberapa kali Sofiya membawakan melodi itu di pertunjukan-pertunjukkannya. Itu adalah sebuah melodi yang terkesan melankolis dan menyedihkan. Sofiya memberinya judul "The Sadness Alice"—kata orang-orang di ensembel.

Arman kembali ke mobilnya beberapa rekan polisi yang lain.

"Kenapa tiba-tiba perempuan itu menghilang? Apa ini merupakan indikasi bahwa dia Sang Pembunuh?" tanya rekan polisinya.

Rekan yang lain menggeleng. "Kurasa tidak. Tetapi, ini memiliki keterkaitan dengan Nona Eshaal. Bagaimana menurutmu, Zaphyr?"

Rekan-rekan yang ada di mobil menatap Arman yang duduk di kursi kemudi.

"Sejak awal, Nona Eshaal sangat mencurigakan. Kutelaah datanya, dia merupakan putri kandung dari Rudy Eshaal yang merupakan salah satu kader di partai Tuan Mitchell. Dia juga pernah hampir diculik. Selain itu, kurasa penculik-penculik itu dengan sengaja dibebaskan. Jadi, kurasa ada kekuatan besar di belakang mereka. Ini permainan yang besar," kata salah satu polisi.

"Juga, beberapa tahun lalu, Nona Leslie Siadhail pernah memberikan laporan bahwa Nona Sofiya Eshaal menghilang. Sekitar um... satu setengah tahun lalu. Tetapi, tidak ditanggapi karena dia dinyatakan sudah dewasa dan kemungkinan melarikan diri. Laporan itu tidak dilanjutkan."

Arman memahaminya. Sekitar satu setengah tahun lalu, Leslie pernah melapor bahwa Sofiya hilang. Tetapi, tidak ada indikasi kejahatan. Jadi, polisi tidak terlalu menggubris laporan itu karena menganggap Sofiya melarikan diri. Dan benar saja, setelah itu Sofiya kembali tampak dan menjalankan aktivitasnya seperti biasanya; pergi kuliah dan mengajar di ensembel.

"Gadis ini begitu misterius. Dan bahkan ketika aku sudah tahu segala hal tentang seluk-beluknya, masih banyak yang tidak dapat kupahami." Arman menelan salivanya.

"Dengan begini, bagaimana? Kita sudah mengubungi wali Nona Leslie dan Nona Sofiya. Miguel Siadhail. Dia mengatakan bahwa dia akan berusaha mencari adik-adiknya itu dengan kembali ke sini selama beberapa saat. Tetapi, dia mengatakan bahwa mereka tidak mengatakan apa pun."

Arman manggut-manggut. "Selain itu, Sofiya memiliki ibu. Mia Denesty. Kita perlu laporan darinya. Bahwa putrinya secara tidak langsung terlibat dalam pembunuhan dan secara tiba-tiba menghilang."

"Yah... "

***

Di lain sisi, Erick hendak menjenguk Alexander lagi di rumah sakit. Tetapi, dia tidak ada di sana. Jadi, Erick pergi ke gedung tua.

Hanya saja, itu sia-sia. Alexander juga tidak ada.

"Dia melarikan diri dari rumah-sakit. Dia mengatakan bahwa seharusnya dia belum boleh pergi. Tetapi, dia ingin menghindari polisi." Salah satu teman Alexander menjelaskan situasinya kepada Erick.

The Killer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang