[50]

154 14 4
                                    

Aku tidak tahu mengapa aku membunuh Liliya. Awalnya, aku hendak menyekapnya saja. Akan tetapi, tiba-tiba aku emosi dan membenturkan kepalanya dengan martil. Darah pun mengucur. Aku tidak tahu apa yang harus kulakukan. Aku hanya berdiri bergeming memandanginya selama beberapa menit dengan tangan yang masih memegang martil yang berlumuran darah itu.

Aku tidak senang kau hendak menculik Sofiya. Kau melukai wajahnya serta kau menembak Alexander. Tetapi, untung saja penculikan itu dapat kuendus dengan mudahnya sehingga aku berhasil mencegahnya—walaau agak terlambat. Aku berhasil menggerakkan polisi untuk melindungi Alice dan pada akhirnya, Tuan Zaphyr melakukan tugas itu sebagai polisi yang baik. Dia dan timnya mampu menyelamatkan Alice dari anak-anak buah Anda yang dungu, bukan?

Akan tetapi, jika dipikir-pikir, kehebohan di ensemble itu sangat seru, Dasar Bajingan.

Selain itu, aku membunuh Liliya karena dia terlalu banyak menangis. Walau aku telah menyumpal bibirnya dengan lakban, aku masih bisa merasakan rintihannya. Kepalaku sangat pusing sehingga aku kehabisan aspirin. Jadi, aku melampiaskannya segala kekesalanku kepada gadis itu dengan emosi yang membara. Maafkan aku. Seharusnya, aku tidak seperti itu. Tetapi, aku sudah terlanjur melakukannya. Jadi, aku memikirkan apa yang harus kulakukan pada tubuh yang sudah mati itu. Rasanya akan sia-sia jika menguburnya begitu saja.

Kemudian, aku ingat bahwa Alice pernah bercerita apabila anjing yang Ilya pungut dijalanan pernah dimutilasi oleh Liliya. Alice mendengar cerita ini dari Hardin. Aku sesungguhnya tidak menyukai anjing. Tetapi entah kenapa, itu membuatku memiliki ide untuk membuat Anda menjadi gila, Tuan Yuzak. Aku memutilasi tubuh itu menjadi beberapa belas bagian kecil. Kemudian, aku memasukkannya ke dalam kantung plastik. Lantas, aku membuang semuanya di tempat sampah pasar lawas dekat tempat di mana HUT kota dilaksanakan. Itu merupakan tempat yang minim kamera pengawas. Sebenarnya, di Jalan Dahlia juga minim pengawas. Tetapi, aku sudah bosan. Aku ingin mayatnya ditemukan ditempat lain.

Sayangnya, tidak ada yang menemukannya setelah dua hari. Aku hampir gila. Benar-benar tidak ada yang mencium aroma busuk atau melewati tempat kotor itu. Jadi, saat festival HUT dilaksanakan, aku kembali ke sana sejenak dan memancing orang-orang dengan rekaman melodi violin Sofiya. Aku memutarnya dan melodi itu akan terus terputar sampai baterai alat perekamnya habis.

Dan kemudian, putri kepala kepolisian-lah yang menemukannya. Kebetulan, kah?

Setelah tahu bagaimana kematian Liliya, kurasa Anda juga ingin tahu bagaimana aku menangkap kupu-kupu cantik itu.

Ini akan sedikit hina, Tuan.

Dia sangat senang sekali pergi ke kelab malam. Akan kukatakan pada Anda—ini dari pengakuannya sendiri—bahwa dia senang tidur dengan pria-pria yang tampan dan menawan. Tidak terkecuali denganku. Tetapi, aku tidak ingin tidur dengan perempuan rendahan. Hanya saja, kegilaannya ini dapat kumanfaatkan.

Di kelab malam itu, aku berjumpa dengannya. Dia menggodaku dan mengatakan bahwa aku sangat menarik perhatiannya. Dia bersedia tidur denganku jika aku mau. Dan aku mengatakan bahwa aku akan bersedia tetapi tidak di sana. Lantas, aku mengatakan bahwa rumah lama ibuku sangat menyenangkan. Perempuan itu sudah mati. Tidak ada siapa pun yang ada di sana. Jadi, bagaimana jika kami pergi ke sana? Dia mengatakan terserah aku saja. Kemudian, kami pergi. Kurasa, kamera pengawas tidak merekam kami. Hal tersebut dikarenakan kameranya rusak. Hanya ada kamera di parkiran. Tetapi, tetap saja tidak mampu melihatku yang ada di dalam mobil.

Aku membawanya pergi ke rumah ibuku yang dikerangkeng oleh pagar besi yang tinggi. Dia memasukkan mobilnya di garasi. Lantas, kami pergi ke kamar. Dia melepas semua pakaiannya dan mulai menggodaku. Tetapi sayangnya, aku tidak tertarik. Jadi, dia sendiri yang melepas pakaiannya. Tangan-tanganku terlalu suci untuk melecehkan seseorang.

The Killer [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang