Tidak ada yang dapat dilakukan di sekolahan setelah ujian. Erick hanya bisa duduk bersenda gurau bersama teman-temannya. Rasanya menyedihkan menatap wajah satu-persatu dari mereka. Sebentar lagi, Erick tidak akan dapat melihat mereka. Yah, mungkin akan ada acara reuni. Tetapi kebersamaan di kelas tidak akan dapat berlangsung lagi. Sebagai ketua kelas, dia sendiri lega dapat memastikan semua orang di kelasnya dapat mengikuti ujian. Dengan begitu, semuanya kemungkinan besar dapat lulus-kecuali Julian yang sudah meninggal dunia.
Walau begitu, pada akhirnya Erick bosan. Dia bermain ponselnya. Video Olivia dan Danya kini banyak dibicarakan di internet-mengingat Olivia adalah anak anggota dewan. Erick tidak ingin melihat komentar-komentar di internet. Itu akan menyayat hatinya. Dia benar-benar kasihan pada Danya. Dan jika dilihat-lihat, Nada tidak menampakkan batang hidungnya. Sudah pasti dia juga sama kacaunya dengan Danya karena Erick tahu bahwa Nada benar-benar menyukai pemuda itu. Jadi, dia kembali menutup ponselnya.
Erick tiba-tiba mengingat tentang Alexander lagi. Sudah lama sekali tidak ada kabar tentangnya. Jiwa Erick yang selalu peduli dengan orang lain menjadi kembali tidak tenang. Kemarin, dia sudah berkomitmen untuk mencari Alexander yang katanya pergi ke rumah kerabatnya-dan Erick meyakini bahwa itu adalah anak angkat Joseph yang diadopsi orang lain itu. Erick ingin menemukan di mana mereka. Jadi—atas ide dari ibunya tempo hari—dia kembali pergi ke rumah lama Keluarga Faulkner dan mencari sesuatu. Ibunya juga sempat mengatakan bahwa sesungguhnya dia belum pernah membuang barang-barang Keluarga Faulkner. Barang-barangnya di simpan di gudang basement.
Erick yang tidak tahu harus melakukan apa sekarang, kini pergi membolos. Dia tidak mengatakan apa pun pada teman-temannya-langsung pergi begitu saja dari sekolahan yang gerbangnya tidak dikunci mengingat ini adalah masa jeda, jadi para murid diperbolehkan berlalu-lalang.
Erick segera mengambil mobilnya di parkiran dan segera menuju hunian Keluarga Faulkner.
Hunian itu kosong. Harusnya, orang-tuanya membiarkan Alexander tinggal di sana. Tetapi mereka terlalu serakah dan rakus. Mereka memilih rumah itu dihuni arwah dibandingkan dihuni Alexander. Walau begitu, sesekali mereka ke sana untuk beres-beres. Rencananya, rumah itu akan dijual dan akan menghasilkan uang untuk mereka.
Rumah Keluarga Faulkner itu cukup besar. Erick memiliki kunci gerbang serta kunci pintu depan. Kunci-kunci itu dikaitkan menjadi satu dengan segala kunci yang dia miliki. Dengan cepat, dia dapat menerka mana kunci gerbangnya dan membuka gerbang itu dengan mudah.
Dia pun berjalan di halaman. Halaman depan itu tampak sudah kotor. Agaknya, kedua orang-tuanya tidak ke sana dalam waktu yang lama. Tetapi, Erick tidak peduli-peduli amat. Dia segera mencari kunci pintu depan dan kembali menemukannya. Dia membuka pintu depan. Aroma debu langsung merasuk ke indra penciumannya hingga sesekali dia terbatuk.
Dalam hati, dia mengeluh karena tempat itu sudah benar-benar berdebu. Tetapi, dia tetap berjalan menyusurinya. Di sana, foto-foto Keluarga Faulkner sudah diturunkan oleh orang-tuanya. Dahulu, foto-foto itu-seingat Erick—dipajang di dinding-dinding. Tetapi, dinding-dinding itu kini kosong. Hanya terdapat bekas figuranya saja. Itu membuat Erick sedih. Erick memiliki niat untuk mengganti nama rumah itu menjadi miliknya dan kembali memberikannya kepada Alexander. Jadi, kini dia berusaha mencari cara supaya orang-tuanya tidak dapat menjual rumah itu. Tetapi, dia akan memikirkannya nanti. Yang perlu dia lakukan sekarang adalah mencari-tahu siapakah Silahen yang mengadopsi putra Joseph yang lainnya.
Pemuda itu pun cukup hafal tata-letak rumahnya. Dia pun pergi ke basement. Pintu basement tidak dikunci. Jadi, dia dapat dengan mudah membukanya. Tetapi di sana, debu-debu kering benar-benar membuatnya terbatuk-batuk. Tikus juga berlarian ketika dia membuka pintu.
Erick menuju ke tumpukan figura foto yang disandarkan di lemari. Foto-foto itu cukup banyak. Beberapa di antaranya sudah luntur. Tetapi, wajah-wajah dalam foto itu masih dapat dia kenali dengan jelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Killer [END]
Mystery / Thriller[SANG PEMBUNUH] 18+ PLAGIAT DILARANG MENDEKAT ❗ *** Blurb : Dokter Alferd merupakan dokter yang tampan dan berkarisma. Tetapi, itu semua pudar ketika dia ditemukan tewas secara mengenaskan di huniannya. Dirnada "Nada" Atlicia Hayes merupakan putri d...