📌• Chapter 37 : Pertanggung Jawaban

231 40 5
                                    

_________________________

"Nggak papa, kamu bisa lewati masalah itu. Nggak semua hubungan pacaran itu selalu berjalan baik. Ada kalanya, seseorang datang mengacaukan hanya karena iri ataupun terobsesi. Kalian saling mencintai kan? Tunjukkan itu dan coba lawan masalah yang datang tanpa adanya kata menyerah."
-Oikawa Tooru.
_________________________

Chapter 37: Pertanggung Jawaban

***

"Maaf kalau gue terlalu ketat dalam hubungan kita. Gu-gue punya trauma masa lalu yang bikin gue nggak mau kenal apa itu cinta lagi."

"Maka dari itu, kasih aku kesempatan untuk masuk lebih dalam lagi di kehidupan kamu, Eita. Aku akan membantumu sembuh dari trauma itu dan memberimu lebih banyak cinta."

"Lo bisa buktiin itu?"

"Setiap hari bakal aku buktiin. Aku nggak masalah dengan apa yang kamu larang. Apapun itu, bakal aku turutin."

"Gue nggak berlebihan Waka, tolong jangan sampai lo nganggap gue cewek-"

"Ceweknya Waka. Udah, nggak usah berpikir kemana-mana. Kita jalani pelan-pelan. Masa iya baru jadian, langsung kaku gini."

"Sorry."

"Kamu nggak salah."

Eita terbangun dari tidurnya. Air matanya mengalir saat memimpikan kejadian dimana ia dan Waka baru jadian setahun yang lalu.

"Kak Eita?"

Eita menoleh ke samping mendapati adiknya yang sedang duduk dekat brankarnya.

"Kak Eita mimpi buruk? Kok nangis?"

Eita mengusap air matanya, "Kamu ngapain di sini? Kenapa nggak istrahat?"

"Pertanyaan Rin di jawab dulu."

"Cuman mimpi buruk. Sekarang kamu balik ke brankar kamu. Istrahat."

"Jauh. Rin udah lemas mau balik ke sana."

"Lagian kamu juga ngapain? Siapa yang bantuin kamu ke sini?"

"Ya Rin sendiri. Tuh tiang infusnya juga Rin seret sendiri."

Eita di buat hela nafas dengan tingkah adiknya.

"Kak," panggil Rin.

"Apa?"

"Numpang donk di brankarnya, beneran lemas daritadi. Mau balik, takut oleng dan jatuh."

"Makanya! Diem di brankar sendiri. Lagian kakak juga nggak bakal di culik, segala mau deketan mulu."

"Rin itu sayang-"

"Iya iya, kakak juga sayang sama Rintarou yang ganteng sedunia."

Sejenak Rin terdiam, "Kak Eita mimpi apa? Sampai nangis gitu?"

"Bukan apa-apa."

Rin berdecak malas dengan tanggapan kakaknya itu. Eita melihatnya.

"Mimpiin Waka. Udah gitu aja, bukan apa-apa kan? Nggak penting juga."

"Lupain dia," ucap Rin.

"Udah."

"Bo'ong."

"Ha? Nggak ya."

Love Struggle 2 ||•Haikyuu [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang