Chapter 57: Ritsumi's 1 Year Birthday Special
***
Beberapa bulan berlalu sejak kepergian Kiyoomi. Selama itulah, Atsumu belum sama sekali mengunjungi makam sang kekasih. Atsumu baik-baik saja, ia berjalan mengikuti takdir. Yang kurang hanya kebahagiaannya. Atsumu tak pernah lagi ceria, untuk bersemangat pun hanya sebatas senyum.
"Sekali aja Tsum. Mampir ke makam Kiyoo. Lo nggak kangen sama dia?"
"Omi masih hidup. Dia nggak ninggalin gue."
Jawaban itu yang selalu Atsumu lontarkan di saat membahas kepergian Kiyoomi.
Sore hari setelah kelasnya selesai, Atsumu mengunjungi tempat kenangan terakhir ia dengan Kiyoomi, di tepi laut. Ia mendudukkan dirinya, membiarkan air menyapu membasahi.
"Omi.. Omi masih di sana 'kan? Omi nggak kangen sama Tsumu?" Percuma menahannya, kalau akhirnya Atsumu kembali meneteskan air mata mengingat Kiyoomi.
"Tsumu sayang banget sama Omi. Tsumu cinta banget sama Omi.. Omi denger nggak?" Suara Atsumu bergetar mengeluarkan isi hatinya. "Omi.. sunset kali ini cantik banget. Tapi, Tsumu nggak seneng, Omi nggak nemenin." Sejenak terdiam, menahan isakannya, "Omi.. Tsumu kangen."
"Omi tega ninggalin Tsumu sendirian. Tsumu sekarang sama siapa? Cuman Omi yang Tsumu mau. Semesta jahat banget– ngambil semua kebahagiaan Tsumu." Kepala Atsumu mendongak ke atas, merasakan kehadiran Yuuji. "Yuuji.. marahin mereka yang udah rebut kebahagiaan Tsumu. Marahin.. Tsumu sekarang nangis, Yuuji harus marahin."
Ia kembali menunduk merasa sesak, tangisnya pecah. "Omi.. Tsumu kangen.."
"Atsumu."
Atsumu menoleh saat seseorang memanggilnya, "Papa kenapa di sini?"
Tooru melangkah mendekat dan ikut duduk di dekat anaknya, "Papa khawatir kamu belum pulang daritadi, nak. Tahu-tahunya ada di sini."
"Tsumu kangen sama Omi, ma-makanya ke sini. Ma-maaf papa."
Mendengar ucapan dari anaknya membuat Tooru sakit, ternyata anaknya masih belum bisa melepasnya. Ia lalu membawa anaknya ke pundaknya, "Mau sampai kapan kamu gini? Ikhlasin, nak. Kasian Kiyoomi nggak bakal tenang."
"Omi nggak ninggalin Tsumu, pa.."
Mau berucap bagaimana pun, Atsumu tetap kekeuh tak menerima. "Yaudah, sekarang pulang ya? Kamu nanti sakit kelamaan di sini, dingin. Papa nggak mau putri cantik papa sampai sakit." Tooru mengusap pelan rambut anaknya, "Nanti rambutnya di rapihin lagi, ya? Nanti papa temenin. Masih mau warna kuning gini?" Atsumu hanya mengangguk.
"Kasih cerah lagi ya warnanya? Biar putri papa makin cerah dari luar dan dari dalam. Kayak matahari yang selalu bersinar cerah. Kalau di tambah senyumnya, jadi cerah banget sampai silau orang lihatnya."
"Iya. Makasih pa."
"Hm?"
"Makasih karena udah bertahan sampai saat ini. Papa termasuk kebahagiaan Tsumu. Yuuji dan juga Omi. Papa jangan tinggalin Tsumu juga, ya?"
"Iya. Papa nggak bakal ninggalin putri papa, Waka, dan juga bunda."
***
Sepulangnya Atsumu, Osamu langsung bergegas menghampirinya di kamar.
"Masuk aja." Suara Atsumu terdengar dari dalam. Mendengar respon kembarannya, ia membuka pintu dan melangkah masuk.
"Lo lagi tidur?" Tanya Osamu melihat Atsumu yang berada di tempat tidur. "Engga, baringan doank," Atsumu bangkit dari tidurnya. "Kenapa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle 2 ||•Haikyuu [END]✓
Teen FictionGenderbend Area. "Perjuangan papa buat dapetin bunda susah juga, papa hebat. Aku ingin seperti papa, tapi aku nggak mau masalahnya seperti dia juga. Ah, wanita yang ku sukai 11 12 dengan sikap bunda" - Oikawa Wakatoshi. "Galaunya Daddy alay banget...