Chapter 58: Cobaan Hidup
***
Rin membawa anaknya menuju kamar usai teman-teman dan kakaknya pulang. Ia mendudukkan Ritsumi di tempat tidur.
"Ritsu ganti baju dulu, habis itu tidur." Rin beralih menatap celana Ritsumi yang terlihat menggembung. "Ritsu kamu ngompol banyak, ya."
Rin melangkah mengambil handuk anaknya yang menggantung, ia kembali ke tempat tidur mengambil Ritsumi untuk ia bawa ke kamar mandi. "Ganti popok dulu, let's go."
"Go go!"
Tak butuh waktu lama, Rin sudah selesai mengganti popok dan baju Ritsumi. Kini ia melangkah menaruh anaknya di tempat tidur khusus bayi dan memberikan Ritsumi empeng bayi untuk di emut.
"Tidur yang nyenyak, ya. Ayah mau selesai-in kerjaan dulu." Usai berucap, Rin mencium dahi anaknya. Ia kemudian melangkah menuju meja kerjanya yang masih dalam satu ruangan.
Ruang kerja khususnya ada, tapi ia sudah jarang ke sana karena tak ada yang menjaga Ritsumi.
Menoleh sebentar melihat apakah anaknya anteng dalam tidurnya apa tidak. Beralih menatap jam dinding yang menunjukkan pukul 9 malam.
"Akira kemana, sih? Tiba-tiba pergi nggak ngabarin." Tak mau pusingkan itu, Rin memfokuskan dirinya di depan komputer.
Selain mewariskan rumah, Tetsu juga mewariskan restoran milik papanya ke Rin setelah ia menikah waktu itu. Harusnya Rin meng-handle sekolah, namun Tetsu berpikir lagi soal kejadian yang membuat keluarga mereka malu.
"Daddy serahin restoran ini ke kamu. Handle dengan baik. Selesaikan jika ada masalah dalam restoran tersebut. Daddy nggak bakal bimbing kamu, jalani sendiri. Dan.. daddy harap kamu nggak mengulangi suatu hal yang membuat malu keluarga."
Rin mengingat jelas perkataan daddy-nya waktu itu. Semenjak saat itulah, ia merasa sudah mempunyai tanggung jawab besar menjadi seorang suami dan kepala keluarga yang masih dalam usia 18 tahun.
Tangan Rin menggerakkan moise komputernya, mulai mengotak-atik. Namun beberapa saat, ia merasakan ada keganjalan. Menatap banyaknya notifikasi dari karyawan yang masuk tanpa henti. Sekilas yang ia baca mengenai masalah di restoran.
Tangannya berpindah mengambil ponsel, ia langsung menghubungi manajer restoran. Sayangnya, tidak dapat di hubungi. Rin menggulir layar ponselnya, mencari kontak karyawan yang bekerja. Teleponnya terhubung.
"Halo–"
"Tu-tuan Rin–"
"Apa yang terjadi? Kenapa banyak perbincangan negatif tentang restoran?"
"Itu tuan– tiba-tiba pihak bank datang menyita restoran."
"Hah? Di sita? Nggak mungkin. Selama restoran itu berdiri, nggak pernah ada urusan dengan bank. Dari kakek sama daddy saya juga udah bilang, urusan dengan bank sudah tidak ada."
"Saya juga nggak tahu tuan, mereka tiba-tiba datang menyitanya. Katanya kita melakukan pinjaman bernilai besar belum lama ini."
Rin di buat bingung. Pinjaman apa? Ia rasa dirinya tak pernah ada kekurangan dalam ekonomi.
"Itu siapa?" Salah satu karyawan lain terdengar dari telpon. "Telpon dari tuan–"
"Halo, tuan."
"Hm?"
"Ini ulah manajer."
"Maksudnya? Dia berbuat apa?"
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle 2 ||•Haikyuu [END]✓
Fiksi RemajaGenderbend Area. "Perjuangan papa buat dapetin bunda susah juga, papa hebat. Aku ingin seperti papa, tapi aku nggak mau masalahnya seperti dia juga. Ah, wanita yang ku sukai 11 12 dengan sikap bunda" - Oikawa Wakatoshi. "Galaunya Daddy alay banget...