Chapter 51: Hari Bahagia
***
Setelah kabar duka disampaikan, Tooru sekeluarga langsung terbang ke Argentina dan segera menuju ke rumah sakit.
Tooru lebih dulu membuka ruang rawat papinya, disusul dengan istri dan anaknya.
"Tooru."
"Mami.. papi?"
Mika mempersilahkan anaknya untuk mendekat ke brankar papinya. Kedua lutut Tooru melemas, ia menggenggam telapak tangan papinya yang dingin, "Papi.." air matanya kembali jatuh.
"Papi.. kenapa tinggalin Tooru? Papi tega? Nanti siapa yang mau manjain Tooru? Nggak peduli kalau Tooru udah punya keluarga, Tooru tetap mau sama papi..-" Hajime mengusap punggung suaminya yang bergetar. Ia sendiri menangis dalam diamnya.
Tangan Tooru berpindah menyentuh dada papinya, "Jantung papi udah nggak sakit lagi, ya? Papi udah sembuh kan disana? Maaf kalau Tooru banyak salah sama papi- papi udah pergi duluan, Tooru nggak sempat bicara. Pi.. papi.."
Mika begitu sesak melihatnya, ia melangkah mendekati anaknya lalu membawanya ke dalam pelukan.
"Mami.."
"Sstt.. ikhlas ya sayang? Biar papi bisa tenang." Tooru menggeleng, "Kenapa papi tega ninggalin kita, mi?"
"Papi udah sembuh, nak. Jantungnya nggak sakit lagi. Kalau papi disini terus, bakal menderita." Tooru tak menjawab lagi, ia menangis dalam pelukan maminya.
"Hajime, Waka, Atsumu dan Osamu, peluk kakek untuk yang terakhir kali. Kakek pasti senang," ucap Mika.
"Iya, mi." Hajime mendahulukan anaknya.
"Kakek Tara.. masuk ke mimpi kita, ya. Kita sayang banget sama kakek. Selalu jagain kita dari sana, ya."
"Papi, Hajime minta maaf karena nggak pernah merhatiin papi. Bahagia di sana, Pi. Hajime bakal jagain Tooru untuk papi."
Tooru melepaskan pelukannya usai meredakan tangisnya, "Yuuji dimana, mi?"
"Di ruangan sebelah. Ayo, mami antar." Mika mengajak Tooru bersama anak dan istrinya.
Di ruangan Yuuji sudah ada Chiko dan keluarganya. Atsumu melangkah lebih dulu mendekati brankar Yuuji.
"Nek, Yuuji kenapa?" Atsumu bertanya, air matanya jatuh tanpa henti.
Alihan mata beralih ke Mika, ingin mengetahui kejadian apa yang tertimpa Yuuji hingga melayangkan nyawanya.
"Ini terjadi secara tiba-tiba. Sebelumnya Yuuji mau pulang habis dari jenguk papi. Bertepatan Yuuji pulang, papi mendadak kejang-kejang, jantungnya makin drop. Beberapa saat dokter periksa, papi udah- dinyatakan meninggal," Mika diam sejenak untuk mengontrol suaranya yang tiba-tiba bergetar, "Nggak lama, ada laporan kalau Yuuji tertabrak. Se-sebenarnya lukanya nggak parah. Tapi- penyakitnya yang membuat nyawanya nggak selamat."
"Papi sempat ngomong diakhir.. ka-kalau dia mau pergi bareng Yuuji-" Mika kembali terisak mengingat kejadian sebelumnya. "Mami kira mau kemana- ternyata.."
"Mami.." Hajime memeluk erat ibu mertuanya.
"Yuuji sakit apa? Kenapa Tsumu nggak tahu?"
"Yuuji nggak bilang?" Atsumu menggeleng mendengar pertanyaan dari Chiko, "Nggak."
"Yuuji sendiri nggak mau, dia udah mohon duluan ke gue buat nggak bilang," sahut Tooru.
"Yuuji sakit apa, pa?! Kenapa nggak bilang!?"
"Kanker paru-paru stadium akhir," Tooru langsung menjawab.
Atsumu kembali menoleh ke Yuuji, isakannya terdengar seiring air matanya yang keluar tanpa henti.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle 2 ||•Haikyuu [END]✓
Teen FictionGenderbend Area. "Perjuangan papa buat dapetin bunda susah juga, papa hebat. Aku ingin seperti papa, tapi aku nggak mau masalahnya seperti dia juga. Ah, wanita yang ku sukai 11 12 dengan sikap bunda" - Oikawa Wakatoshi. "Galaunya Daddy alay banget...