📌• Chapter 40 : Tidak Ada Harapan

168 29 4
                                    

Chapter 40: Tidak Ada Harapan

***

Tak butuh waktu lama, Waka sudah sampai di rumah Yaku. Ia turun dari mobilnya dan melangkah mendekati pintu masuk. Baru saja ingin mengetuk pintu, pintunya sudah di buka duluan oleh pemilik rumah.

"Akhirnya kamu datang juga," ucap Tuan Morisuke yang membuka pintu.

Waka balas mengangguk.

"Saya titip Yaku, dia ada di kamarnya. Tolong jangan melakukan tindakan aneh. Yaku sekarang butuhin kamu."

"Iya, om."

"Saya mau ke kantor dulu, ada urusan dadakan."

Waka kembali mengangguk, setelahnya Tuan Morisuke berlalu pergi dengan langkah yang terburu-buru.

Waka di buat hela nafas dengan keadaan sekarang. Tak buang waktu, Waka melangkah masuk ke dalam. Ia masih hafal letak kamar Yaku, karena waktu masih sekolah, ia sering ke sini untuk kerkom.

Tok tok tok

"Yaku mau sendiri pah!"

Waka mengerutkan keningnya mendengar suara Yaku dari dalam.

"Ini gue," ucap Waka sedikit berteriak.

Tak lama, pintu pun di buka menampilkan Yaku yang terlihat rapi. Ia mengembangkan senyumnya merasa senang.

"Seneng banget gue di sini ya?"

"Yes."

"Seneng juga rencana lo berjalan mulus?"

Yaku terdiam menatap Waka, "Of course."

Dalam diamnya, kedua telapak tangan Waka mengepal erat menahan emosinya agar tidak meluap.

"Mau lo sebenarnya apa, Yaku? Ngapain gangguin hubungan gue?"

"Udah berapa kali gue bilang, gue cinta sama lo Waka. Yang gue mau, lo lirik ke gue. Jangan ke Eita."

"Hah? Gila lo?"

"Gue gila karena elo."

"Lo cuman obsesi, tolong berhenti. Lo hampir bunuh orang. Eita sengsara di rumah sakit gara-gara kesalahpahaman yang terjadi–"

"Itu yang gue mau."

"Bener-bener gila lo, ya?!"

"Lirik ke gue, maka Eita aman."

"Lo?!"

"Apa? Gue nggak main-main. Lihat sekarang yang terjadi, ini baru permulaan."

"Cara lo salah–"

"Gue nggak peduli. Asal gue udah dapetin Lo."

Waka berdecak kesal.

"Waka, apa yang lo lihat dari cewek tomboi itu? Lebih mending lirik ke gue–"

"Jangan jelekin Eita di depan gue."

Yaku mengulum bibirnya ke dalam, "Oke."

Waka menghela nafas lelah, meredakan emosinya.

"So, karena lo udah di sini, let's go kita keluar."

Waka mengerutkan keningnya mendengar perkataan Yaku, "Lo mau ke mana? Gue nggak mau–"

"Sesuai kesepakatan lo sama papa gue, kan? Lo mau gue laporin yang nggak-nggak lagi ke papa gue?"

Waka kembali di buat geram dengan Yaku, "Stres."

Waka melangkah pergi dari sana, tentu Yaku langsung menyusulnya. Sampai mereka masuk ke dalam mobil bersama.

"Lo mau kemana?" Tanya Waka dengan tampang malasnya.

Love Struggle 2 ||•Haikyuu [END]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang