Chapter 54: Soal Perasaan
***
Rin di buat panik saat mendapat telepon dari Akira bahwa perutnya terasa sakit. Sudah berbulan-bulan terlewati, kandungan Akira sudah mencapai 9 bulan. Usai sampai di rumah, ia langsung membawa istrinya ke rumah sakit.
"Rin.. perut aku sakit banget," Akira terus merintih kesakitan selama perjalanan.
"Bentar lagi nyampe, tahan sayang," Rin kalut. Setelah sampai di rumah sakit, suster yang berlalu-lalang langsung gerak cepat untuk menangani.
Akira di bawa ke ruang gawat darurat. Di depan ruangan, tak hentinya Rin merapalkan doa. Tak lama, Atsumu dan Osamu datang menghampiri Rin. Sebelumnya, Rin menghubungi keduanya.
"Rin! Gimana Akira?" Atsumu bertanya.
"Masih di tangani sama dokter." Rin melihat kedatangan Hiru yang baru saja tiba.
"Gimana?" Tanyanya pelan pada Osamu. "Masih di periksa," jawab Osamu.
Beberapa saat menunggu, hal itu membuat Rin cemas. Apa yang terjadi di dalam? Kenapa dokter lama sekali? Itu yang terus terlintas di pikirannya. Ia tak mau anak dan istrinya kenapa-napa.
Hingga kecemasan itu tergantikan dengan keterharuan. Kini suara tangisan bayi menggema hingga ke luar ruangan.
"Udah lahir!" Seru Atsumu yang di angguki oleh Osamu.
"Selamat jadi papa muda," ucap Hiru. Tak lama pintu ruangan terbuka dan terlihat suster yang keluar.
"Ehm.. suami pasien? Boleh masuk ke dalam dulu," ucapnya.
Rin bangkit dari tempatnya, "Gue ke dalam dulu." Ia pun melangkah masuk ke dalam ruangan.
Rin menghampiri Akira, di sampingnya sudah ada anak bayi yang telah lahir dan sudah dibersihkan. Rin tersenyum melihatnya, "Cantik."
Akira ikut tersenyum, "Anak mama yang cantik dan kuat."
"Aku mau coba gendong." Pinta Rin lalu di angguki oleh Akira. Ia pun membawa anaknya dengan pelan ke dalam gendongannya. "Gemes banget."
"Nama yang cocok untuk dia?" Tanya Akira. Hal itu membuat Rin tersenyum dan mencium anaknya.
"Ritsumi, anak pertama ayah yang kuat dan cantik seperti mamanya."
"Namanya cantik, Rin." Rin tersenyum dengan tanggapan istrinya.
"Benar dengan ayahnya?" Sang dokter wanita bertanya kepada Rin. "Iya, dok." Mendengar jawaban Rin, dokter beralih menatap bayi tersebut, bergantian menatap Akira dan juga Rin.
"O-oh gitu.. yasudah saya permisi dulu." Dokter melangkah keluar, di susul dengan perawat.
Hiru dan kembar yang berada di luar ruangan menatap kepergian dokter.
"Tadi itu bayinya kok nggak ada kemiripan sama ayahnya, ya?" Sang perawat bertanya ke dokter.
"Saya juga tidak tahu. Mungkin itu ayah tirinya, kita nggak perlu terlalu ikut campur masalah keluarganya, ya."
"Ayah tiri?" Gumam Hiru saat dokter dan perawat sudah pergi.
"Maksudnya bukan anak Rin?" Tanya Osamu.
"Nggak tahu juga. Kalau memang iya, berarti ada orang lain di antara mereka berdua."
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Love Struggle 2 ||•Haikyuu [END]✓
Teen FictionGenderbend Area. "Perjuangan papa buat dapetin bunda susah juga, papa hebat. Aku ingin seperti papa, tapi aku nggak mau masalahnya seperti dia juga. Ah, wanita yang ku sukai 11 12 dengan sikap bunda" - Oikawa Wakatoshi. "Galaunya Daddy alay banget...