HIDDEN PASSION

Chapter 4 : The first meet

Bukan tidak mau, melainkan Phoebe tidak bisa berurusan dengan keluarga Williams. Bukan hanya dengan Alvarez, siapa pun itu orangnya, sungguh Phoebe tidak akan bisa! Jika itu terjadi, sebaiknya ia akan menjauhkan diri tidak perlu ikut terlibat lebih dalam. Seharusnya Ivan sudah tahu hal itu.

Ibarat musuh, besar satu-satunya yang selalu dihindari sampai akhir hayat adalah orang-orang dengan nama belakang Williams. Bahkan itu sudah tertanam sejak kelahirannya. Musuh bebuyutan yang harus dihindari.

Sambil menunggu lift terbuka, Phoebe segera memesan taksi online. Setelah dapat dan lagi-lagi kakek tua itu yang mengambil pesanannya. Lalu ia mengecek jadwal keberangkatan penerbangan tiket pesawat untuk kembali ke Saint Petersburg sore ini.

Bayangan merebahkan diri, tiduran di sofa empuk ditemani coklat panas dan api unggun, sudah cukup baginya beristirahat. Atau rebahan di kasur jika tidak ada tontonan menarik sambil membaca sastra dari penulis international best seller karya Jeong You Jeong. Ada satu judul yang ingin sekali ia rampungkan, namun terkendala karena Ivan terus menerornya datang ke Moskow.

Jadi setelah ini, kegiatan yang bakal Phoebe lakukan, mungkin akan menuntaskan cepat membaca novel tersebut dan karya penulis lainnya dari Felicity Brandon yang novelnya sudah dibeli melalui aplikasi Amazon. Judul dan sinopsisnya menarik. Ensnared Desire, Forbidden Desire, dan juga Dangerous Desire Phoebe sudah menunggu ketiga series novel tersebut sejak lama. Selama musim dingin itulah kesibukan yang sudah dipersiapkan untuk membunuh waktu luang. Ketahuilah ia malas keluar jika tidak penting karena cuaca dingin, mobil sulit bergerak akibat salju turun.

Angan-angan indah itu harus diurungkan dan ditata kembali dilain waktu, karena nasib sial menghampiri. Tiket sudah habis sampai empat hari ke depan. Transportasi lain pun sama tidak ada bangku yang kosong. Phoebe mendengus kesal dan mengumpat makian dalam hati. Kalimat sumpah serapah untuk Ivan mendadak menguar ditelan udara kosong begitu pintu lift terbuka.

Betapa terkejutnya Phoebe melihat sosok pria yang ingin sekali dia hindari, malah muncul dengan balutan pakaian musim dingin nampak kharismatik dan berwibawa.

Mantel tebal yang tidak dikancing, memperlihatkan Alvarez Williams menggenakan sweater rajut hitam turtleneck sangat pas melekat di tubuhnya yang tegap dan gagah sempurna. Ini pertama kali Phoebe melihat perdana penampilan pria yang katanya akan menggantikan pimpinan Williams Corporation.

Tidak menampik seorang Alvarez Williams memang berparas tampan rupawan seperti yang terlihat di televisi. Tidak ada kekurangan dalam ukiran wajahnya. Terlihat sekali ciptaan Tuhan terukir sangat indah dan sempurna. Sungguh memesona kaum wanita. Kedua sudut bibir yang jarang sekali tersenyum itu pun, tidak mengurangi pesonanya. Hal tersebutlah membuat Alvarez digandrungi wanita Amerika sana.

Ya ampun singkirkan kekagumanmu Phoebe.

Yang terpenting bagi kaum wanita adalah wajah tampan, bagus dipandang maksudnya, dan juga pria itu kaya raya. Jangan tanya berapa keseluruhan harta kekayaannya, yang pasti hidup kalian terjamin sangat berlebihan sampai tujuh turunan bahkan lebih.

Asetnya tidak perlu diragukan, sudah tersebar di setiap penjuru dunia. Siapapun kelak yang menjadi istrinya pasti hidup bergelimangan kemewahan. Tidak bakal kekurangan materi apapun.

Phoebe bukan orang bodoh yang tidak kenal wajah setiap inti keluarga Williams. Berusaha menjauh pun, seluruh wajah keluarga mereka terpampang jelas di setiap majalah. Di setiap dunia, perusahaan percetakan berlomba-lomba menerbitkan artikel mengenai keluarga terpandang tersebut. Setiap mendatangi acara kolega bisnis, banyak wartawan meliputnya. Apalagi saat kejadian yang cukup mencengangkan dunia, hadirnya Sean Williams setelah dunia tahu dia meninggal dalam kecelakaan hari natal. Hampir-hampir seluruh media berusaha mencari tahu bagaimana cerita Sean bisa hidup, tapi tak satupun media yang mengetahui.