Chapter 14 : Darkness takes over

432 14 4
                                    

Double update!

***

Phoebe tidak pernah menduga bahwa pertemuan dengan Alvarez akan membawa malapetaka yang mengerikan secepat ini. Dalam pikirannya tidak pernah terlintas sedikit pun, Alvarez nekad membunuh perlahan Beatrice menggunakan racun yang mematikan hingga nyawanya tidak bisa terselamatkan.

Cara yang digunakan sangatlah bengis untuk kematian bocah menggemaskan yang berusia 10 tahun.

Ketika dokter mengumumkan berita kematian Beatrice membuat jantungnya terasa tercabik. Phoebe menetapkan diri atas kematian Beatrice adalah kesalahannya yang tidak bisa terbantahkan lagi oleh siapapun! Anak tidak bersalah itu menjadi korban atas dendam masa lalu ayahnya yang belum terselesaikan.

Apalagi melihat Ivan langsung pingsan tak kuasa menghadapi kenyataan. Perasaan bersalah semakin menggerogoti dan merajalela, menerjang Phoebe bagaikan ditahan gumpalan batu berton-ton mengganjal dalam dadanya yang semakin sesak napas. Kerongkongannya tercekat tidak bisa lagi berkata-kata. Hanya ada kepedihan dalam bentuk air mata mengalir tidak mau berhenti.

Kematian memang pada dasarnya adalah hal mutlak di muka bumi ini tidak bisa dihindari.

Saat menyadari dirinyalah yang membuat kematian seseorang dipercepat, hidup dalam bayang-bayang wajah polos Beatrice akan selalu membekas dalam setiap aktivitas yang bakal Phoebe jalani. Keinginan hidup tenang dan damai tidak sanggup lagi ia lakukan.

Di saat duka menyelimuti hatinya yang perih dan pedih, gelombang luka melekat dalam setiap aliran darah menghasilkan senandung yang menyakitkan. Andai nyawa bisa ditukar, Phoebe sangat rela menukar kehidupannya untuk membangkitkan kembali anak kecil itu hidup. Biarlah dia yang mati!

Atau andai bisa seseorang mengendalikan waktu, ia berharap bisa kembali ke masa kelam di mana ayahnya menabrak Sean Williams agar jangan melakukan perbuatan bodoh tersebut! Namun sayangnya tidak ada manusia satu pun yang bisa memutar kembali waktu mengulang kisah sebelumnya.

Setelah mengurus kematian Beatrice, untuk sesaat Phoebe ingin mengakhiri hidupnya segera dengan cara yang dilakukan oleh orang putus asa. Menggantungkan diri di dalam kamar sepi atau melompat dari gedung tertinggi rumah sakit. Kedua cara tersebut bisa mempercepat ajal. Akan tetapi, sedikit pikiran yang tidak tertutup oleh selimut putus asa, mengingatkan Phoebe bahwasanya manusia yang ditinggalkan akan merasa sedih dan kecewa. Terlebih di dunia ini hanya ibunya seseorang yang paling dia sayangi dan masih hingga sekarang masih belum bisa membahagiakan Angel.

Karena mengingat wajah bersedih ibunya, Phoebe mengurungkan kembali niat buruknya. Tidak jadi terjun bebas dari gedung setelah bayangan Angel terlintas dalam benaknya yang sedang dikuasai oleh setan.

Memang setan keparat! Selalu datang pada orang-orang yang tengah berbalut putus asa dan amarah.

Ketika hendak turun mau memencet tombol lift, Phoebe ditelpon oleh tetangganya. "Phoebe lantai unit rumah kita kebakaran. Aku tahu kau sedang bekerja, apa ibumu berhasil dievakuasi? Aku belum melihat—"

Dengan napas tersekat tak ada hirupan oksigen, Phoebe mematikan sambungan. Lagi-lagi Alvarez memang biadab tidak bisa berkompromi. Pria itu ingin melihat dirinya hancur menjadi butiran debu.

Menekan tombol dengan tangan gemetaran, Phoebe tidak bisa tenang sebelum ibunya mengangkat telepon. Jantungnya memompa lebih cepat diiringi kakinya cepat menuruni tangga dengan langkah tak beraturan. Kadang melewati tiga anak tangga bahkan lima sekaligus. Tak peduli jika nanti betisnya akan pegal linu.

Pada panggilan entah keberapa kalinya, Angel mengangkat dan memberikan kabar buruk mengenai lantai apartemen tempat yang ia tinggali, mengalami kebakaran besar akibat korsleting listrik. Hampir semua bangunan di lantai lima hangus terbakar dilalap si jago merah.

HIDDEN PASSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang