Extra Chapter II

625 17 0
                                    

"Sayang... apa putri kita hari ini rewel?"

"Sedikit." jawab Phoebe dilihat dari raut wajahnya sangat keletihan sejak sebulan yang lalu memutuskan tidak perlu bantuan siapa-siapa. Jika kerepotan dan kebingungan, ia akan menanyakan melalui pesan kepada Angel dan Elina.

Sejujurnya sekarang ini Phoebe tidak membutuhkan pengasuh bayi selagi bisa dilakukan sendiri. Lagipula ada ibu dan sang mertua siap membantunya menjadi ibu baru, setelah persalinan yang tidak terduga sembilan bulan yang lalu.

Selanjutnya, Phoebe menambahkan sedikit keluhan yang dialami namun tak menjadi masalah baginya, tapi dengan begini, ia merasa dekat dengan dengan Alvarez melaporkan kejadian yang dialami hari ini. "Tadi Celine menangis kencang tidak sabaran kehausan karena aku lama memberinya asi padahal hanya kutinggal sebentar untuk buang air besar."

"Itu tandanya Celine mau kau selalu melekat padanya." Alvarez mengusap kepala puncak Phoebe dan memberikan kecupan manja menenangkan, lalu buru-buru masuk ke dalam kamar mandi setelah pulang kantor, membersihkan diri lebih cepat sampai bersih supaya kuman sekecil apapun yang menempel pada dirinya menghilang bersama air sejuk menetes.

Celine.

Itu adalah putri pertama Alvarez dan Phoebe.

Tujuan utamanya sehabis mandi mau berdekatan dengan putri tercintanya karena Phoebe tidak akan suka jika dirinya menyentuh peri kecil mereka yang masih suci tanpa dosa.

Satu jam kemudian, saat merasa sudah rapi dan wangi, Alvarez keluar pintu hanya memakai celana piyama malam ini, duduk pelan-pelan di tepi ranjang sambil terus tersenyum sumringah, tidak sabar bertemu dengan Celine sangat menampakkan giginya yang tersusun rapi dan putih, tak menyangka dirinya setelah lelah bekerja akan ada bayi mungil yang bisa menghibur dan menenangkan segala pikiran dari tumpukan masalah kantor terhadap pegawainya yang terkadang membuatnya naik pitam.

Apalagi Kenny sebulan lalu memutuskan berlibur setelah menikah dengan pacarnya si Haille. Pria itu mengajukan cuti sementara selama enam bulan lamanya, mau berbulan madu sampai menghamili istrinya. Asisten kurang ajarnya itu tidak peduli karena sebelumnya disetujui atau tidak, karena sang bos sudah membuatnya kewalahan membantunya menangani proyek dan klien saat Alvarez mengejar cintanya.

Kenny tidak akan mengajukan surat pengunduran diri sampai dirinya mati. Dia disuruh oleh ayahnya tidak boleh meninggalkan Alvarez. Ia pun merasa jumawa dan yakin pada diri sendiri, walau bersikap kurang ajar dan suka membantah, pada ujung-ujungnya Kenny menjadi kacung juga, siap melayani dan melakukan perintah dari bosnya.

Melupakan sejenak hal menyebalkan yang terjadi di Williams Corporation, ketika sudah sampai ambang pintu, hidung Alvarez mencium aroma-aroma khas wewangian bayi membuat hatinya langsung berwarna dan berbunga-bunga indah, sebab memiliki buah hati yang cantik di depan matanya yang sedang tertidur pulas dengan bibir pink sedang tersenyum, memanjakan matanya yang menahan gemes mau menggigit, membangunkan supaya melihat bunyi tangisnya yang menyenangkan.

"Aku tahu pikiranmu," Phoebe menjewer telinga suaminya memberi peringatan setelah habis menaruh botol susu di kulkas yang ada dalam kamar mereka, baru selesai mempumping. "Celine baru saja tidur satu jam. Tolong jangan bangunkan dia. Aku butuh istirahat, Papa Alva."

Alvarez sengaja tak mendengar dan tak mengaduh karena daun telinganya dilinting.

"Anak papa jam segini sudah tidur." Bola matanya terus memerhatikan seseorang bertubuh kecil tidur di ranjang yang begitu luas dan menghirup aroma bau badan yang menenangkan. Saking gemasnya tidak bertemu seharian karena terus bekerja, ingin ia rasanya mengunyel-unyel muka tembem Celine yang semakin hari semakin melebihi hidung mancungnya, lehernya jadi tak terlihat dan warna kulitnya kian memerah seperti tomat mengkilap.

HIDDEN PASSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang