Sontak pernyataan yang keluar dari mulut Alvarez, bukan saja mengagetkan Alvaro dan segenap keluarga yang berada dalam satu meja, melainkan Phoebe sendiri— wanita yang diklaim sepihak sebagai kekasih hati pria arogan itu, terkejut bukan main.
Entah apa yang sedang direncanakan oleh Alvarez, anehnya mulut Phoebe bungkam tidak membantah sama sekali. Ia sendiri takut jika berbicara dan ada kata yang terucap salah, malah berujung pada nyawa kakek dan ibunya melayang pindah dunia.
Sampai saat ini, ia haruslah mempercayai keselamataan nyawa orang terkasihnya berada dalam genggaman Alvarez. Setidaknya dalam hati kecilnya Phoebe merasa bahwa Alvarez sosok pria baik.
Keyakinan kebaikan tersebut masih melekat dan tertanam dalam dirinya mencoba menyakini kebenaran hatinya menilai orang tidaklah salah. Pernah menyaksikan walau hanya samar-samar dengan mata kepala sendiri, Alvarez menitihkan air mata kesedihan, yang menurutnya sudah menunjukkan Alvarez memiliki hati nurani yang baik walau hanya sebatas benang tipis pun tidak apa-apa.
Intuisi sebagai seorang pengacara yang sering kali membaca raut wajah para klien, semoga saja kali ini apa yang ia harapkan sesuai keinginan. Pasalnya membaca karakter Alvarez Williams tidaklah mudah.
Mengenal dalam beberapa waktu singkat terkadang pria itu mampu menyembunyikan sesuatu yang tidak ingin ia bagikan pada seseorang dengan baik. Dan dengan cepat mempertimbangkan pemikirannya berdasarkan situasi. Seperti sudah terbiasa memiliki kecendrungan memakai topeng dengan menampilkan wajah dinginnya ketika bertemu seseorang. Bahkan menurutnya dari sudut mata Alvarez, menutupi kesedihan yang ia rasakan dari keluarga besarnya, terlebih kedua orangtuanya.
Entah benar atau tidak, perasaan Phoebe merasakan seperti itu!
Menembakmu adalah sesuatu hal yang mudah dan sulit di saat bersamaan.
Sejak saat itu ada banyak prasangka baik yang mulai bertebaran dalam pikirannya. Ingatan Phoebe masih terpatri tajam dan seribu kali memahami apa maksud perkataan pria itu sebelum dirinya pingsan. Menandakan Alvarez ada sedikit gundah gulana ketika mengetahui dirinya adalah anak dari mendiang Máximo Saliba. Seperti ada perasaan tidak rela menimpa hati.
Namun kenapa? Apakah Alvarez kecewa dengan fakta itu?
Alvarez tidak mungkin menyukainya, bukan? Demikian batin Phoebe bertanya-tanya ketika berada di sel penjara selama seminggu terakhir.
Perubahan Phoebe seketika meringis mengingat akan meringkuk kembali dalam sel penjara. Bulu kuduknya pun tanpa permisi merinding membayangkan akan sekamar dengan tikus dan kecoak lagi.
"Jangan besar kepala atas kejadian tadi. Mengaku sebagai kekasihmu bukanlah apa-apa. Aku hanya sedikit menjelaskan pada keluarga besarku dan ingin mengakhiri cepat pertemuan keluarga yang sangat membosankan menurutku." ujar Alvarez menegaskan sambil menyetir santai, setelah beberapa menit mereka berada dalam satu mobil sepuluh menit yang lalu.
Tepat setelah memberitahukan Phoebe sebagai kekasihnya, Alvarez langsung kabur mau pulang setelah sepupunya memberi selamat dan orangtuanya memberi pelukan hangat sebagai salam perpisahan.
Sedangkan saudara kembarnya hanya memberikan delikan peringatan. Tidak seperti Alvaro, Amanda sama seperti Florence dan Brooklyn memberi ucapan selamat dengan wajah berbinar antusias.
"Jika bukan pernikahan Alvaro aku tidak akan sudi membuang waktuku tidak jelas." tambah Alvarez. Bahkan lima tahun silam ketika Florence sepupunya mengadakan pernikahan, ia pun tidak hadir dan hanya memberi kado mansion mewah sebagai permintaan maaf. Sekalipun orangtuanya memaksa ia tidak akan hadir.
Dengan Alvaro, bagaimanapun pernikahan saudara kembarnya tentulah berarti bagi kehidupannya yang berbagi rahim di perut ibunya. Ia sangat berbahagia perjodohan dengan Amanda bisa berakhir ke pelaminan setelah Amanda pernah menolak awal perjodohan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN PASSION
RomanceCERITA INI MENGANDUNG UNSUR ADEGAN DEWASA, KEKERASAAN DAN KATA-KATA KASAR. BIJAKLAH DALAM MEMBACA! DARK ROMANCE 21+ | Beberapa orang memiliki rahasia demi menutupi kisah masa lalu. Phoebe seorang pengacara muda cantik jelita menutupi identitas aslin...