Chapter 15 : Between two options

387 13 2
                                    

Mansion Alvaro in Manhattan, New York City, Amerika

"Apakah aku sudah tampan?"

"Di depanmu ada cermin." jawab Alvarez tidak peduli akan kenarsisan adiknya itu.

Alvarez menatap pada pria yang sangat mirip perawakannya dari tepi ranjang. Alvaro sedang merapikan jas licin yang akan ia gunakan untuk pemberkatan.

"Ngomong-ngomong siapa gadis asing itu?" tanya Alvaro sembari merapikan jas licin berwarna putih gading yang dikenakan agar tampil rapi, menawan dan kharismatik. Melalui pantulan cermin Alvaro sedang menilai penampilan dia sendiri.

Perihal gadis yang di maksud Alvaro adalah Phoebe.

Setelah menyuntikkan obat bius dan wanita itu tidak sadarkan diri, Alvarez membawa Phoebe tanpa sepengetahuannya datang ke Amerika. Lebih tepatnya Phoebe dibawa ke mansion miliknya yang masih berada di wilayah Brooklyn. Bayangan amukan Phoebe yang terbangun di suatu tempat asing masih membekas dalam ingatan Alvarez. Masih terasa segar karena kejadian baru terjadi seminggu lalu.

Sayangnya Phoebe tidak akan mendapati fasilitas kamar yang bagus dan mewah. Sesuai dengan perkataan yang terlontar, ia sudah menyiapkan tempat yang cocok untuk ditinggali oleh Phoebe. Ruangan penjara bawah tanah. Tempat yang biasa ia gunakan untuk menyiksa seseorang ketika memilih berkhianat dan tidak tunduk padanya.

"Mainanku." jawab Alvarez tidak mengada-ngada.

"My twins kita serupa ingat? Kepribadian yang ada pada dirimu ada padaku dan juga sebaliknya. Tidak pernah ada dalam kamusmu, wanita lain bisa menginjakkan kaki dalam area mansionmu kecuali Alesha, mami, grandma, dan juga sepupu kita. Bahkan jalang-jalang yang kau tiduri tidak pernah sampai ranjang dalam kasur di rumahmu. Wanita asing yang kau bawa ke mansionku, siapa dia?" Alvaro menyemprotkan parfum dari ujung kepala sampai ujung sepatu mengkilapnya.

Dari tempatnya duduk Alvarez belum menjawab. Raganya memang bersama dengan Alvaro di dalam kamar, namun jiwanya melanglang buana pada Phoebe yang berada dalam ruangan bersama Alesha menemani Amanda dandan.

"Apa ada yang kau sembunyikan?" tanya Alvaro lagi sembari menoleh dan menyempotkan parfum untuk kedua kalinya. Perpaduan aroma musk dengan geranium bercampur sandalwood dan juga lavender menghasilkan aroma menenangkan, hangat dan juga seksi dalam sekali hirup.

"Amanda mengatakan padaku kaulah yang menyuruh untuk merubah konsep pernikahan kami. Ada apa denganmu?" lanjut Alvaro bertanya lagi. Nadanya masih tenang seperti air mengalir di sungai.

Tepat setelah Alvarez meminta perombakan besar-besaran dalam acara pernikahan saudara kembarnya, Amanda tidak menurut. Jelas saja wanita itu bahkan tidak pernah tunduk pada calon suaminya. Ia berdiskusi dengan calon suaminya alih-alih mengikuti kemauan kakak iparnya, dan memutuskan sendiri.

"Faktanya calon istrimu pembangkang. Tidak pernah dia mau mendengarkan perintahku agar jangan menjadi pusat perhatian awak media. Amanda malah mengundang penuh sukacita berbagai media ternama dan tersohor Amerika untuk datang ke mansion memeriahkan pemberkatan yang hanya didatangi tamu 200 orang. Apa-apaan dia?" Alvarez mendengus.

Setelah menghabiskan hampir setengah botol parfum, Alvaro meletakkan kembali di atas nakas seraya menghadap pada cermin dan memastikan tatanan rambutnya sudah rapi tanpa sehelai rambut pun turun. Alvarez dari posisi duduk tidak memperhatikan kegiatan yang sejak tadi kembarannya lakukan. Pikirannya teralihkan pada objek lain. Bagaimana gaun yang akan dikenakan Phoebe? Apakah cocok?

"Ini pernikahan kami. Kenapa jadi kau yang mengatur Amanda. Aku menanti jawaban darimu, my twins!" Sejenak Alvaro kembali menoleh dan memberikan sorotan peringatan tajam dari bola matanya. "Siapa gadis asing yang kau bawa dalam pernikahan. Dia bukan termasuk tamu undangan!" todongnya sampai Alvarez berkata jujur, "Kau tidak mau berbagi hal kepadaku?"

HIDDEN PASSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang