"Pecat Phoebe dan kirim dia ke dalam perusahaanku. Aku menginginkan pegawaimu."
Permintaan Alvarez membuat Ivan terkejut. Pria itu memanggil Phoebe dengan nama tengahnya.
Bodoh kau! Sedari awal seharusnya lebih waspada. rutuk Ivan dalam hati.
Ivan pun baru tersadar ketika Richard Neulson sedang memandang ke arah mejanya. Karena terpana dan merasa segan pada pengacara senior itu sewaktu rapat, malah ia tidak menyadari sejak awal pun Richard Neulson memanggil saudaranya dengan panggilan Phoebe.
"Aku tidak bisa memecat Athanasia." Ivan mengambil keputusan. Masih senantiasa mempekerjaan Phoebe dan memanggil dengan sebutan yang biasa dipanggil di kantor.
Ivan berusaha bersikap tenang sayangnya tidak tertutupi dengan baik. Alvarez sudah mengetahui raut gelisahnya, terlihat dari mimik wajahnya yang kacau.
Namun Ivan tetap bersikeras. "Athanasia pengacara magang dan aku tidak bisa memecat pegawai hanya karena kemauan seseorang yang arogan. Lagi pula kinerja dia bagus dan keahliannya semakin meningkat. Aku tidak mau kehilangan pengacara yang berpotensial besar pada firma hukumku." tambah Ivan kemudian.
"Come on, memecat orang adalah sesuatu yang mudah. Kau bisa merekayasa dan memanipulasi kesalahan Phoebe selama masa kerjanya." tekad Alvarez bulat.
"Aku tidak bisa sejahat itu pada karyawanku. Dia termasuk pegawai yang teladan. Patut kau ketahui dia bekerja bukan menafkahi diri sendiri atau keluarganya, melainkan keluarga orang lain." Ivan secara tidak sadar membocorkan setiap gaji yang diterima Phoebe diberikan kepada orang lain.
Alvarez tidak menggubris. Tangannya bergerak lincah mengambil ponsel dalam saku celana. Ada getaran pertanda pesan masuk. Matanya langsung berbinar seperti baru memenangkan tender triliunan dollar.
Ivan yang menghadap Alvarez melihat kilatan licik dari sudut matanya. Dadanya berdegup tak karuan melihat sisi lain Alvarez yang begitu bengis.
"Sudah dua kesempatan berlalu begitu saja," kata Alvarez. "Andai kita sedang bermain russian roulette nyawamu masih tergolong aman. Satu peluru tersisa akan mengakhiri permainan."
Russian roulette adalah sejenis permainan maut menggunakan pistol revolver. Sebuah hiburan maut yang dilakukan oleh para tentara legiun asing Prancis untuk mengobati rasa bosan saat bertugas di Afrika Utara. Permainan ini dimulai dengan mengeluarkan satu buah peluru atau lebih dari silinder pistol. Silinder tersebut diputar secara acak, kemudian revolver ditodongkan pada lawan, lalu pelatuk pun ditarik.
Dulu saat remaja Alvarez sering bermain ini di batalion bersama tentara lain. Hanya keberuntungan yang dapat menyelamatkan sang pemain dari kematian. Seperti itulah perumpamaan Alvarez dan Ivan jelas mengetahui permainan mematikan itu.
"Kenapa kau melakukan ini?" Tak lelah Ivan bertanya.
Jelas-jelas baru tersadar Alvarez mengincar Phoebe.Dalam benak Ivan yang masih berkabut, Alvarez belum mengetahui jelas identitas Phoebe. Terlihat dari pria itu yang sepertinya sedang melakukan negosiasi dengannya. Kemungkinan informasi yang didapat masih simpang siyur belum menemukan titik terang.
"Kau bertanya?"
Ivan belum mau menanggapi pertanyaan balik dari Alvarez. Pikirannya masih memutar otak agar ia tidak salah mengucapakan sepatah kata pun yang akan berakibat fatal.
Alvarez meletakkan ponsel di atas meja. Sengaja mengulurkan ke depan Ivan seraya menekan salah satu kontak seseorang. Hingga dua detik kemudian benda pipih itu tidak jauh dari jangkauan Ivan.
"Katakan apa hubunganmu dengan Phoebe. Aku masih berbaik hati memberimu tiga kesempatan. Tersisa satu kesempatan terakhir. Kau bisa gunakan baik-baik." Kata-kata Alvarez begitu mengintimidasi Ivan.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN PASSION
RomanceCERITA INI MENGANDUNG UNSUR ADEGAN DEWASA, KEKERASAAN DAN KATA-KATA KASAR. BIJAKLAH DALAM MEMBACA! DARK ROMANCE 21+ | Beberapa orang memiliki rahasia demi menutupi kisah masa lalu. Phoebe seorang pengacara muda cantik jelita menutupi identitas aslin...