Chapter 7 : Another plan

492 20 0
                                    

Ivan menemui Phoebe tepat jam delapan malam setelah wanita itu selesai mandi dan berpakaian rapi, siap untuk berkencan dengan seorang pria yang baru dikenal melalui aplikasi biro jodoh.

Setelah gagal menghubungi Phoebe melalui sambungan telepon yang selalu diakhiri pesan kotak suara, Ivan pun memutuskan mendatangi apartemen anak buahnya.

Masih ada waktu tersisa sebelum calon kekasihnya datang, Phoebe mau tidak mau mempersilahkan sopan Ivan masuk. Percakapan mereka tidak jauh-jauh dari pembahasan seperti di kantor kemarin. Satu jam mereka membahas kasus refinery milik keluarga Williams.

Ivan datang bukan lagi menyuruh untuk menjadi lawan hukum Alvarez, melainkan pikiran pria itu berubah dalam waktu dua hari saja. Orang yang katanya akan memberinya 35juta rubel adalah seorang penipu berkedok pengusaha. Dan setelah berbicara dengan kepala dingin bersama Alvarez selama setengah jam saja, pemimpin besar itu menjamin akan memberinya jumlah yang setara agar firma hukumnya tak perlu repot-repot berdebat di pengadilan.

"Ini demi kebaikanmu juga," kata Ivan pada Phoebe amat dalam dan peduli. "Kau masih terikat kontrak pekerjaan ingat itu. Anggap tempo lalu kau berteriak dan mengajukan resign aku tidak mendengar apa-apa. Masih dapat memakluminya karena seharusnya aku salah juga, melupakan bahwasanya kau enggan berurusan dengan keluarga Williams."

"Aku juga minta maaf karena sudah tidak hormat denganmu."

"Tapi Phoebe, dengarkan aku. Terkait keprofesional dalam bekerja, kau masih ada empat bulan lagi untuk mengakhiri masa kontrak kerjamu. Sayang sekali jika kau resign dan membayar denda lima juta rubel, hanya karena masalah yang bisa dibicarakan dengan kepala dingin. Come on Phoebe, kali ini masalah kilang minyak tumpah aku berubah pikiran." Phoebe tidak menyela dan membiarkan Ivan menyelesaikan ucapannya yang kelihatan masih panjang.

Seperti dugaannya, Ivan melanjutkan kembali. "Kasus Alvarez memang lebih baik jangan masuk jalur persidangan. Pihak pusat pipa manajemen Keystone Group yang berada di Kanada menghubungiku. Kita bisa selesaikan seperti yang Alvarez katakan secara kekeluargaan. Kedua belah pihak, pabrik penyulingan dan pipa akan bertanggung jawab. Mereka tetap akan membayar ganti rugi sesuai nominal kesepakatan. Setelah kupikir-pikir memang lebih baik kita harus menjauhi dari masalah keluarga Williams."

Tidak hanya Phoebe saja yang harus menjauh dari keluarga Williams, selagi bisa Ivan pun harus menghindar karena walau keluarga jauh, mereka tetap satu keluarga.

"Dua hari ini aku tidak tinggal diam. Aku mempelajari semua berkas dokumen dari semua pihak dan file yang kau kirim aku baca juga. Bertemu dengan Alvarez di lift, aku rasa dia tidak akan melepaskanku dengan mudah. Lebih baik aku mencari jalan tengah demi ketentraman keluargaku. Ibuku cemas mendapati aku bertemu dengan Alvarez. Biar sama-sama mudah, sepantasnya kasus kebocoran penyulingan minyak ditindaklanjuti bersama-sama tanpa perlu bantuan hakim." Dengan sikapnya yang tenang Phoebe berucap.

Keduanya tersenyum dan menatap. Lalu saling bersulang mendentingkan gelas sambil menikmati wiski bourbon. Setelah menyesap minuman beralkohol tersebut, Phoebe meletakkan kembali gelas yang diminumnya baru habis sedikit saja.

Gadis cantik jelita itu mudah sekali mabuk. Ia tidak mau nampak seperti wanita idiot di depan prianya nanti. Berbeda hal dengan Ivan yang kembali menuangkan botol ke dalam gelasnya yang kosong. Sembari menggoyangkan gelas kacanya di atas paha, tanpa berniat meminumnya, Ivan melayangkan sebuah pertanyaan.

"Tak kusangka kau berpikir hal yang sama denganku." Ivan tak berhenti menatap lurus Phoebe. "Apa karena ciuman di lift?" Ivan setelah bertemu dengan Alvarez, sepanjang koridor saat menemani pria itu sampai parkiran, samar-samar gosip masuk ke telinga Ivan dan menyadari sesuatu hingga dia berani mengecek kamera pengawas.

HIDDEN PASSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang