Chapter 20 : Have tried

369 14 1
                                    

"Sejujurnya aku sulit mempercayai hubunganmu dengan Alvarez!" Amanda selalu mengeluarkan segala pikirannya yang mengganjal.

Sejak Alvarez yang ia ketahui tidak suka berkomitmen dengan wanita manapun itu mengumumkan teman karibnya sebagai kekasihnya, ia pun bertanya pada yang bersangkutan.

"Pertemanan kita memang hanya berlangsung setahun di saat masa-masa kita melakukan penelitian di wilayah Newcastle. Tapi percayalah aku mengamati kepribadianmu, dan kau bukan tipe orang yang mau diajak berhubungan serius dengan orang yang baru kau temui satu bulan." lanjut Amanda tanpa jeda sembari memandang Phoebe yang memakan paha ayam goreng dari salah satu restoran cepat saji Mcd Donalds secara lahap. Seperti orang yang tidak makan berhari-hari.

"Katakan padaku apa Alvarez tidak memberimu makan?" selidik Amanda menambah topik pembahasan. Yang sebelumnya saja sejak tadi ia merocos belum dijawab.

Phoebe meraih minuman bersoda yang telah dibawa Amanda. Rasa-rasanya menghabiskan makanan adalah hal ternikmat ketimbang mengobrol dengan teman lama yang baru berjumpa. Mengabaikan segala ocehan dari mulut Amanda. Maklum karena di acara pernikahannya mereka tidak mengobrol banyak. Apalagi Amanda masih tercengang dan bergelut dalam pikirannya, bagaimana Phoebe bisa datang dengan Alvarez.

"Jangan banyak bertanya dan biarkan aku menghabiskan semua makanan ini." tegas Phoebe kalap seraya mencomot kentang goreng lalu memakan kembali paha ayam yang tersisa satu potong. Faktanya wanita itu tidak sadar telah menghabiskan lima potong sendiri tanpa menawari Amanda untuk mencicipi.

Seperti orang kelaparan yang baru diberi makanan lezat, Phoebe tidak mau kenikmatan makannya diganggu oleh siapapun.

Sudah cukup tiga hari setelah kepergian Alvarez ia makan hanya sedikit. Benar-benar sedikit. Dari sarapan, makan siang hingga makan malam Dayne mempersiapkan hidangan untuk Phoebe. Hanya tiga suap yang tersentuh masuk dalam perutnya. Bayang-bayang diracuni selalu tenggelam dan timbul membuatnya hati-hati. Ia tanpa diketahui yang lain pun memuntahkan kembali apa yang dia makan di dalam kamar mandi.

Alvarez benar-benar tidak berbohong membebaskannya dari belenggu penjara yang kotor dan lembab. Sudah tidak ada lagi aroma kotoran dan binatang-binatang menjijikkan hilir mudik bergantian datang. Pria itu ternyata menempatkan Phoebe di dalam kamar pribadinya. Yang mana belum ada wanita lain mengunjungi selain Dayne yang secara khusus membersihkan ruangan majikannya.

Tidak seorang pun boleh selain Dayne. Pelayan lain juga tidak boleh. Hanya Dayne, bahkan Elina pun tidak boleh memasuki area pribadinya.

"Jika menolak tinggal di kamarku pilihan ada ditanganmu. Kembali dalam penjara bawah tanah. Orang cerdas sepertimu seharusnya tahu pilihan yang tepat." kata Alvarez sebelum pergi menuju bandara.

Hendak menolak tidak bisa karena lagi-lagi kata yang keluar dari mulutnya adalah perintah yang tidak bisa terbantahkan.

"Selain itu kau bisa memakai kemejaku untuk kau kenakan selama aku pergi. Setelah aku kembali kita akan membeli beberapa pakaian untukmu." lanjut Alvarez sembari memandang Phoebe yang diam mematung dengan tatapan kosong tak berarti. Ungkapan Alvarez semalam membuatnya terkejut. Pria itu kembali dingin menandakan sudah menetapkan hati.

"Tenang saja tidak ada penjaga yang berani melihatmu. Jika ada yang berani mata mereka menjadi bayarannnya. Akan kucungkil bola mata mereka." ancam Alvarez menegaskan membuat seluruh penjaga yang mendengar menundukkan kepala patuh dan bergidik ngeri. Bosnya jarang sekali membunuh orang, bisa dihitung memakai jari. Mereka akan menjaga mata dari wanita yang dibawa oleh bosnya.

Alvarez terbiasa menggunakan pikiran dingin sebelum bertindak. Dan jika para berandal yang tak tunduk, tidak segan dia menghabisi nyawa. Setelah mati kepalanya akan menjadi pajangan demi kesenangan hati.

HIDDEN PASSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang