Chapter 21 : Trust me

388 18 1
                                    

Jika tidak menurut mungkin mami akan membunuh wanita itu dengan kedua tanganku sendiri. Biarkan mami dipenjara atas kejahatan melenyapkan nyawa seseorang.

Alvarez menyadari betul percakapan terakhir dengan ibunya dikatakan dengan sungguh-sungguh. Dalam benaknya Alvarez terus memikirkan ulang setiap bait kata yang bernada ancaman penuh penekanan itu.

Terdapat aura penuh luapan kebencian yang membekas begitu pekat tidak mudah dihilangkan.

Bagai disergap kengerian luar biasa, rasa jantungnya bergemuruh panik mengingat peringatan ingin membunuh dengan kedua tangannya sendiri terus menghantui. Ia tahu pikiran ibunya menggelap dan kini hanya berisikan bagaimana cara membalas kesakitan itu dengan berbagai cara, tanpa memikirkan hal buruk bakal terjadi.

Masih terekam jelas saat percakapan, ekspresi wajah Elina sangat memerah menahan gejolak amarah bertahun-tahun tertahan dan memanas. Bayangan masa lalu atas kecelakaan dan penembakan di hari natal, selalu muncul tanpa permisi tak luput dalam ingatan ibunya yang mengalami dan melihat jelas dengan kedua bola matanya.

Hal semacam itu tidak bisa dilupakan walau sekuat hati, tenaga dan pikiran meredam segala kesakitan tersebut. Alvarez percaya seseorang yang masih dihiasi hati dengki dan dendam akan melakukan hal nekat.

Orang yang diselimuti kemarahan ditambah dengan dendam kesumat tidak akan berpikir sehat lagi. Alvarez sudah pernah sekali merasakan hal itu.

Begitu mendidih hingga dia melakukan rencana meracuni putri Ivan. Melanggar semua prinsip keluarganya yang tidak  boleh melukai anak kecil dan wanita. Pikirannya sedang dalam kondisi tidak bagus. Jadi wajar bukan?

Alvarez pun juga pernah mendengar sepenggal kisah sahabat ibunya yang tewas tertembak di hari sakral pernikahan, dalang utamanya adalah tak lain orang terdekat ibunya sendiri, Julian Rathore. Paman Amanda itu nekat melakukan hal bodoh demi cinta, dikarenakan merasa sakit hati mendapatkan penolakan terus menerus dari ibunya.

Cinta memang membutakan pikiran dan mata. Menulikan pendengaran dan mempermainkan akal sehat. Alvarez kini merasakaan satu kata yang sungguh bisa membuat orang tersesat.

Jika ia saja bisa melakukan pembunuhan dengan meracuni Beatrice, ibunya yang mengalami fase luka menganga kembali, tidak segan-segan melakukan apa yang dituturkan. Alvarez hanya takut jika ibunya benar melakukan sesuatu hal yang buruk kepada orang yang sangat berharga baginya.

Alvarez mau tidak mau mengakui bahwa Phoebe telah berada di posisi terpenting dalam hidupnya.

Pasalnya manusia bisa menjadi kejam dan monster jika hati dan jiwanya terusik. Menyimpan dendam karena luka memang sesuatu hal yang tidak baik. Tapi meluapkan kemarahan walau hanya sesaat mungkin akan lebih baik bagi yang sedang marah bukan? Orang-orang bisa khilaf karena dendam. Bisa saling membunuh hanya masalah sepele sekalipun.

Selama delapan belas tahun, tidak mudah menjalani kehidupan tanpa belahan jiwa. Setiap tetesan darah mengalir, napas berhembus, mata memandang, kepala berpikir, kaki berpijak, telinga mendengar, otak mencerna dan hati merasakan luka itu masih akan membekas. Bahkan kata maaf saja tidak cukup menggantikan itu semua.

Kubangan kepedihan semakin larut mendalam tidak tahu akan usai sampai kapan. Dan puncak berkeinginan menumpaskan dendam masih berlanjut sejak kehadiran Phoebe Saliba.

Saling membunuh satu sama lain bisa terjadi jika rantai dendam ini tidak terputuskan segera. Alvarez berani memutuskan untuk mengakhiri dengan caranya sendiri. Entah itu akan menyakiti keluarganya, Phoebe, atau bahkan dirinya sendiri, sungguh dia tidak peduli.

"Selamat malam, Sir." sambut para pengawal dan pelayan berbarengan. Namun Alvarez mengabaikan.

Sembari melangkah lelah karena habis perjalanan bisnis tanpa ditemani asisten cekatannya, Alvarez berhenti menatap salah satu pintu yang tidak tertutup rapat. Tidak jadi menaiki tangga menuju kamarnya yang berada di lantai tiga, Alvarez berbelok mengarah pada ruangan bowling dan Phoebe berada dalam sana sedang mengayunkan bola berat, lalu menggelincirkan dan bola berbelok keluar dari jalur.

HIDDEN PASSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang