Chapter 9 : Be marked

456 19 0
                                    

Beberapa minggu kemudian, semua orang yang berada di ruangan rapat firma hukum Everglow Shuterland nampak lelah terlihat dari raut wajah mereka yang terkuras habis pikirannya.

Terlebih dari kubu kandang— Ivan, Phoebe dan satu pengacara senior bernama Marcela. Sebagai statusnya yang diangkat CEO lima tahun silam menggantikan bos besar sebelumnya yang putra tunggalnya kecelakaan pesawat dan meninggal dunia, Ivan diberi kesempatan mengelola firma hukum Hugo Shuterland— CEO yang lama.

Biasanya Ivan tidak pernah sekalipun menemani dan ikut andil dalam urusan menangani sebuah kasus anak buahnya. Tapi berbeda hal dengan kasus ini, pria itu mencoba meluangkan waktu bisa hadir dalam rapat, bahkan berpartisipasi mengurus kasus penyulingan minyak Williams Refinery yang mengalami kebocoran.

Itu semua Ivan lakukan semata-mata menjaga saudaranya. Ia tidak ingin Phoebe kenapa-kenapa. Dengan menggunakan mata kepala sendiri, pria itu bisa mengawasi gerak-gerik Alvarez.

Belum selesai juga mengenai kasus tersebut, rapat baru bisa diadakan dua minggu setelah perayaan tahun baru. Cuaca Moskow yang selalu turun badai salju menjadi penghambat utama tidak bisa berjalan lancar.

Jalan raya kemarin-kemarin masih dipenuhi oleh ketebalan salju. Pemerintah melarang masyarakat jangan berkendara karena bisa mengakibatkan kecelakaan. Dan benar saja, ada yang tidak taat kasus kecelakaan pada tahun baru terus meningkat.

Atas ide Ivan yang disetujui oleh Alvarez, mereka tetap bisa menyelesaikan kasus dengan melakukan rapat virtual melalui jaringan online video jarak jauh, dan bisa bekerja dari rumah masing-masing pihak.

Hal itu membuat Phoebe semakin sumringah dan semangat karena dengan begitu masalah bisa terselesaikan cepat tanpa mengulur waktu lagi. Ditambah Alvarez tidak menongolkan diri saat melakukan zoom meeting. Tidak masalah dan bagus menurutnya.

Jadi pria itu, saat pertemuan berlangsung hanya tinggal membubuhkan tanda tangan di dokumen yang telah disiapkan dan denda yang telah disepakati. Katanya Alvarez tidak bisa hadir dalam pertemuan online karena sibuk mengurus kakeknya yang dirawat di rumah sakit. Digadang-gadang dari rumor beredar, Alvarez akan mempercepat pelantikannya depan publik, meresmikan sebagai pemegang kekuasaan tahta tertinggi perusahaan Williams Corporation tepat perayaan ulang tahunnya.

Dini malam hari itu, sehabis minum susu cokelat panas dan kesepakatan menjadi seorang pengacara dan klien tidak ada lagi pembicaraan dan Phoebe kembali tidur, masuk ke dalam kamarnya. Dan entah mengapa selesai mengobrol, Phoebe dapat tertidur pulas tak ingat waktu lagi.

Sore harinya, tepat jam tiga lewat lima menit, Alvarez benar-benar sudah tidak ada lagi di sofa ruang tamunya. Pria itu menuruti apa kemauan Phoebe tanpa perlu diusir. Saat mau beres-beres sisa cangkir semalam, Phoebe menemukan uang di nakas, berada tidak jauh dari tempat tidur pria itu, meninggalkan 1000 dolar dan sebuah catatan kecil.

Terima kasih atas tumpangannya dan juga susunya. Semoga harimu menyenangkan.

Salam
AW

Mengingat nama belakang Alvarez membuat hati Phoebe yang tadi sempat berbunga-bunga mendapati perbuatan konyolnya kontan meringis. Ia tidak boleh sampai jatuh hati. Ia tidak bisa terpesona padanya. Ia dengan cepat meremas catatan kuning itu, lalu membuangnya ke tong sampah kemudian pergi membersihkan diri.

Selama pertemuan sebisa mungkin pikiran Phoebe dicurahkan ke satu titik, fokus pada penyulingan minyak. Entah apa yang membuat Alvarez tidak terjun langsung saat dirinyalah yang menggebu-gebu ingin penyelesaian baik-baik, seolah mengandalkan asistennya Kenny sudah lebih dari cukup.

Namun mendadak siang hari ini, hasil meeting yang telah dimusyawarahkan bersama tim Williams Refinery dan juga tim Keystone Group yang ikut juga zoom meeting sia-sia pada pertemuan langsung. Mendadak berubah karena satu orang.

HIDDEN PASSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang