Chapter 35 : Marriage vows

329 16 0
                                    

Yuk bisa yukk bantu dikomen dan vote!

***

Phoebe berharap semua ucapan Alvarez hanyalah bualan semata. Tapi sayangnya tidak. Semua keinginan Alvarez di parkiran adalah nyata, benar-benar terjadi dan tidak main-main ucapan pria itu.

Pantulan kaca menunjukkan penampilan diri Phoebe yang sedang dirias. Dalam balutan gaun putih pengantin yang sama sekali tidak mahal dan bukan dari desainer ternama dipilih oleh gadis itu. Dipakai Phoebe gaun tradisional itu nampak begitu mewah dan elegan. Dianugerahi lekuk tubuh bagus dan berwajah cantik jelita, memakai karung goni pun Phoebe akan terlihat cantik. Tubuh langsing wanita itu tertutup rapat gaun sederhana milik Angel saat dulu pemberkatan dengan mendiang suaminya Gennadius yang sangat dia cintai.

"Kau nampak cantik, putriku." Angel merasa terharu ketika selesai merias putri semata wayangnya dengan tangannya sendiri.

Masih belum merelakan putrinya akan menikah dalam beberapa menit dengan salah satu anak dari keluarga yang sejak remaja selalu berusaha dihindari. Namun Angel senang pria itu tak membenci Phoebe.

"Mama doakan kau selalu bahagia. Selama lima tahun sejujurnya mama kadangkala berkomunikasi dengan calon suamimu dan juga saudara kembarnya. Kami pernah makan malam bersama di salah satu restoran pada tahun pertama tanpa memberitahumu," Melalui pantulan cermin Angel berterus terang. "Dan Alvaro meminta maaf atas kejadian pembakaran unit apartemen kita yang di Moskow." Angel menggigit bibir bawahnya menahan supaya bola matanya tidak mengeluarkan tangisan di hari sakral pernikahan dadakan ini.

"Hari ini... kau berhak bahagia dan lupakan pikiran kau anaknya siapa. Impianmu sukses sudah tergapai dengan menjadi pengacara hebat dan ternama. Kau selalu menjadi malaikat kecil bagi hidup mama. Kau adalah anak dari Mama Angel, dan lupakan selamanya kau berasal dari benih siapa Alvarez tidak akan peduli." Angel memeluk leher putri kecilnya dan mengecup pelan agar tidak merusak sanggul Phoebe yang sudah tertata tapi. Berbisik ucapan kasih sayang pada putri yang ia rawat selama puluhan tahun.

Sukses membawamu setara. Dan Phoebe memperjuangkan itu.

Phoebe tercengang mendengar selama berpisah lima tahun, Angel malah baru menceritakan sekarang bahwasanya sering mengobrol dengan Alvarez. Bahkan katanya pria itu tidak segan-segan bertanya mengenai kabarnya juga melalui Angel. Ia tidak tahu ada banyak rahasia apa lagi yang Alvarez sembunyikan darinya.

Lima tahun belakangan Phoebe menahan diri tidak bertanya pada Amanda mengenai kabar terbaru pria yang masih hinggap dalam hati dan pikiran. Belum ada yang bisa menggantikan sosok Alvarez yang begitu otoriter. Sedangkan pria itu, tanpa ada gengsi bertanya rutin setiap minggu tentang aktivitas yang ia dilakukan.

Sesuai namanya yang berartikan malaikat, Angel memaafkan kesalahan Alvaro. Wanita paruh baya yang sudah tak lagi mengajar sekolah dasar, tidak pernah mencampuri urusan percintaan Phoebe. Putri berharganya berhak bahagia dan Phoebe sangat berarti dalam hidupnya. Sebab berkat putrinya terlahir di dunia cita-cita Angel yang menjadi ibu bisa tergapai. Walau egois harus melakukan proses bayi tabung dulu, Angel tidak pernah menyesal mengandung, melahirkan, menyusui dan membesarkan Phoebe. Tidak menghiraukan caci makian masuk dari tetangga Angel sama sekali tidak mendengar omongan sampah para bedebah tengik yang merasa dirinya paling suci tidak berdosa.

Acara pemberkatan dimulai ketika matahari mulai tenggelam dari peradaban di salah satu halaman belakang gereja di pusat kota Copenhagen. Alvarez memilih di luar gereja karena masih merasa belum pantas masuk ke dalam dan menginjakkan kaki yang penuh dosa, tidak mau mengotori tempat para umat beribadah dan berdoa mengagungkan kebesaran sang pencipta.

"Ketika dua orang menikah, Tuhan menjadi ikatan di antara mereka. Jangan biarkan manusia memisahkan apa yang telah dipersatukan Tuhan." Pendeta memulai pemberkatan dan pengantin saling bergandengan tangan.

Phoebe rasanya ingin melarikan diri menjauhi altar pernikahan. Namun kakinya sama sekali mati rasa, diam di tempat tidak bisa digerakkan. Manik abu-abunya hampir berkaca-kaca memandangi Alvarez terbalut serba putih senada dengan warna gaun pengantinnya. Coraknya memang terkesan norak dan usut punya usut Alvarez memakai pakaian pengantin milik Gennadius juga.

Detik selanjutnya seketika Phoebe linglung dan bingung tidak tahu akan mengucapkan nama belakang nantinya apa. Saliba yang masih kelabu benar adalah ayah kandungnya atau bukan. Atau menyematkan marga Mikhailavrovna merupakan mendiang suami Angel yang selalu Phoebe pakai dari lahir.

Phoebe menarik napas dalam-dalam kala pendeta menyuruh Alvarez mengucapkan janji suci pernikahan setelah ucapannya.

"I Alvarez Ivander Williams, take you, Athanasia Phoebe, for my lawful wife, to have and to hold from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and health, until death do us part."

"I Athanasia Phoebe take you, Alvarez Ivander Williams, for my lawful husband, to have and to hold from this day forward, for better, for worse, for richer, for poorer, in sickness and health, until death do us part."

Tanpa banyak pikir Phoebe dengan gugup mengabaikan dua marga itu setelah Alvarez dengan lantang mengucapkan di depan tamu hadirin.

Para tamu yang datang hanya segelintir orang. Benar-benar privasi dan keluarga besar yang diundang.

Angel sendiri bahkan Phoebe tidak mengundang Ivan, Sherley dan Hans rekan kerjanya. Hari ini dia hanya bilang cuti ada urusan keluarga. Sudah dipastikan mereka semua akan mencak-mencak tidak menghadiri pesta pernikahan dadakan.

Keluarga besar Alvarez terdiri dari nenek kakeknya, Alexa, Amanda, Alvaro yang menggendong Tiffany dan juga Calvin yang tengah mengacungkan dua jari tengah mungilnya dan langsung ditegur oleh Alesha dan putranya yang Phoebe kenal dengan nama Alaska duduk disampingnya mengemut permen kaki. Bahkan keluarga de Rojas yang sudah Phoebe kenal dalam pernikahan Alvaro waktu itu turut hadir dan memberi selamat atas penikahan dadakan ini.

Dan diantara semua tamu hadirin yang terpenting kehadiran orang tua Alvarez— Elina dan Sean datang dan sebelum berjalan anggun di altar, Elina memberikan restu pada Phoebe dan mengucapan terima kasih karena tampil berani membela Alesha di persidangan melawan putra anak presiden.

"Semoga Tuhan memberkati pernikahan kalian bersama dengan banyak cinta dan sukacita." Pendeta mengucapkan selamat penuh makna.

"Selamat atas pernikahan dua insan manusia yang sudah dipertemukan. Semoga Tuhan memberkatimu dengan Kasih-Nya, Kebijaksanaan-Nya, dan Bimbingan-Nya. Tuhan memberkati kalian berdua pada hari ini dengan cinta dan sukacita bersama seumur hidup." Pendeta mengakhiri sesi doa dan dilanjutkan sesi penukaran cincin.

Acara berjalan khidmat dan tenang. Hanya ada sedikit gangguan dari Calvin yang tiba-tiba menjerit kala pengantin tengah berciuman mesra, bocah itu menangis minta dipulangkan ke Amerika. Teguran sopan tidak bisa didengar.

"Sepertinya Calvin tidak menyukaiku sejak pertemuan pertama di lift." Dari altar, Phoebe bergumam dan mendesah pelan setelah Alvaro berhasil menggendong dan membawa pergi Calvin yang sedang tantrum tak karuan.

"Calvin memang tidak suka pada orang baru. Nanti juga bocah kecil itu akan terbiasa. Tapi lihatlah, dia sangat menggemaskan, bukan, iyakan?" tanya Alvarez dengan mimik wajah penuh arti.

Mau tak mau Phoebe mengangguk. Bola mata Calvin mengikuti Amanda secerah biru langit dan tingkah menyebalkan barusan sama seperti tingkah Alvaro.

"Sebaiknya kita pergi dari sini dan membuat bocah menggemaskan dalam versi diri kita."

"Aku gugup." Phoebe menyembunyikan wajah di dada Alvarez yang berdetak seirama dengan jantungnya yang berdebar-debar. Pikirannya membayangkan malam pertama dengan Alvarez yang masih tak menyangka kini menjadi suaminya.

"Lima tahun aku tidak bercinta dengan siapa pun. Aku haus akan seks sekarang. Lima tahun pula aku menahan diri dan sekarang aku sudah sah menjadi suamimu," Alvarez menciumi puncak kepala Phoebe sembari mengelus pundak. "Sesuai dengan prinsip yang selalu kau pegang teguh, sayangku, istri tercintaku, cinta dalam hidupku, aku gugup karena ini pertama kalinya aku akan menghabiskan malam panas di ranjang dengan wanita yang benar-benar aku inginkan."

"Aku takut tidak bisa memuaskanmu."

"Tenang saja, aku akan mengajarimu. Tapi malam ini, biarkan aku yang memuaskanmu, menyerangmu tanpa henti." Tanpa basa-basi Alvarez menggendong ala bridal style dan meninggalkan gereja, menuju hotel tempat mereka memadu kasih.

***

HIDDEN PASSION Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang