Si wanita terus mendesah keras dan juga mengerang terbaring pasrah. Matanya terpejam singkat merasakan hentakan kejantanan seseorang kian mantap dan laju. Dia semakin memperdalam gerakan menusuk dan menembus titik terdalam vaginanya, sehingga si wanita bertambah mengetatkan kedua lengannya erat, memeluk leher pria yang sedang menggagahinya sangat brutal tak seperti biasanya.
"Oh jangan berhenti lakukan seperti itu." erang si wanita menjerit seiring gairahnya yang memuncak.
"Aku mau keluar." Wanita ini tak mau kenikmatan persetubuhan ini berakhir.
Gerakan-gerakan menghujamkan dirinya semakin liar membuatnya ingin pria itu terus memompanya sampai dia terbang ke langit ke tujuh. Rasanya sungguh nikmat.
Sambil mendesah si wanita memcengkram rambut partner seksnya kuat-kuat. Sapuan lidahnya terus mengulum payudaranya dengan jilatan sampai menyedot dan menarik-narik putingnya dengan giginya. Mengirimkan sensasi getaran luar biasa gila ke seluruh aliran sarafnya yang sudah bergetar. Si wanita tahu pikiran pria itu sedang kacau balau dan permainannya tidak seperti biasa. Ada amarah membabi buta dan mata yang menggelap penuh pikiran.
Ketika hendak mau mencium bibir, Alvarez menggelengkan kepala, menolak tak mau menerima. Sudah biasa pria itu mau dia yang mengendalikan permainan seks ini. Si wanita hanya boleh mengangkangkan pahanya selebar mungkin. Dan bodohnya dia terbuai setiap lidah dan kejantanannya mengambil alih seluruh kulitnya.
Alvarez memalingkan muka mendekam ke ceruk lehernya. Dengusan napas pria itu menerpa kulit yang sudah dibasahi oleh keringat. Desahan mereka memburu dan mendesis di sela-sela gigi yang saling gemertak ketika gelombang hasratnya sudah mau sampai. Hingga beberapa menit kemudian, Alvarez mendapat klimaks setelah si wanita pun sudah orgasme lebih dulu.
"Buka mulutmu." Alvarez mendesah tertahan dan si wanita menurut.
Setelah memonyongkan bibirnya, buru-buru ia melepaskan kejantanannya yang menggembul dari inti wanita, dan menancapkan langsung sampai tenggorokan, walau tak sepenuhnya masuk. Alvarez terus mendorong siap menyemburkan benih-benihnya tertelan habis. Si wanita pun menjilat-jilat dan mengulum lama-lama sebab cairan yang disemprotkan tidak habis-habis.
Menit selanjutnya mereka mulai membenarkan pakaian masing-masing. Keduanya tak sampai melucuti pakaian. Mereka bercinta secepat kilat dan hanya membuka pakaian yang diperlukan.
"Kenapa kau tidak pernah mengeluarkannya di dalam?" tanya si wanita yang mulai membenarkan dress berwarna biru dongker turun ke bawah setelah memakai kembali celana dalam. "Aku selalu pasang kontrasepsi setiap tiga bulan sekali jadi masih aman."
"Kenny sebentar lagi sampai." kata Alvarez tidak mau menanggapi hal itu. Jemarinya bergerak cepat menaikkan celana, memasang ikat pinggang, merapikan kemeja hitam dan rambutnya yang agak sedikit kusut serta berantakan. Kemudian mulai beringsut dari sofa.
"Kenapa cara bercintamu aneh sekali. Apa ada yang sedang menganggu—" Alvarez menghentikan derap langkahnya dan berbalik menatap wanita yang berusia lebih tua darinya.
"Memang apa yang kau inginkan? Kau datang ke Moskow untuk menyerahkan tubuhmu. Jangan lupakan hubungan kita terjadi atas dasar mau sama mau." tegas Alvarez berucap mengingatkan sembari mengambil tas selempang mahal dan memberikan pada wanita itu.
Si wanita menghela napas. Sadar bahwa dia bukan kekasih Alvarez yang berhak meminta lebih. Ia hanya sekadar sama-sama melampiaskan nafsu. Statusnya mungkin seperti jalang Alvarez yang lain. Bedanya jika yang lain sekali pakai, dengan si wanita ini Alvarez mau melakukan permainan saling mencelupkan kelamin berulang kali tanpa batasan.
"Kebetulan aku ada pemotretan. Sudah lama kita tidak bermain karena kesibukan masing-masing." Si wanita berdiri dan merapikan tatanan rambut panjangnya yang bergelombang.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN PASSION
RomanceCERITA INI MENGANDUNG UNSUR ADEGAN DEWASA, KEKERASAAN DAN KATA-KATA KASAR. BIJAKLAH DALAM MEMBACA! DARK ROMANCE 21+ | Beberapa orang memiliki rahasia demi menutupi kisah masa lalu. Phoebe seorang pengacara muda cantik jelita menutupi identitas aslin...