"Saya yang menembak Ivan hingga pria brengsek itu tewas."
Alvarez seketika membulat matanya seakan tidak mempercayai pendengarannya. Ia belum mengaku, tapi sudah ada orang yang mengakui. Dan lagi itu bukan suara istrinya.
Phoebe pun sama begitu, tenggorokannya tersekat, ia pikir Alvarez sudah membuka mulut akan membelanya, nyatanya tidak atau belum karena ada suara lain yang tiba-tiba menyambar.
Kemudian Alvarez dan Phoebe serempak menoleh pada sumber suara yang dikenali.
Begitu pria berpakaian seragam polisi bergeser dua kali, muncul Alesha dengan wajah pucat pasi seputih kapas dan ternyata wanita itu juga memegang pistol setelah salah satu tangannya dikeluarkan dari saku.
Napas keduanya sama-sama tertahan, tak sanggup lagi menarik napas saking terperanjat bukan main pada kejadian-kejadian tembakan dua kali beruntun sehingga Ivan tewas, pelaku lain ada di depan mata. Tangan Phoebe masih gemetaran tidak menyangka keahlian menembaknya bisa dipergunakan dalam keadaan mendesak.
Ralat, bukan mendesak, melainkan kekesalan yang sudah melebihi batas kewajaran. Ivan sudah melewati batas moral dalam kamus Phoebe, jadinya wanita itu pun tanpa pikir panjang menembakkan satu peluru memberi pelajaran. Tidak peduli akan resiko merusak citranya sebagai orang yang berkecimpungan di dunia hukum.
Harga diri wanita bagi seorang Phoebe segalanya. Maka dari itu pun salah satu menjadi ia maju sebagai pembela Alesha dipersidangan karena tak suka Nathan memperlakuan Alesha seperti binatang.
Polisi bisa datang karena menerima laporan dari tetangga flat depan Ivan, mengadu ada kegaduhan, tembakan dua kali dan suara ribut-ribut yang tak kunjung selesai. Apartemen yang ditempati tidak mewah, sehingga kalau ada suara-suara terkadang diwajarkan, namun tidak yang seperti itu.
Sehingga karena takut berpikir ada teroris di samping flat, tetangga yang parnoan itu buru-buru melaporkan ke pihak berwajib dan satu polisi di kirimkan cepat lima menit kemudian.
"Rasanya aku hanya satu kali menekan pelatuk." kata Phoebe lirih menjelaskan kepada Alvarez yang tak sengaja matanya bertemu di udara.
Alvarez tidak bersuara karena pecahan kaca masih tersangkut di perut.
Saat pria itu melihat kemunculan Alesha secara mendadak, ada helaan napas lega sebab istrinya yang sering kali membela hukum, tak bisa membayangkan akan pernah masuk penjara seperti apa, dan dia pun secara sukarela mau menyerahkan diri menggantikan istri tercintanya.
"Dan karena begitu gugup saat menodongkan pistol, telunjuk di jariku asal menembak saja dan tak tahu peluruku bersarang menembak bagian mana." lanjut Phoebe membela diri sembari matanya tak luput berpindah dari Alvarez dan mengamati mayat Ivan yang darahnya masih mengalir dari leher.
Entah mengapa Phoebe tak merasa menyesal sama sekali telah menembak si keparat Ivan.
"Tembakan di dada memang berbahaya tapi tak bisa langsung menewaskan orang begitu saja." kata polisi itu yang sampai saat ini belum diketahui namanya ikutan menimpali.
Kini pria baruh baya itu membalikkan badan dan menatap Alesha seorang wanita berpakaian serba biru dongker dengan warna topi senada menutupi bagian wajahnya.
"Lalu apa maksud perkataan Anda tadi; saya yang menembak Ivan hingga pria brengsek itu tewas. Secara tidak langsung Anda mengakui pelaku yang menembak korban di bagian leher." selidik polisi itu tanpa mengindahkan mata sedikit pun.
Polisi tersebut sudah curiga gerak-gerik Alesha sejak awal kedatangan. Setelah tembakan beruntun dua kali terdengar, polisi itu mempercepat langkah dan segera menuju nomor flat Ivan. Tak disangka lokasi sudah kacau. Saat datang Alesha sudah lebih dulu ada. Wanita itu bergeming, berdiri sambil memasukkan kedua tangannya di saku jaket seolah tak terjadi apa-apa dan hanya orang numpang lewat. Lalu saat polisi melangkah mendekati dua orang yang terduduk lemas, matanya meneliti keadaan kamar yang begitu berantakan dan Alesha mundur tapi tak melarikan diri.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN PASSION
RomanceCERITA INI MENGANDUNG UNSUR ADEGAN DEWASA, KEKERASAAN DAN KATA-KATA KASAR. BIJAKLAH DALAM MEMBACA! DARK ROMANCE 21+ | Beberapa orang memiliki rahasia demi menutupi kisah masa lalu. Phoebe seorang pengacara muda cantik jelita menutupi identitas aslin...