Cuaca malam hari ini sedang tidak bagus. Badai salju lebat turun menerjang wilayah Moskow. Melumpuhkan seluruh pusat kota sehingga masyarakat tidak bisa melakukan kegiatan apapun. Terlebih merayakan perayaan tahun baru seperti menyalakan pelepasan kembang api pun dilarang oleh pemerintah.
Oleh sebab itu, Phoebe tidak suka menghabiskan malam liburan pergantian tahun di kota Moskow. Cuaca ekstrem membuat sejumlah wilayah kota itu terpaksa ditutup akibat ketebalan salju.
Dari tadi Phoebe sudah mencoba tidur selama beberapa menit. Entah telah melakukan beberapa kali gerakan pemanasan, berguling ke kanan dan kiri, berulang kali, berusaha tidur, namun sayangnya tidak bisa, usaha memejamkan mata sia-sia. Adanya Alvarez di ruang tengah membuat Phoebe tidak bisa tidur nyenyak. Memejamkan mata pun ia merasa khawatir dan gelisah. Takut bilamana pintunya akan didobrak dan pria itu akan berbuat nekat. Seperti membunuhnya diam-diam. Atau memenggal kepalanya terpisah dari badan. Memutilasinya dengan cara kejam dan menyeramkan. Sikap jahat Alvarez berubah menjadi pembunuh kejam terngiang-ngiang di dalam otaknya.
Berduaan dengan Alvarez, walau berbeda ruangan, tetap saja membuatnya was-was.
Sekali lagi Phoebe mencoba mengosongkan semua pikiran-pikiran mengenai Alvarez. Semenit berhasil. Phoebe bersyukur bisa mulai memejamkan mata.
Dua menit...
Tiga menit...
Empat menit dan menit selanjutnya mulai ada dengkuran halus dan hembusan napas teratur tercipta. Hingga sampai setengah jam kemudian Phoebe sudah terlarut masuk ke alam mimpi.
Sayangnya baik di dunia nyata ataupun alam mimpi, Alvarez selalu berada di mana-mana.
Sejak pertemuan pertama, Phoebe merasa hidupnya tidak lagi tenang. Semua keadaan berubah dalam seketika. Terlebih malam ini Phoebe dihantui ketakutan luar biasa. Biasa pun hari-harinya selalu resah. Namun pertemuan sialan ini semakin meresahkan. Mempercayai adanya setan, Phoebe menyakini raja setan telah hadir dalam wujud Alvarez Williams bertujuan menyeretnya ke gerbang neraka.
Phoebe baru saja mengalami mimpi buruk. Di dalam mimpi tersebut Alvarez tengah mengejarnya di tengah hutan diiringi lolongan hewan malam. Dia terus memanggil-manggil namanya. Yang ditakutkan di mimpi itu adalah Alvarez berhasil menemukan dirinya bersembunyi di dalam gubuk kecil.
Sejauh manapun kau berlari, aku akan selalu berhasil mendapatkanmu,- Begitulah ucapan Alvarez dalam mimpi Phoebe.
Pria itu sama sekali tidak tersenyum. Wajahnya seperti pria psikopat, merabai wajah Phoebe, menilik singkat kemudian tanpa basa-basi mencekik lehernya kuat sampai napas Phoebe tersenggal, dan matanya ditusuk oleh pisau bedah. Sama sekali Alvarez tidak memberikan kesempatan untuk menghirup oksigen dan mukanya memerah dan matanya menangis darah segar.
Buru-buru Phoebe terbangun dengan napas memburu dan berkeringat, setelah Alvarez berubah menjadi abu ditelan udara malam. Tangannya bergerak cepat meraba meja, mengambil segelas air putih di atas nakas. Mimpi itu sangat terasa nyata. Napas Phoebe tersekat di tenggorokannya tidak bisa mengatur napas dengan baik.
Mungkin saja sekelebat mimpi buruk itu pertanda suatu hari nanti bakal terjadi. Sungguh Phoebe sangat ketakutan sekarang. Menginapnya Alvarez dalam apartemennya tentu ada maksud apa-apa. Jantung Phoebe berdebar cepat. Ia takut pria itu sudah mengetahui identitas aslinya. Jika itu terjadi Phoebe tidak bisa membayangkan apa yang bakal pria itu lakukan padanya.
Alvarez tidak akan langsung membunuhnya.
Ada banyak kata andai dalam pikiran Phoebe. Ia tidak bisa berpikir jernih. Andai memang Alvarez sudah mengetahui dia akan membuatnya menderita. Sepanjang hidup harus ada penyiksaan berkali-kali lipat luar biasa sakitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
HIDDEN PASSION
RomanceCERITA INI MENGANDUNG UNSUR ADEGAN DEWASA, KEKERASAAN DAN KATA-KATA KASAR. BIJAKLAH DALAM MEMBACA! DARK ROMANCE 21+ | Beberapa orang memiliki rahasia demi menutupi kisah masa lalu. Phoebe seorang pengacara muda cantik jelita menutupi identitas aslin...